Tegas! Menteri ESDM Minta Blok Masela Nyembur 1 Januari 2030
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan Lapangan Abadi, Blok Masela harus bisa produksi 1 Januari 2030. Hal itu sejalan dengan mengejar target produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari di 2030.
"Jadi 2030 tanggal 1 sudah harus onstream, kalau makin lama nggak dapet duit. Kemarin janjinya 2027 tiba-tiba Shell cabut habis itu Covid ya oke lah, ada sedikit kita consider sampai 2030 tanggal 1 Januari," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (1/9/2023).
Dia mengatakan, apabila pada 2030 proyek tersebut belum juga onstream maka Plan of Development (POD) harus dievaluasi. "Kita evaluasi POD-nya dan harus komit dong dengan syarat dan POD-nya," tegas Arifin.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya mengungkapkan bahwa Inpex menargetkan Blok Masela onstream pada 2032 mendatang mundur dari target pada 2027.
Sebagaimana diketahui, Pertamina saat ini memegang hak partisipasi di Blok Masela sebesar 20 persen dan Petronas sebesar 15 persen menggantikan posisi Shell di blok tersebu. Sementara sisanya 65 persen masih dipegang oleh Inpex, perusahaan minyak asal Jepang.
"Jadi 2030 tanggal 1 sudah harus onstream, kalau makin lama nggak dapet duit. Kemarin janjinya 2027 tiba-tiba Shell cabut habis itu Covid ya oke lah, ada sedikit kita consider sampai 2030 tanggal 1 Januari," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (1/9/2023).
Dia mengatakan, apabila pada 2030 proyek tersebut belum juga onstream maka Plan of Development (POD) harus dievaluasi. "Kita evaluasi POD-nya dan harus komit dong dengan syarat dan POD-nya," tegas Arifin.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya mengungkapkan bahwa Inpex menargetkan Blok Masela onstream pada 2032 mendatang mundur dari target pada 2027.
Sebagaimana diketahui, Pertamina saat ini memegang hak partisipasi di Blok Masela sebesar 20 persen dan Petronas sebesar 15 persen menggantikan posisi Shell di blok tersebu. Sementara sisanya 65 persen masih dipegang oleh Inpex, perusahaan minyak asal Jepang.
(nng)