10 Perusahaan Pertahanan Teratas di Dunia pada Tahun 2023, No 1 Cetak Pendapatan Rp984,6 T
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasar industri pertahanan global telah tumbuh dari USD535 miliar menjadi USD577 miliar antara tahun 2022 dan 2023. Kontraktor pertahanan menjadi penerima manfaat terbesar, dimana Pengeluaran militer global telah tumbuh sebesar 19% sejak 2013 hingga mencapai rekor tertinggi sebesar USD2.240 miliar pada tahun 2022.
Pengeluaran militer menyumbang 2,2% dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Sebagian besar belanja pertahanan pada tahun lalu didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina , dimana Eropa mengalami peningkatan paling tajam yakni 13% dibandingkan tahun 2021.
Timur Tengah juga mengalami pertumbuhan belanja pertahanan sebesar 3,2% ketika Arab Saudi kembali ke daftar lima negara dengan belanja militer teratas dunia, setelah menghabiskan USD75 miliar tahun itu. Angka mengejutkan ini dirilis oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dalam laporannya tahun 2022.
Ledakan pasar pertahanan kemungkinan akan berlanjut dengan ukuran industri yang diperkirakan bisa mencapai USD700 miliar pada tahun 2027. Beberapa penerima manfaat utama dari lonjakan pengeluaran pertahanan termasuk perusahaan seperti Raytheon Technologies Corporation (NYSE: RTX) yang laba operasinya meningkat sebesar 9% antara tahun 2021 dan 2022.
Lockheed Martin Corporation (NYSE: LMT) mendapatkan kontrak dari Departemen Pertahanan AS (DoD) senilai USD45,68 miliar pada tahun 2022 – yang hampir setara 70% dari pendapatan tahunannya.
Ada juga China North Industries Group Corporation Limited, dan Aviation Industry Corporation of China, yang juga dikenal sebagai AVIC, merupakan kontraktor utama yang mendapat keuntungan dari peningkatan pengeluaran di tahun sebelumnya.
China adalah pembelanja militer terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), dan sebagian besar persenjataannya bersumber dari industri di dalam negeri. Pada tahun 2022, Beijing menghabiskan sekitar USD292 miliar untuk pengeluaran pertahanan, menurut SIPRI.
Setidaknya ada 10 kontraktor pertahanan teratas di dunia, yang dalam menentukan peringkat menggunakan dua metrik sebagai pertimbangan. Yakni pendapatan tahunan 2022 dari perusahaan yang berada di industri pertahanan, dan nilai moneter dari kontrak yang telah mereka terima dari Departemen Pertahanan AS (DoD) selama 2022.
30% bobot ditetapkan untuk pendapatan tahunan, sedangkan 70% untuk kontrak DoD. Amerika Serikat adalah pembelanja militer terbesar di dunia dan menyumbang hampir 40% dari semua pengeluaran pertahanan secara global.
AS juga juga merupakan rumah bagi beberapa perusahaan manufaktur kedirgantaraan dan persenjataan terbesar yang memenuhi kebutuhan pengadaan militer modern di seluruh dunia dengan senjata canggih terbaru. Oleh karena itu, kontrak DoD diberi bobot yang lebih besar saat membuat daftar ini daripada volume pendapatan.
Untuk informasi tentang kontrak DoD, dipakai data dari USASpending.gov. Namun tidak ada data publik yang tersedia tentang kontrak perusahaan pertahanan China dengan pemerintah mereka sendiri atau asing. Berikut daftar 10 kontraktor pertahanan teratas di dunia:
Kontrak DoD 2022: USD-
Konglomerat pembuat kapal asal China yakni China State Shipbuilding Corporation Limited (CSSC), adalah salah satu dari 10 kontraktor pertahanan teratas di dunia. Mereka termasuk dalam jajaran raksasa produsen kapal di dunia.
Pada tahun 2022, CSSC mencatat pendapatan lebih dari USD50 miliar. Perusahaan membangun kapal tidak hanya untuk keperluan angkatan laut, tetapi juga sipil. Angkatan Laut China mendapatkan kapal perang dan kapal tambahannya dari CSSC.
