Awas! Kuota Gas Melon 3 Kg Bakal Jebol Jadi 8,22 Juta Metrik Ton Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Emma Sri Martini memperkirakan, bahwa penyaluran LPG 3 Kg akan melebihi kuota tahun ini yang telah ditetapkan yakni 8 juta metrik ton (MT).
"Jadi betul sekali apa yang tadi disampaikan Dirjen progrosa 2023 apabila tidak terdapat kebijakan penyesuaian untuk pengendalian penerima LPG, memang diproyeksikan akan mencapai kuota atau bahkan melebihi kuota," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI bersama dengan Dirjen Migas dan Pertamina, Rabu (14/6/2023).
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution menjelaskan, penyaluran LPG PSO year to date (YTD) pada Mei 2023 meningkat 5% apabila dibandingkan dengan Mei 2022. "Ini juga kita sudah buat seasonabilitynya sehingga prognosa kami di akhir nanti Desember 2023 akan over 2,7 persen," lanjutnya.
Alfian menuturkan, kendati secara volume penyaluran gas melon akan jebol, namun prognosa biaya subsidi tahun ini justru akan lebih rendah. Perlu diketahui alokasi nilai subsidi pada 2023 sebesar Rp117,84 triliun, sementara realisasi hingga Mei mencapai Rp34,01 triliun.
Lanjutnya hingga akhir tahun penyaluran subsidi LPG 3 Kg bisa mencapai Rp85,45 triliun.
"Artinya, masih ada kelebihan dipa untuk LPG 2023. Ini yang jadi usulan kami untuk prognosa 2023 yang akan kita over 2,7 persen artinya prognosa 2023 kami bukan 8 juta metrik ton, tapi realisasinya akan bergeser ke 8,2 juta metrik ton LPG-nya. Kalau ditanya dipa ada kelebihan Rp32 triliun ini mungkin bisa mengkompensasi yang selisih 2,7 persen over kuota LPG tersebut," tukasnya.
Lebih lanjut Alfian menuturkan, daerah-daerah yang mengalami kelebihan kuota hampir di seluruh marketing operation region (MOR) Pertamina."Sumbagut, Sumbagsel, Jawa Bagian Barat, DKI juga Kalimantan, Sulawesi, Jawa Bagian Timur, Jatimbalinus, Kalimantan, Sulawesi, dan totalnya sekitar 2,8 persen," tutupnya.
"Jadi betul sekali apa yang tadi disampaikan Dirjen progrosa 2023 apabila tidak terdapat kebijakan penyesuaian untuk pengendalian penerima LPG, memang diproyeksikan akan mencapai kuota atau bahkan melebihi kuota," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI bersama dengan Dirjen Migas dan Pertamina, Rabu (14/6/2023).
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution menjelaskan, penyaluran LPG PSO year to date (YTD) pada Mei 2023 meningkat 5% apabila dibandingkan dengan Mei 2022. "Ini juga kita sudah buat seasonabilitynya sehingga prognosa kami di akhir nanti Desember 2023 akan over 2,7 persen," lanjutnya.
Alfian menuturkan, kendati secara volume penyaluran gas melon akan jebol, namun prognosa biaya subsidi tahun ini justru akan lebih rendah. Perlu diketahui alokasi nilai subsidi pada 2023 sebesar Rp117,84 triliun, sementara realisasi hingga Mei mencapai Rp34,01 triliun.
Lanjutnya hingga akhir tahun penyaluran subsidi LPG 3 Kg bisa mencapai Rp85,45 triliun.
"Artinya, masih ada kelebihan dipa untuk LPG 2023. Ini yang jadi usulan kami untuk prognosa 2023 yang akan kita over 2,7 persen artinya prognosa 2023 kami bukan 8 juta metrik ton, tapi realisasinya akan bergeser ke 8,2 juta metrik ton LPG-nya. Kalau ditanya dipa ada kelebihan Rp32 triliun ini mungkin bisa mengkompensasi yang selisih 2,7 persen over kuota LPG tersebut," tukasnya.
Lebih lanjut Alfian menuturkan, daerah-daerah yang mengalami kelebihan kuota hampir di seluruh marketing operation region (MOR) Pertamina."Sumbagut, Sumbagsel, Jawa Bagian Barat, DKI juga Kalimantan, Sulawesi, Jawa Bagian Timur, Jatimbalinus, Kalimantan, Sulawesi, dan totalnya sekitar 2,8 persen," tutupnya.
(akr)