Erick Thohir Ajak Swasta Kolaborasi Buat Blue Print Pertumbuhan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak swasta bersama dengan perusahaan pelat merah membuat blue print terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nantinya, cetak biru itu direkomendasikan ke pemerintah.
Dari blue print tersebut akan menjadi referensi pemerintah saat merumuskan kebijakan. Dengan begitu, aturan yang diterbitkan pemerintah juga berpihak pada pebisnis.
"Blue print ini yang bisa kita usulkan juga ke pemerintah, supaya pemerintah harus pro bisnis, jangan membikin aturan aturan tambahan pun yang akhirnya mengikat kita," ujar Erick di acara forum sinergi BUMN-Swasta, Senin (14/8/2023).
Menurut dia Indonesia harus memiliki cetak biru secara mandiri dan tidak tergantung negara lain, seperti China atau Amerika Serikat (AS). Sebab itu, BUMN terbuka dengan pihak swasta untuk sama-sama merumuskan cetak biru yang dimaksud.
"Nah, inilah saya rasa kolaborasi yang harus kita bangun. China dan AS bisa, kenapa kita tidak bisa. Jangan karena non-blok, kita tidak punya blue print. Blue print Indonesia harus kita bikin. Private sector bersama kami, ayo sama-sama," ucapnya.
Konsistensi pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjut Erick, merupakan hal luar biasa jika disandingkan dengan realita ketidakpastian ekonomi global. Pun saat dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya.
Erick mencontohkan tekanan berat yang dialami China meski mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,15 persen atau inflasi tinggi yang menghantam negara-negara di Eropa. Pun halnya dengan Amerika Serikat (AS) dengan kebijakan kapitalismenya.
"Indonesia incorporation itu kita semua yang harus memastikan keberpihakan kita kepada negara kita harus terjadi. Ekonomi tumbuh, kesejahteraan juga, tinggal apa kebijakan yang kita mau cari," tutur dia.
Dari blue print tersebut akan menjadi referensi pemerintah saat merumuskan kebijakan. Dengan begitu, aturan yang diterbitkan pemerintah juga berpihak pada pebisnis.
"Blue print ini yang bisa kita usulkan juga ke pemerintah, supaya pemerintah harus pro bisnis, jangan membikin aturan aturan tambahan pun yang akhirnya mengikat kita," ujar Erick di acara forum sinergi BUMN-Swasta, Senin (14/8/2023).
Menurut dia Indonesia harus memiliki cetak biru secara mandiri dan tidak tergantung negara lain, seperti China atau Amerika Serikat (AS). Sebab itu, BUMN terbuka dengan pihak swasta untuk sama-sama merumuskan cetak biru yang dimaksud.
"Nah, inilah saya rasa kolaborasi yang harus kita bangun. China dan AS bisa, kenapa kita tidak bisa. Jangan karena non-blok, kita tidak punya blue print. Blue print Indonesia harus kita bikin. Private sector bersama kami, ayo sama-sama," ucapnya.
Konsistensi pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjut Erick, merupakan hal luar biasa jika disandingkan dengan realita ketidakpastian ekonomi global. Pun saat dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya.
Erick mencontohkan tekanan berat yang dialami China meski mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,15 persen atau inflasi tinggi yang menghantam negara-negara di Eropa. Pun halnya dengan Amerika Serikat (AS) dengan kebijakan kapitalismenya.
"Indonesia incorporation itu kita semua yang harus memastikan keberpihakan kita kepada negara kita harus terjadi. Ekonomi tumbuh, kesejahteraan juga, tinggal apa kebijakan yang kita mau cari," tutur dia.
(nng)