Kontrak DoD 2022: USD -
Didirikan pada tahun 2002, China Electronics Technology Group adalah perusahaan milik negara di China dengan lebih dari 150.000 karyawan. Mereka adalah salah satu perusahaan besar di China di bidang elektronik pertahanan dan keamanan.
Produk pertahanan utamanya antara lain radar, sistem informasi elektronik terintegrasi, dan sistem peringatan dini. Perusahaan mencatat pendapatan lebih dari USD55 miliar pada tahun 2022.
Kontrak DoD 2022: USD -
Perusahaan kedirgantaraan multinasional asal Eropa, Airbus SE, berada di urutan berikutnya. Perusahaan memiliki divisi yang fokus pada pengembangan produk pertahanan dan luar angkasa, yang disebut Airbus Defense and Space.
Airbus adalah kontraktor utama untuk Future Combat Air System (FCAS) Eropa. Perusahaan juga menawarkan beragam produk seperti pesawat tempur Eurofighter Typhoon; pesawat angkut CN235, C295, dan A400M; serta transportasi tanker multi-peran A330.
Kontrak DoD 2022: USD13,36 miliar
Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) melaporkan peningkatan pendapatan secara tahunan sebesar 2,6% dan laba operasinya naik 0,9% pada tahun 2022. Perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan multinasional Amerika ini adalah salah satu produsen persenjataan terbesar di dunia.
Mereka masuk dalam daftar perusahaan Fortune 500 di peringkat 113. Northrop Grumman Corporation adalah produsen B-21 Raider, pembom strategis yang saat ini sedang dikembangkan untuk digunakan oleh Angkatan Udara AS.
Kontrak DoD 2022: USD -
Perusahaan Industri Penerbangan China atau AVIC, adalah salah satu kontraktor pertahanan terbesar di China. Mereka merupakan perusahaan milik negara yang memiliki lebih dari seratus anak perusahaan.
AVIC adalah induk dari Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG), yang telah memproduksi salah satu senjata tercanggih di China – jet tempur generasi kelima J-20 untuk menyaingi F-35 milik Lockheed Martin Corporation (NYSE:LMT).
Selain itu, CAIG AVIC juga telah membangun JF-17 Thunder yang sangat terkenal, bekerja sama dengan Pakistan. AVIC menjadi sorotan pada awal tahun ini, usai dikabarkan mengirim suku cadang jet tempur Su-35 senilai USD1,2 juta ke Rusia pada Oktober 2022 selama perang di Ukraina.
Kontrak DoD 2022: USD–
China North Industries Group Corporation Limited adalah kontraktor pertahanan terbesar di dunia dalam hal pendapatan pada tahun 2022, menghasilkan penjualan lebih dari USD81 miliar. Didirikan pada tahun 1980, perusahaan melakukan bisnis secara global sebagai Norinco Group.
Sedangkan di China, mereka umumnya dikenal sebagai China Ordinance Industries Group Corporation Limited. Perusahaan mengkhususkan diri dalam pembuatan tank dan peluru artileri, senjata api, meriam, pesawat terbang, kendaraan udara tak berawak, radar, rudal, dan roket.
Kontrak DoD 2022: USD21,1 miliar
General Dynamics Corporation (NYSE:GD) menjadi salah satu kontraktor pertahanan utama di dunia pada tahun 2023. Tercatat terjadi peningkatan penjualan sebesar 2,4% dan laba operasi 1,2% pada tahun 2022.
Mereka juga merupakan penerima kontrak Departemen Pertahanan (DoD) terbesar ketiga pada tahun itu. Unit bisnisnya, General Dynamics Information Technology (GDIT), memenangkan kontrak senilai USD908 juta dari DoD untuk mendukung TI dan sistem jaringan di Eropa yang dioperasikan oleh Angkatan Udara AS.
Pada Januari 2023, Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan mengirim 31 tank Abrams buatan General Dynamics Corporation (NYSE:GD) ke Ukraina untuk mengusir invasi Rusia.
Kontrak DoD 2022: USD14,7 miliar
The Boeing Company (NYSE:BA) mencatat pendapatan lebih dari USD66,6 miliar pada tahun 2022 dan menerima pesanan senilai USD14,7 miliar dari DoD. Badan Pertahanan Rudal memberi Boeing kontrak senilai USD5 miliar untuk Program Pertahanan Midcourse Berbasis Darat yang bertujuan untuk mempertahankan Amerika Serikat dari rudal balistik jarak jauh dan menengah.
