Industri Air Minum Dalam Kemasan Diprediksi Tumbuh 3-4% pada Semester I 2023
loading...
A
A
A
Kristiono, agen AMDK galon di daerah Ciangsana, Bogor juga menyampaikan, hal yang sama. Menurutnya, penjualan AMDK di tempatnya mengalami kenaikan sekitar 4% pada medio tahun ini. “Ada kenaikan sekitar 4 persenan,” ungkapnya.
Begitu juga pemilik toko grosir dan eceran AMDK di daerah Cisalak Depok, Ucok Batubara mengatakan, ada kenaikan penjualan AMDK sekitar 3 persenan di tokonya. “Kenaikan tetap ada, cuma baru sekitar 3 persenan,” tukasnya.
Rachmat menambahkan, AMDK merupakan industri yang terus bertumbuh dan menyerap lebih dari 40.000 tenaga kerja langsung dan ratusan ribu dengan multiplier effectnya.
Dia melanjutkan, AMDK merupakan bagian dari industri pengolahan, khususnya makanan dan minuman (mamin) dan merupakan salah satu industri utama penunjang Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar. Pada 2022 lalu, industri mamin menyumbang 6,23% pada PDB.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut peluang bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) masih besar. Laju pertumbuhan industri minuman, khususnya air minum dalam kemasan terus meningkat.
Diperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) yang di dalamnya terdapat AMDK, akan tetap tumbuh. Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Edy Sutopo mengatakan, kontribusi industri mamin termasuk AMDK terhadap PDB industri pengolahan non-migas tergolong tinggi, termasuk nilai ekspor dan serapan investasinya baik PMA maupun PMDN.
Begitu juga pemilik toko grosir dan eceran AMDK di daerah Cisalak Depok, Ucok Batubara mengatakan, ada kenaikan penjualan AMDK sekitar 3 persenan di tokonya. “Kenaikan tetap ada, cuma baru sekitar 3 persenan,” tukasnya.
Rachmat menambahkan, AMDK merupakan industri yang terus bertumbuh dan menyerap lebih dari 40.000 tenaga kerja langsung dan ratusan ribu dengan multiplier effectnya.
Dia melanjutkan, AMDK merupakan bagian dari industri pengolahan, khususnya makanan dan minuman (mamin) dan merupakan salah satu industri utama penunjang Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar. Pada 2022 lalu, industri mamin menyumbang 6,23% pada PDB.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut peluang bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) masih besar. Laju pertumbuhan industri minuman, khususnya air minum dalam kemasan terus meningkat.
Diperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) yang di dalamnya terdapat AMDK, akan tetap tumbuh. Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Edy Sutopo mengatakan, kontribusi industri mamin termasuk AMDK terhadap PDB industri pengolahan non-migas tergolong tinggi, termasuk nilai ekspor dan serapan investasinya baik PMA maupun PMDN.
(akr)