Harga Minyak Melonjak Karena Persediaan Minyak AS Tidak Sesuai Harapan
loading...
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah melonjak pada perdagangan Rabu (29/4/2020), menyusul laporan yang menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat yang tidak sesuai dengan harapan.
Melansir dari Reuters, harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Juni, melonjak 14,1% menjadi USD14,08 per barel. Harga minyak internasional, Brent bertambah 4,15% menjadi USD21,31 per barel.
Harga minyak bergerak naik setelah data American Petroleum Institute pada Selasa kemarin, melaporkan persediaan minyak mentah AS bertambah 10 juta barel dalam sepekan hingga 24 April, menjadi 510 juta barel. Namun jumlah tersebut tidak sesuai ekspektasi, yaitu 10,6 juta barel.
Kekurangan 600.000 barel membuat harga minyak WTI dan Brent melonjak. Namun, harga minyak saat ini masih rentan untuk terus menguat.
"Harga minyak masih sangat lemah. Harga akan menguat bila benar-benar produksi turun supaya dapat mengurangi tekanan terhadap pasar. Karena pasokan minyak saat ini mendekati kapasitas penuh," terang Elena Nadtotchi, wakil presiden Moody's Investors Service.
Elena menambahkan harus ada penyesuaian pasokan untuk membantu menyeimbangkan pasar. Keseimbangan pasar dan memulihnya permintaan yang bisa membuat kenaikan harga minyak.
Moody's lantas memprediksi harga minyak WTI tahun ini akan mencapai USD30 per barel dan tahun depan USD40 per barel. Untuk Brent, ia memprediksi harga rata-rata USD35 per barel di 2020 dan USD45 per barel pada 2021.
Harga minyak terus bergerak liar belakangan ini, karena investor terus mengamati menurunnya permintaan dan meningkatnya persediaan. Pandemi Covid-19 telah memaksa negara-negara di seluruh dunia menutup kegiatan sehingga berdampak terhadap ekonomi, yang berdampak pada lesunya permintaan.
Lihat Juga: 5 Jurusan Kuliah Favorit yang Lulusannya Banyak Diterima Kerja di Pertamina, Segini Gajinya
Melansir dari Reuters, harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Juni, melonjak 14,1% menjadi USD14,08 per barel. Harga minyak internasional, Brent bertambah 4,15% menjadi USD21,31 per barel.
Harga minyak bergerak naik setelah data American Petroleum Institute pada Selasa kemarin, melaporkan persediaan minyak mentah AS bertambah 10 juta barel dalam sepekan hingga 24 April, menjadi 510 juta barel. Namun jumlah tersebut tidak sesuai ekspektasi, yaitu 10,6 juta barel.
Kekurangan 600.000 barel membuat harga minyak WTI dan Brent melonjak. Namun, harga minyak saat ini masih rentan untuk terus menguat.
"Harga minyak masih sangat lemah. Harga akan menguat bila benar-benar produksi turun supaya dapat mengurangi tekanan terhadap pasar. Karena pasokan minyak saat ini mendekati kapasitas penuh," terang Elena Nadtotchi, wakil presiden Moody's Investors Service.
Elena menambahkan harus ada penyesuaian pasokan untuk membantu menyeimbangkan pasar. Keseimbangan pasar dan memulihnya permintaan yang bisa membuat kenaikan harga minyak.
Moody's lantas memprediksi harga minyak WTI tahun ini akan mencapai USD30 per barel dan tahun depan USD40 per barel. Untuk Brent, ia memprediksi harga rata-rata USD35 per barel di 2020 dan USD45 per barel pada 2021.
Harga minyak terus bergerak liar belakangan ini, karena investor terus mengamati menurunnya permintaan dan meningkatnya persediaan. Pandemi Covid-19 telah memaksa negara-negara di seluruh dunia menutup kegiatan sehingga berdampak terhadap ekonomi, yang berdampak pada lesunya permintaan.
Lihat Juga: 5 Jurusan Kuliah Favorit yang Lulusannya Banyak Diterima Kerja di Pertamina, Segini Gajinya
(bon)