Dirut Berdikari Terancam Dipecat Buntut Kepemilikan Senpi

Jum'at, 05 Mei 2023 - 18:14 WIB
loading...
Dirut Berdikari Terancam Dipecat Buntut Kepemilikan Senpi
Direktur Utama (Dirut) PT Berdikari (Persero), Harry Warganegara. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Investigasi kejadian meletusnya pistol kaliber 32 battle army milik Direktur Utama (Dirut) PT Berdikari, Harry Warganegara , masih berlangsung. Proses investigasi dimaksudkan untuk mengetahui maksud dan tujuan kepemilikan senjata api (senpi) tersebut.

Terkait hal ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir , memastikan akan memecat Harry Warganegara sebagai orang nomor satu di jajaran struktural BUMN Berdikari, jika yang bersangkutan terbukti salah.

Adapun poin kesalahan merujuk pada maksud dan tujuan Harry menggunakan senjata api. Jika pistol kaliber 32 battle army yang dibawa dan hanya menakuti masyarakat saja, maka dia akan dipecat. "Jika terbukti bawa senjata buat nakutin publik, itu selesai lah (dipecat)," tukas Erick dalam Special Dialogue, IDX Channel, dikutip Jumat (5/5/2023).

Sebagaimana ramai diberitakan, kepemilikan senjata api tersebut menjadi sorotan setelah meletus di Bandara Sultan Hasanudin, Makassar, pada 17 April 2023. Kala itu Harry sedang melakukan perjalanan dinas untuk meninjau pasokan pangan di Sulawesi Selatan.



Erick menyayangkan sikap Harry karena membawa senjata api saat melakukan kunjungan kerja ke daerah. Menurut dia, tindakan itu tidak perlu dilakukan oleh seorang petinggi BUMN. Sikap itu juga bertolak belakang dengan filosofi BUMN yakni AKHLAK, di mana perusahaan negara harus mengutamakan pelayanan publik.

"Menterinya saja tidak bawa senjata, fungsinya apa? apakah ini menakut-nakuti, saya pikir tidak perlu lah. Kita ini dengan filosofi AKHLAK di BUMN itu kan melayani, konsepnya sekarang kita melayani, bukan dengan menutup dan arogansi," tegas Erick.



Dia menekankan bahwa BUMN harus memosisikan diri sebagai pelayan publik di samping menjadi perusahaan milik negara yang bisa memberi keuntungan bagi negara. "Kita bekerja keras buat negara karena hasilnya, keuntungannya diberikan ke negara, tapi pelayanan semuanya ke publik," tandas Ketua Umum PSSI itu.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1184 seconds (0.1#10.140)