Baru Salurkan Pinjaman Rp640,48 Triliun, Asosiasi Pinjol Geber Literasi Keuangan

Senin, 21 Agustus 2023 - 10:56 WIB
loading...
Baru Salurkan Pinjaman Rp640,48 Triliun, Asosiasi Pinjol Geber Literasi Keuangan
AFPI terus melakukan edukasi soal pinjol. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia ( AFPI ) mencatat agregat pinjaman yang telah disalurkan oleh peer-to-peer (P2P) lending baru mencapai Rp640,48 triliun per Juni 2023.



"Fintech Lending hingga Juni 2023 baru dapat memberikan total pinjaman sebesar Rp640,48 triliun kepada 115,8 juta borrower," ungkap Ketua Bidang Edukasi, Literasi dan Riset AFPI Entjik S. Djafar falam keterangan tertulis, dikutip Senin (21/8/2023).

Dia mengatakan pihaknya mencoba untuk aktif melakukan sosialisasi mengenai peran dan fungsi fintech lending di Tanah Air untuk mengajak masyarakat mengenali lebih jauh peran dan fungsi fintech lending atau biasa dikenal dengan pinjaman online ( pinjol ).

Salah satu upayanya adalah dengan menggelar Fintech Sport Days sebagai upaya memajukan industri fintech lending melalui silaturahmi bersama regulator, asosiasi, penyelenggara fintech lending dan penyelenggara dari ekosistem pendukung.

"Melalui kegiatan olahraga Fintech Sport Day, diharapkan dapat menjangkau masyarakat luas sekaligus membuka networking antar-penyelenggara fintech dan ekosistem pendukung," ujar Entjik.

Menurutnya, sosialisasi kepada masyarakat dilakukan agar ada peningkatan literasi keuangan sehingga tidak ada lagi korban fintech lending ilegal alias pinjol bodong.

"Berdasarkan data OJK, sejak 2017 sampai dengan 31 Juli 2023, Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Waspada Investasi/SWI) telah menghentikan 5.450 entitas pinjaman online ilegal," jelasnya.

Dia juga menerangkan, kebutuhan masyarakat akan pembiayaan terlihat sangat besar. Data OJK menyebutkan, unbanked people sebanyak 132 juta individu dan unbanked UMKM sebanyak 46,6 juta.



"Berdasarkan hasil riset EY, total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 diproyeksikan akan mencapai Rp4.300 triliun dengan kemampuan suplai hanya Rp1.900 triliun. Artinya terdapat selisih atau gap sebesar Rp2.400 triliun dari total kebutuhan pembiayaan," pungkasnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2004 seconds (0.1#10.140)