King Mswati III: Raja yang Menolak Utang China demi Taiwan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sosok King Mswati III mungkin tampak asing bagi masyarakat umum. Dia adalah raja negara Eswatini yang pernah menolak penawaran utang China .
Eswatini adalah sebuah negara kecil di selatan Afrika . Letaknya berada di antara Afrika Selatan dan Mozambik. Dulunya, negara berbentuk kerajaan ini bernama Swaziland.
Pada pemerintahannya, Eswatini sekarang dipimpin oleh King Mswati III. Tercatat, dia telah menjadi raja sejak tahun 1986 silam.
Mengutip Britannica, Mswati III memiliki gelar Pangeran Maskhosetive (Raja Segala Bangsa). Dalam riwayat pendidikannya, dia sempat belajar di Swaziland sebelum akhirnya pindah ke Sherborne School, Inggris.
Ayahnya meninggal pada tahun 1982. Namun, dia harus menunggu sampai dewasa untuk bisa menggantikannya.
Sempat terjadi perebutan kekuasaan, Mswati III mengambil mahkota ketika berusia 18 tahun. Dia dinobatkan pada 25 April 1986 dan masih memimpin sampai sekarang.
Meski masih sangat muda, Mswati III dengan cepat mengkonsolidasikan kekuasaannya. Seiring waktu, dia banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang kerap kali menjadi sorotan. Dari sekian banyak, salah satunya adalah ketika menolak tawaran utang dari China. Padahal, sejumlah negara Afrika lain diketahui telah banyak menerima bantuan dari Beijing dari waktu ke waktu.
China adalah mitra dagang terbesar sejumlah negara Afrika. Beberapa negara di kawasan ini bahkan memiliki ketergantungan yang cukup besar pada utang Beijing.
Akan tetapi, ternyata ada negara yang tidak menginginkan bantuan China dan telah menolak penawaran utangnya. Dia adalah Eswatini yang dulunya bernama Swaziland.
Eswatini adalah sebuah negara kecil di selatan Afrika . Letaknya berada di antara Afrika Selatan dan Mozambik. Dulunya, negara berbentuk kerajaan ini bernama Swaziland.
Pada pemerintahannya, Eswatini sekarang dipimpin oleh King Mswati III. Tercatat, dia telah menjadi raja sejak tahun 1986 silam.
Profil King Mswati III
Mswati III lahir di Manzini, Swaziland. Dia merupakan putra dari Raja Sobhuza II dan salah satu istrinya yang bernama Ntombi Twala.Mengutip Britannica, Mswati III memiliki gelar Pangeran Maskhosetive (Raja Segala Bangsa). Dalam riwayat pendidikannya, dia sempat belajar di Swaziland sebelum akhirnya pindah ke Sherborne School, Inggris.
Ayahnya meninggal pada tahun 1982. Namun, dia harus menunggu sampai dewasa untuk bisa menggantikannya.
Sempat terjadi perebutan kekuasaan, Mswati III mengambil mahkota ketika berusia 18 tahun. Dia dinobatkan pada 25 April 1986 dan masih memimpin sampai sekarang.
Meski masih sangat muda, Mswati III dengan cepat mengkonsolidasikan kekuasaannya. Seiring waktu, dia banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang kerap kali menjadi sorotan. Dari sekian banyak, salah satunya adalah ketika menolak tawaran utang dari China. Padahal, sejumlah negara Afrika lain diketahui telah banyak menerima bantuan dari Beijing dari waktu ke waktu.
Menolak Utang China
China adalah mitra dagang terbesar sejumlah negara Afrika. Beberapa negara di kawasan ini bahkan memiliki ketergantungan yang cukup besar pada utang Beijing.
Akan tetapi, ternyata ada negara yang tidak menginginkan bantuan China dan telah menolak penawaran utangnya. Dia adalah Eswatini yang dulunya bernama Swaziland.