Di sisi lain seperti diketahui, Boeing telah menelan kerugian sejak 2019 setelah 737 Max dilarang terbang, imbas dua kecelakaan pesawat yang menewaskan 346 orang.
Kontrak DoD 2022: USD25,3 miliar
Raytheon Technologies Corporation (NYSE:RTX) adalah konglomerat kedirgantaraan dan pertahanan yang berkantor pusat di Virginia. Raytheon merupakan kontraktor pertahanan federal terbesar kedua di Amerika Serikat setelah Lockheed Martin Corporation (NYSE:LMT).
Pada tahun 2022, perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar USD67 miliar – tertinggi untuk perusahaan pertahanan Amerika-. Laba usaha Raytheon juga naik 9,2% dibandingkan tahun lalu.
Kontrak DoD 2022: USD45,67 miliar
Lockheed Martin Corporation (NYSE:LMT) adalah kontraktor pertahanan nomor satu di dunia. Tercatat mereka mencetak pendapatan hampir USD66 miliar atau setara Rp984,6 triliun (kurs Rp14.923 per USD) pada tahun 2022, di mana lebih dari USD45 miliar (Rp681,6 triliun) yang dihasilkan dari pesanan oleh Departemen Pertahanan AS.
Lockheed Martin merupakan pabrikan jet tempur siluman generasi kelima, F-35, yang kemungkinan akan tetap menjadi landasan militer AS selama beberapa dekade mendatang. Awal tahun ini, Pentagon memberikan kontrak modifikasi senilai USD7,8 miliar kepada Lockheed Martin Corporation untuk 126 pesawat F-35, yang merupakan indikasi bahwa perusahaan tersebut juga akan tetap menjadi salah satu kontraktor pertahanan teratas di dunia pada tahun 2023.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
Pengeluaran militer menyumbang 2,2% dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Sebagian besar belanja pertahanan pada tahun lalu didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina , dimana Eropa mengalami peningkatan paling tajam yakni 13% dibandingkan tahun 2021.
Timur Tengah juga mengalami pertumbuhan belanja pertahanan sebesar 3,2% ketika Arab Saudi kembali ke daftar lima negara dengan belanja militer teratas dunia, setelah menghabiskan USD75 miliar tahun itu. Angka mengejutkan ini dirilis oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dalam laporannya tahun 2022.
Ledakan pasar pertahanan kemungkinan akan berlanjut dengan ukuran industri yang diperkirakan bisa mencapai USD700 miliar pada tahun 2027. Beberapa penerima manfaat utama dari lonjakan pengeluaran pertahanan termasuk perusahaan seperti Raytheon Technologies Corporation (NYSE: RTX) yang laba operasinya meningkat sebesar 9% antara tahun 2021 dan 2022.
Lockheed Martin Corporation (NYSE: LMT) mendapatkan kontrak dari Departemen Pertahanan AS (DoD) senilai USD45,68 miliar pada tahun 2022 – yang hampir setara 70% dari pendapatan tahunannya.
Ada juga China North Industries Group Corporation Limited, dan Aviation Industry Corporation of China, yang juga dikenal sebagai AVIC, merupakan kontraktor utama yang mendapat keuntungan dari peningkatan pengeluaran di tahun sebelumnya.
China adalah pembelanja militer terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), dan sebagian besar persenjataannya bersumber dari industri di dalam negeri. Pada tahun 2022, Beijing menghabiskan sekitar USD292 miliar untuk pengeluaran pertahanan, menurut SIPRI.
Setidaknya ada 10 kontraktor pertahanan teratas di dunia, yang dalam menentukan peringkat menggunakan dua metrik sebagai pertimbangan. Yakni pendapatan tahunan 2022 dari perusahaan yang berada di industri pertahanan, dan nilai moneter dari kontrak yang telah mereka terima dari Departemen Pertahanan AS (DoD) selama 2022.
30% bobot ditetapkan untuk pendapatan tahunan, sedangkan 70% untuk kontrak DoD. Amerika Serikat adalah pembelanja militer terbesar di dunia dan menyumbang hampir 40% dari semua pengeluaran pertahanan secara global.
