China Sembunyikan Data Pengangguran Kaum Mudanya, Ada Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - China ketakutan dengan data pengangguran kaum muda di negaranya. Pasalnya, data pengangguran ini dianggap bisa melemahkan kepercayaan investor global di China.
Untuk mencegah pelemahan itu, mulai hari ini, Selasa (15/8/2023), China menangguhkan publikasi data pengangguran kaum mudanya. Mereka berdalih, penangguhan itu dilakukan karena perlu meninjau metodologi di balik tolok ukur.
"Ekonomi dan masyarakat terus berkembang dan berubah. Pekerjaan statistik membutuhkan perbaikan terus-menerus", kata Fu Linghui, juru bicara Biro Statistik Nasional (NBS), dikutip dari BBC, Selasa (15/8/2023).
Menurut Fu, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah mahasiswa terus bertambah dan tanggung jawab utama siswa saat ini adalah belajar. Masyarakat memiliki pandangan berbeda tentang apakah siswa yang mencari pekerjaan sebelum lulus harus dimasukkan dalam survei dan statistik angkatan kerja.
"Masalah ini, serta definisi rentang usia yang saat ini ditetapkan pada 16-24, memerlukan penelitian lebih lanjut," kata Fu, ditulis Reuters.
Reuters melaporkan, dalam beberapa bulan terakhir, China telah membatasi akses pengguna asing ke beberapa pendaftaran perusahaan dan jurnal akademik, serta menindak perusahaan uji tuntas yang beroperasi di negara tersebut.
"Menurunnya ketersediaan data makro dapat semakin melemahkan kepercayaan investor global di China," kata Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura, seraya menambahkan bahwa pengangguran kaum muda diperkirakan akan meningkat pada bulan Juli.
Pada bulan Juni, tingkat pengangguran China untuk usia 16 hingga 24 tahun di daerah perkotaan mencapai rekor tertinggi, lebih dari 20%. Bank sentral China telah memotong biaya pinjaman dalam upaya untuk membantu mendorong pertumbuhan.
Angka resmi yang diterbitkan pada hari Selasa menunjukkan tingkat pengangguran keseluruhan China telah meningkat menjadi 5,3% pada bulan Juli. China sendiri tidak memberikan batas waktu untuk penangguhan data pengangguran kaum mudanya.
Untuk mencegah pelemahan itu, mulai hari ini, Selasa (15/8/2023), China menangguhkan publikasi data pengangguran kaum mudanya. Mereka berdalih, penangguhan itu dilakukan karena perlu meninjau metodologi di balik tolok ukur.
"Ekonomi dan masyarakat terus berkembang dan berubah. Pekerjaan statistik membutuhkan perbaikan terus-menerus", kata Fu Linghui, juru bicara Biro Statistik Nasional (NBS), dikutip dari BBC, Selasa (15/8/2023).
Menurut Fu, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah mahasiswa terus bertambah dan tanggung jawab utama siswa saat ini adalah belajar. Masyarakat memiliki pandangan berbeda tentang apakah siswa yang mencari pekerjaan sebelum lulus harus dimasukkan dalam survei dan statistik angkatan kerja.
"Masalah ini, serta definisi rentang usia yang saat ini ditetapkan pada 16-24, memerlukan penelitian lebih lanjut," kata Fu, ditulis Reuters.
Reuters melaporkan, dalam beberapa bulan terakhir, China telah membatasi akses pengguna asing ke beberapa pendaftaran perusahaan dan jurnal akademik, serta menindak perusahaan uji tuntas yang beroperasi di negara tersebut.
"Menurunnya ketersediaan data makro dapat semakin melemahkan kepercayaan investor global di China," kata Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura, seraya menambahkan bahwa pengangguran kaum muda diperkirakan akan meningkat pada bulan Juli.
Pada bulan Juni, tingkat pengangguran China untuk usia 16 hingga 24 tahun di daerah perkotaan mencapai rekor tertinggi, lebih dari 20%. Bank sentral China telah memotong biaya pinjaman dalam upaya untuk membantu mendorong pertumbuhan.
Angka resmi yang diterbitkan pada hari Selasa menunjukkan tingkat pengangguran keseluruhan China telah meningkat menjadi 5,3% pada bulan Juli. China sendiri tidak memberikan batas waktu untuk penangguhan data pengangguran kaum mudanya.
(uka)