Impor RI Turun 25,45% pada April, BPS: Pola Sama dalam 3 Tahun Terakhir

Senin, 15 Mei 2023 - 14:57 WIB
loading...
Impor RI Turun 25,45%...
BPS mencatat nilai impor Indonesia di bulan April mencapai USD15,35 miliar, turun 25,45% dibanding Maret 2023. Foto/SINDOnews/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Kinerja ekspor maupun impor Indonesia pada April 2023 menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia di bulan April mencapai USD15,35 miliar, turun 25,45% dibanding Maret 2023.

"Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan impor bulan April memiliki pola yang sama, yaitu tren menurun dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi, dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (15/5/2023).

Menurut dia, pertumbuhan impor April 2023 secara year-on-year/yoy melanjutkan penurunan setelah sempat menguat pada Januari 2023.

Lebih lanjut Imam menerangkan, impor minyak dan gas (migas) April 2023 tercatat mencapai USD2,96 miliar atau turun 1,98% dibandingkan Maret 2023.

Penurunan impor migas ini dikarenakan turunnya minyak mentah sebesar 4,15%, dan hasil minyak sebesar 0,42%, dan gas sebesar 4,67%.



Sementara itu, untuk impor nonmigas April 2023 tercatat senilai USD12,39 miliar atau turun sebesar 29,48% dibandingkan Maret 2023.

Penurunan impor nonmigas pada April 2023 didorong oleh beberapa komoditas. Seperti mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya sebesar USD820,1 juta atau turun 32,01%. Sedangkan peningkatan terbesar adalah ampas dan industri makanan sebesar USD73,2 juta atau meningkat 22,48%.

Menurut golongan penggunaan barang, beber Imam, nilai impor Januari–April 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan.



Mulai dari golongan bahan baku/penolong senilai USD6,818 juta atau turun 11,52% hingga barang konsumsi USD174,5 juta atau turun 2,77%. Namun, barang modal justru meningkat sebesar USD720,9 juta atau naik 6,51%.

"Sementara dilihat dari negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada April 2023, didominasi oleh tiga negara yaitu Tiongkok USD4,14 miliar (32,41%), Jepang USD 0,99 miliar (7,95%), Amerika Serikat yaitu USD 0,62 miliar (5,33%)," urainya.

(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1608 seconds (0.1#10.140)