Terus Meluas, Luhut Sebut RI Berencana Hilirisasi Pasir Silika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan hilirisasi terus diperluas oleh pemerintah. Terkini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa pemerintah berencana melakukan hilirisasi pasir silika untuk menunjang pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
Luhut mengatakan, hilirisasi pasir silika akan digunakan untuk membangun industri fotovoltaik hingga semikonduktor. Luhut optimistis, dengan cara ini Indonesia tidak perlu lagi mengekspor bahan mentah ke luar negeri untuk diproses menjadi peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi bersih.
"Anda tahu kita punya banyak silika. Jadi nanti kita akan membangun fotovoltaik, kemudian panel surya, kemudian pada akhirnya mungkin kita bisa membangun semikonduktor," ujar Luhut di acara "Indonesia Sustainability Forum 2023" di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).
Luhut yakin dengan sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) yang dimiliki, lalu dengan proses hilirisasi, Indonesia akan jadi lebih kompetitif. "Jangan biarkan lagi hanya mengekspor bahan mentah," tandasnya.
Untuk kepentingan itu, Luhut mengaku telah mengundang investor untuk bekerja sama. Dia mengakui, Indonesia belum bisa melakukan hilirisasi secara mandiri. Untuk itu, kata dia, Indonesia harus memberikan kepercayaan kepada investor untuk bersama-sama mengembangkan hilirisasi.
Luhut mengatakan, dirinya telah mengunjungi produsen serat kaca terbesar di dunia asal China, Jushi. Dia mengaku telah meminta perusahaan multinasional yang berbasis di Kota Tongxiang tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.
"Indonesia memiliki pasir silika yang menjadi bahan baku dasar industri serat kaca. Dengan demikian, investasi Jushi juga akan turut mendukung hilirisasi industri," ujarnya.
Lihat Juga: Riset INDEF Sebut Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga
Luhut mengatakan, hilirisasi pasir silika akan digunakan untuk membangun industri fotovoltaik hingga semikonduktor. Luhut optimistis, dengan cara ini Indonesia tidak perlu lagi mengekspor bahan mentah ke luar negeri untuk diproses menjadi peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi bersih.
"Anda tahu kita punya banyak silika. Jadi nanti kita akan membangun fotovoltaik, kemudian panel surya, kemudian pada akhirnya mungkin kita bisa membangun semikonduktor," ujar Luhut di acara "Indonesia Sustainability Forum 2023" di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).
Luhut yakin dengan sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) yang dimiliki, lalu dengan proses hilirisasi, Indonesia akan jadi lebih kompetitif. "Jangan biarkan lagi hanya mengekspor bahan mentah," tandasnya.
Untuk kepentingan itu, Luhut mengaku telah mengundang investor untuk bekerja sama. Dia mengakui, Indonesia belum bisa melakukan hilirisasi secara mandiri. Untuk itu, kata dia, Indonesia harus memberikan kepercayaan kepada investor untuk bersama-sama mengembangkan hilirisasi.
Luhut mengatakan, dirinya telah mengunjungi produsen serat kaca terbesar di dunia asal China, Jushi. Dia mengaku telah meminta perusahaan multinasional yang berbasis di Kota Tongxiang tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.
"Indonesia memiliki pasir silika yang menjadi bahan baku dasar industri serat kaca. Dengan demikian, investasi Jushi juga akan turut mendukung hilirisasi industri," ujarnya.
Lihat Juga: Riset INDEF Sebut Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga
(fjo)