Bukan Krisis atau PHK yang Bikin Kita Miskin, tapi Perampok Uang Tak Kasatmata Ini

Senin, 24 April 2023 - 10:42 WIB
loading...
A A A
Menurut @strategi_bisnis ada dua penyebab inflasi. Pertama, kenaikan permintaan konsumen (demand side). Kenaikan permintaan ini utamanya dipicu kebijakan moneter yang longgar, seperti suku bunga rendah atau bank sentral mencetak uang lebih banyak.

"Kebijakan moneter yg longgar akan bikin mesin ekonomi berputar kencang. Ibaratnya bank sentral menggerojok pasar dg uang yg melimpah ruah. Limpahan uang dari Bank Sentral bikin permintaan pasar melambung. Dan akhirnya akan memicu kenaikan harga alias inflasi. Ekonom pemenang Nobel Milton Friedman bilang: satu2nya penyebab inflasi adalah Bank Sentral,".

Kebijakan moneter bank sentral yang terlalu longgar benar-benar akan ciptakan inflasi yang tak terkendali. Situasi itulah yang terjadi di Amerika dan Eropa dalam lima tahun terakhir.

"Krn itulah bank sentral (termasuk Bank Indonesia) harus presisi dan lihai dlm racik kebijakan moneternya, terutama dlm penentuan tingkat Suku Bunga Bank Indonesia, BI Rate. Instrumen tsb sangat menentukan pergerakan laju inflasi di tanah air".

Penyebab kedua inflasi adalah karena kenaikan harga-harga bahan baku (supply side). Kenaikan harga bahan baku, bisa terjadi karena kenaikan harga BBM, kelangkaan bahan baku utama, penguatan dolar, atau juga kerena biaya distribusi yang mahal.

Pemerintah dan bank Indonesia harus menjaga agar inflasi di bawah 4%. Negara-negara sendiri maju punya target di bawah 2%. Saat angka inflasi tembus 5% seperti tahun lalu, maka dampaknya buruk bagi pegawai yang gajinya stagnan dan pas-pasan.



"Dg inflasi antara 3 sd 5%, maka idealnya kenaikan penghasilan Anda tiap tahun minimal 10%. Syukur bisa 15 atau 20%. Kalau penghasilan kita hanya naik 5% tiap tahun, maka literally kita bisa makin berasa miskin," pungkas @strategi_bisnis.

(uka)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1173 seconds (0.1#10.140)