Tekanan AS Masih Kuat, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.185

Senin, 07 Agustus 2023 - 16:35 WIB
loading...
Tekanan AS Masih Kuat, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.185
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan Senin (7/8/2023). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (7/8/2023), turun 10 poin di level Rp15.185 dari penutupan sebelumnya di Rp15.170.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS dalam posisi defensif pada hari Senin setelah laporan pekerjaan AS yang beragam memberikan sedikit keyakinan arah dan karena fokus pasar beralih ke data inflasi dari dua ekonomi terbesar dunia yang akan dirilis minggu ini.

"Perekonomian AS menambahkan pekerjaan lebih sedikit dari yang diharapkan pada bulan Juli, data pada hari Jumat menunjukkan, tetapi mencatat kenaikan upah yang solid dan penurunan tingkat pengangguran," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (7/8/2023).



Sementara dolar jatuh ke level terendah satu minggu terhadap sekeranjang mata uang setelah data kerugian dibatasi karena laporan tersebut menunjuk ke pasar tenaga kerja yang masih ketat menunjukkan Federal Reserve mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Dari sentimen internal, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2023 mencapai 5,17% (YoY). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama 2023 yang sebesar 5,03% yoy.

Sedangkan secara kuartal ke kuartal (Q to Q) terjadi pertumbuhan sebesar 3,86%. Pada kuartal kedua 2023 tercatat Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp5.226,7 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp3.075,7 triliun.

Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut tercermin dari sisi pengeluaran, di mana seluruh komponen mencatat pertumbuhan positif, termasuk belanja pemerintah yang mengalami kontraksi selama empat triwulan berturut-turut di tahun 2022. Walaupun di tengah perekonomian global yang diperkirakan melambat dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan. Perekonomian Indonesia secara meyakinkan tumbuh 5,17%.

Selain itu, konsumsi rumah tangga, dengan besaran lebih dari separuh perekonomian Indonesia, tumbuh 4,54% secara tahunan (year on year/yoy) di triwulan pertama 2023, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Selanjutnya pertumbuhan investasi melambat di triwulan pertama 2023, dengan pertumbuhan hanya 2,11% yoy, atau menurun dari 3,33% yoy di triwulan sebelumnya.



Namun, perbankan domestik menunjukkan indikator yang relatif kuat ditopang oleh likuiditas yang cukup memadai dan kualitas aset yang baik. Pada April 2023, rasio NPL (non performing loan) masih stabil di level 2,53%.

Sementara itu, pada Juli 2023, inflasi tercatat sebesar 3,08% yoy, turun ke level terendahnya dalam 16 bulan terakhir seiring dengan tekanan inflasi yang surut lebih cepat dari yang diperkirakan. Di sisi lain, surplus neraca perdagangan terus menurun sejak tahun lalu dan sekarang hanya tercatat sebesar USD7,8 miliar di triwulan kedua 2023 akibat normalisasi harga komoditas global.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif cenderung melemah di rentang Rp15.170 - Rp15.230.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1644 seconds (0.1#10.140)