AS juga juga merupakan rumah bagi beberapa perusahaan manufaktur kedirgantaraan dan persenjataan terbesar yang memenuhi kebutuhan pengadaan militer modern di seluruh dunia dengan senjata canggih terbaru. Oleh karena itu, kontrak DoD diberi bobot yang lebih besar saat membuat daftar ini daripada volume pendapatan.
Untuk informasi tentang kontrak DoD, dipakai data dari USASpending.gov. Namun tidak ada data publik yang tersedia tentang kontrak perusahaan pertahanan China dengan pemerintah mereka sendiri atau asing. Berikut daftar 10 kontraktor pertahanan teratas di dunia:
10. China State Shipbuilding Corporation Limited
Pendapatan 2022: USD53,6 miliarKontrak DoD 2022: USD-
Konglomerat pembuat kapal asal China yakni China State Shipbuilding Corporation Limited (CSSC), adalah salah satu dari 10 kontraktor pertahanan teratas di dunia. Mereka termasuk dalam jajaran raksasa produsen kapal di dunia.
Pada tahun 2022, CSSC mencatat pendapatan lebih dari USD50 miliar. Perusahaan membangun kapal tidak hanya untuk keperluan angkatan laut, tetapi juga sipil. Angkatan Laut China mendapatkan kapal perang dan kapal tambahannya dari CSSC.
9. China Electronics Technology Group
Pendapatan 2022: USD55,4 miliarKontrak DoD 2022: USD -
Didirikan pada tahun 2002, China Electronics Technology Group adalah perusahaan milik negara di China dengan lebih dari 150.000 karyawan. Mereka adalah salah satu perusahaan besar di China di bidang elektronik pertahanan dan keamanan.
Produk pertahanan utamanya antara lain radar, sistem informasi elektronik terintegrasi, dan sistem peringatan dini. Perusahaan mencatat pendapatan lebih dari USD55 miliar pada tahun 2022.
8. Airbus SE
Pendapatan 2022: USD58,76 miliarKontrak DoD 2022: USD -
Perusahaan kedirgantaraan multinasional asal Eropa, Airbus SE, berada di urutan berikutnya. Perusahaan memiliki divisi yang fokus pada pengembangan produk pertahanan dan luar angkasa, yang disebut Airbus Defense and Space.
Airbus adalah kontraktor utama untuk Future Combat Air System (FCAS) Eropa. Perusahaan juga menawarkan beragam produk seperti pesawat tempur Eurofighter Typhoon; pesawat angkut CN235, C295, dan A400M; serta transportasi tanker multi-peran A330.
7. Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC)
Pendapatan 2022: USD36,6 miliarKontrak DoD 2022: USD13,36 miliar
Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) melaporkan peningkatan pendapatan secara tahunan sebesar 2,6% dan laba operasinya naik 0,9% pada tahun 2022. Perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan multinasional Amerika ini adalah salah satu produsen persenjataan terbesar di dunia.
Mereka masuk dalam daftar perusahaan Fortune 500 di peringkat 113. Northrop Grumman Corporation adalah produsen B-21 Raider, pembom strategis yang saat ini sedang dikembangkan untuk digunakan oleh Angkatan Udara AS.
6. Aviation Industry Corporation of China
Pendapatan 2022: USD79,3 miliarKontrak DoD 2022: USD -
Perusahaan Industri Penerbangan China atau AVIC, adalah salah satu kontraktor pertahanan terbesar di China. Mereka merupakan perusahaan milik negara yang memiliki lebih dari seratus anak perusahaan.
AVIC adalah induk dari Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG), yang telah memproduksi salah satu senjata tercanggih di China – jet tempur generasi kelima J-20 untuk menyaingi F-35 milik Lockheed Martin Corporation (NYSE:LMT).
Selain itu, CAIG AVIC juga telah membangun JF-17 Thunder yang sangat terkenal, bekerja sama dengan Pakistan. AVIC menjadi sorotan pada awal tahun ini, usai dikabarkan mengirim suku cadang jet tempur Su-35 senilai USD1,2 juta ke Rusia pada Oktober 2022 selama perang di Ukraina.
