Profil CEO Dropbox Drew Houston yang Baru PHK 500 Karyawan, Hartanya Rp23,4 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Profil CEO Dropbox Drew Houston sempat menjadi perbincangan pekan lalu. Hal ini menyusul keputusan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 500 karyawan Dropbox atau sekitar 16% dari total pegawai.
Ihwal PHK di perusahaan penyedia layanan penyimpanan berbasis awan (cloud storage) tersebut diumumkan langsung oleh Houston selaku pendiri dan CEO Dropbox melalui unggahan dalam situs resminya, Kamis (27/4/2023).
Dia menyebut bisnis Dropbox memang masih menghasilkan keuntungan. Namun, pertumbuhan cloud yang menjadi bisnis inti perusahaan terus melambat karena tantangan dari penurunan ekonomi global yang memberi tekanan pada pelanggan.
Alhasil, beberapa investasinya yang menguntungkan tidak lagi berkelanjutan. Langkah pemangkasan karyawan dilakukan perusahaan untuk memotong biaya di tengah perlambatan pertumbuhan cloud.
Namun, pada saat yang sama perusahaan akan merekrut karyawan baru untuk mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).
"Kami telah mendatangkan bakat hebat di bidang ini (AI) selama beberapa tahun terakhir dan kami akan membutuhkan lebih banyak lagi," kata pria kelahiran 4 Maret 1983, dilansir Reuters, Sabtu (29/4).
Pada akhir tahun 2022, Dropbox tercatat memiliki 3.118 karyawan, 2.583 di antaranya berlokasi di Amerika Serikat (AS). Demi fokus ke proyek AI, perusahaan telah mengalihkan beberapa karyawan dari satu tim ke tim lain. Namun, tetap saja dibutuhkan lebih banyak pekerja dengan kemampuan tertentu terutama dalam AI dan pengembangan produk tahap awal.
Sebagai catatan, Dropbox sendiri selama ini dikenal sebagai perusahaan penyedia layanan penyimpanan dan berbagi file berbasis cloud.
Layanan ini diakses lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di 180 negara. Dropbox bermarkas di San Francisco, California, AS dan memiliki 12 kantor di berbagai negara.
Ihwal PHK di perusahaan penyedia layanan penyimpanan berbasis awan (cloud storage) tersebut diumumkan langsung oleh Houston selaku pendiri dan CEO Dropbox melalui unggahan dalam situs resminya, Kamis (27/4/2023).
Dia menyebut bisnis Dropbox memang masih menghasilkan keuntungan. Namun, pertumbuhan cloud yang menjadi bisnis inti perusahaan terus melambat karena tantangan dari penurunan ekonomi global yang memberi tekanan pada pelanggan.
Alhasil, beberapa investasinya yang menguntungkan tidak lagi berkelanjutan. Langkah pemangkasan karyawan dilakukan perusahaan untuk memotong biaya di tengah perlambatan pertumbuhan cloud.
Namun, pada saat yang sama perusahaan akan merekrut karyawan baru untuk mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).
"Kami telah mendatangkan bakat hebat di bidang ini (AI) selama beberapa tahun terakhir dan kami akan membutuhkan lebih banyak lagi," kata pria kelahiran 4 Maret 1983, dilansir Reuters, Sabtu (29/4).
Pada akhir tahun 2022, Dropbox tercatat memiliki 3.118 karyawan, 2.583 di antaranya berlokasi di Amerika Serikat (AS). Demi fokus ke proyek AI, perusahaan telah mengalihkan beberapa karyawan dari satu tim ke tim lain. Namun, tetap saja dibutuhkan lebih banyak pekerja dengan kemampuan tertentu terutama dalam AI dan pengembangan produk tahap awal.
Sebagai catatan, Dropbox sendiri selama ini dikenal sebagai perusahaan penyedia layanan penyimpanan dan berbagi file berbasis cloud.
Layanan ini diakses lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di 180 negara. Dropbox bermarkas di San Francisco, California, AS dan memiliki 12 kantor di berbagai negara.