Pandemi Bikin Wirausahawan Belia Gunakan Model Bisnis Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) mencatat, terdapat 31% para wirausahawan menggunakan model bisnis baru saat pandemi Covid-19. Para wirausahawan tersebut adalah anak-anak muda berusia 16-35 tahun.
Kepala Agenda Regional Asia Pasifik WEF, Joo-Ok Lee, mengatakan model baru yang digunakan kalangan wirausahawan muda tersebut dengan memanfaatkan internet atau teknologi baru. Model bisnis itu, kata Lee, untuk mempertahankan bisnis mereka pada saat pandemi Covid-19 berlangsung.
Catatan itu merupakan hasil survei WEF yang dirilis pada hari ini (23/7/2020). Lee menyebut setidaknya terdapat 68.574 responden anak muda yang berasal dari enam negara anggota ASEAN yang dilibatkan dalam survei itu. ( Baca juga:Pembiayaan Sektor UKM Didukung Ekosistem Digital )
“Laporan ini menganalisa tantangan yang dihadapi kelompok muda ASEAN selama periode pembatasan sosial dan mengeksplorasi cara mereka bereaksi terhadap disrupsi atau gangguan yang disebabkan oleh pandemi,” ujar Joo-Ok Lee dalam Webinar peluncuran hasil survei WEF, Jakarta, Kamis (23/7/2020).
Dalam survei itu, sebanyak 31% anak muda menggunakan bisnis model yang baru untuk meningkatkan pendapatan. Sementara, ada 64% responden pelajar dan mahasiswa mengatakan mereka menggunakan internet sebagai alat belajar lebih aktif selama pandemi Covid-19.
Lee juga mengatakan, dalam kondisi pandemi keberadaan internet dan infrastruktur digital sangat dibutuhkan, khususnya untuk menjalankan model bisnis baru. Karena itu, pemerintah dari negara-negara anggota ASEAN perlu mengadakan infrastruktur digital yang cepat dan murah.
Anak muda, lanjut Lee, selain menerapkan bisnis baru, mereka juga memanfaatkan internet untuk mengebangkan ketrampilan baru mereka, berpikir kreatif, dan belajar hal-hal baru.
"Dengan bekerja dan belajar jarak jauh selama periode pembatasan sosial, mereka juga menunjukkan kemampuan untuk adaptasi terhadap tantangan baru secara signifikan meningkatkan adopsi digital. Belajar keterampilan baru, berpikir secara kreatif dan membangun model bisnis yang baru,” ujarnya.
Kepala Agenda Regional Asia Pasifik WEF, Joo-Ok Lee, mengatakan model baru yang digunakan kalangan wirausahawan muda tersebut dengan memanfaatkan internet atau teknologi baru. Model bisnis itu, kata Lee, untuk mempertahankan bisnis mereka pada saat pandemi Covid-19 berlangsung.
Catatan itu merupakan hasil survei WEF yang dirilis pada hari ini (23/7/2020). Lee menyebut setidaknya terdapat 68.574 responden anak muda yang berasal dari enam negara anggota ASEAN yang dilibatkan dalam survei itu. ( Baca juga:Pembiayaan Sektor UKM Didukung Ekosistem Digital )
“Laporan ini menganalisa tantangan yang dihadapi kelompok muda ASEAN selama periode pembatasan sosial dan mengeksplorasi cara mereka bereaksi terhadap disrupsi atau gangguan yang disebabkan oleh pandemi,” ujar Joo-Ok Lee dalam Webinar peluncuran hasil survei WEF, Jakarta, Kamis (23/7/2020).
Dalam survei itu, sebanyak 31% anak muda menggunakan bisnis model yang baru untuk meningkatkan pendapatan. Sementara, ada 64% responden pelajar dan mahasiswa mengatakan mereka menggunakan internet sebagai alat belajar lebih aktif selama pandemi Covid-19.
Lee juga mengatakan, dalam kondisi pandemi keberadaan internet dan infrastruktur digital sangat dibutuhkan, khususnya untuk menjalankan model bisnis baru. Karena itu, pemerintah dari negara-negara anggota ASEAN perlu mengadakan infrastruktur digital yang cepat dan murah.
Anak muda, lanjut Lee, selain menerapkan bisnis baru, mereka juga memanfaatkan internet untuk mengebangkan ketrampilan baru mereka, berpikir kreatif, dan belajar hal-hal baru.
"Dengan bekerja dan belajar jarak jauh selama periode pembatasan sosial, mereka juga menunjukkan kemampuan untuk adaptasi terhadap tantangan baru secara signifikan meningkatkan adopsi digital. Belajar keterampilan baru, berpikir secara kreatif dan membangun model bisnis yang baru,” ujarnya.
(uka)