5. China North Industries Group Corporation Limited
Pendapatan 2022: USD81,7 miliarKontrak DoD 2022: USD–
China North Industries Group Corporation Limited adalah kontraktor pertahanan terbesar di dunia dalam hal pendapatan pada tahun 2022, menghasilkan penjualan lebih dari USD81 miliar. Didirikan pada tahun 1980, perusahaan melakukan bisnis secara global sebagai Norinco Group.
Sedangkan di China, mereka umumnya dikenal sebagai China Ordinance Industries Group Corporation Limited. Perusahaan mengkhususkan diri dalam pembuatan tank dan peluru artileri, senjata api, meriam, pesawat terbang, kendaraan udara tak berawak, radar, rudal, dan roket.
4. General Dynamics Corporation (NYSE: GD)
Pendapatan 2022: USD39,4 miliarKontrak DoD 2022: USD21,1 miliar
General Dynamics Corporation (NYSE:GD) menjadi salah satu kontraktor pertahanan utama di dunia pada tahun 2023. Tercatat terjadi peningkatan penjualan sebesar 2,4% dan laba operasi 1,2% pada tahun 2022.
Mereka juga merupakan penerima kontrak Departemen Pertahanan (DoD) terbesar ketiga pada tahun itu. Unit bisnisnya, General Dynamics Information Technology (GDIT), memenangkan kontrak senilai USD908 juta dari DoD untuk mendukung TI dan sistem jaringan di Eropa yang dioperasikan oleh Angkatan Udara AS.
Pada Januari 2023, Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan mengirim 31 tank Abrams buatan General Dynamics Corporation (NYSE:GD) ke Ukraina untuk mengusir invasi Rusia.
3. The Boeing Company (NYSE: BA)
Pendapatan 2022: USD66,6 miliarKontrak DoD 2022: USD14,7 miliar
The Boeing Company (NYSE:BA) mencatat pendapatan lebih dari USD66,6 miliar pada tahun 2022 dan menerima pesanan senilai USD14,7 miliar dari DoD. Badan Pertahanan Rudal memberi Boeing kontrak senilai USD5 miliar untuk Program Pertahanan Midcourse Berbasis Darat yang bertujuan untuk mempertahankan Amerika Serikat dari rudal balistik jarak jauh dan menengah.
Di sisi lain seperti diketahui, Boeing telah menelan kerugian sejak 2019 setelah 737 Max dilarang terbang, imbas dua kecelakaan pesawat yang menewaskan 346 orang.
2. Raytheon Technologies Corporation (NYSE: RTX )
Pendapatan 2022: USD67 miliarKontrak DoD 2022: USD25,3 miliar
Raytheon Technologies Corporation (NYSE:RTX) adalah konglomerat kedirgantaraan dan pertahanan yang berkantor pusat di Virginia. Raytheon merupakan kontraktor pertahanan federal terbesar kedua di Amerika Serikat setelah Lockheed Martin Corporation (NYSE:LMT).
Pada tahun 2022, perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar USD67 miliar – tertinggi untuk perusahaan pertahanan Amerika-. Laba usaha Raytheon juga naik 9,2% dibandingkan tahun lalu.
1. Lockheed Martin Corporation (NYSE: LMT)
Pendapatan 2022: USD65,9 miliarKontrak DoD 2022: USD45,67 miliar
Lockheed Martin Corporation (NYSE:LMT) adalah kontraktor pertahanan nomor satu di dunia. Tercatat mereka mencetak pendapatan hampir USD66 miliar atau setara Rp984,6 triliun (kurs Rp14.923 per USD) pada tahun 2022, di mana lebih dari USD45 miliar (Rp681,6 triliun) yang dihasilkan dari pesanan oleh Departemen Pertahanan AS.
Lockheed Martin merupakan pabrikan jet tempur siluman generasi kelima, F-35, yang kemungkinan akan tetap menjadi landasan militer AS selama beberapa dekade mendatang. Awal tahun ini, Pentagon memberikan kontrak modifikasi senilai USD7,8 miliar kepada Lockheed Martin Corporation untuk 126 pesawat F-35, yang merupakan indikasi bahwa perusahaan tersebut juga akan tetap menjadi salah satu kontraktor pertahanan teratas di dunia pada tahun 2023.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
(akr)