Wapres Sebut Pasar Tanah Abang Jadi Fakta Menyedihkan Era Disrupsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyoroti sepinya pasar Tanah Abang akibat tergerus pasar digital. Pasalnya, di era digital saat ini banyak pedagang mulai meninggalkan cara-cara konvensional. Sehingga, disrupsi ekonomi menjadi keniscayaan yang tak terelakkan.
"Belum lama kita disuguhi fakta menyedihkan, yaitu pasar konvensional, seperti Pasar Tanah Abang, tergerus oleh pasar digital," ungkap Wapres dalam sambutannya pada Ijtima' Sanawi (Annual Meeting) Dewan Pengawas Syariah XIX 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Wapres pun mengatakan bahwa disrupsi menjadi tantangan ekonomi global saat ini. Kemajuan teknologi digital dan inovasi merupakan faktor pendorong utama. Pelaku ekonomi yang tidak menyesuaikan diri akan terkena dampaknya.
Padahal, kata Wapres, hampir semua pelaku di pasar konvensional adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Oleh karenanya, mesti segera dilakukan langkah penyadaran kepada para pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk menyiapkan diri dan terus adaptif dengan dinamika zaman, termasuk menghadapi tantangan disrupsi," kata dia.
Lebih lanjut, Wapres mengatakan tantangan disrupsi ini juga menerjang sektor ekonomi dan keuangan syariah. Oleh sebab itu, para pelaku di sektor ini juga harus sigap untuk memitigasi dan mengantisipasinya.
"Kita patut bersyukur, sektor unggulan ekonomi dan keuangan syariah justru mencatatkan berbagai capaian positif dalam beberapa tahun terakhir," kata Wapres.
Wapres pun mengatakan keunikan, sifat inklusif dan universalitas ekonomi syariah mampu menawarkan alternatif pilihan dalam menjalankan ekonomi. Meskipun, capaian positif tersebut sesungguhnya masih belum memadai dibandingkan potensi dan kekuatan ekonomi syariah nasional.
"Untuk itu, perlu penyesuaian diri terhadap tantangan disrupsi tersebut, sembari terus mengejar tantangan lainnya, yaitu minimnya literasi. Literasi merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi salah satu kunci untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah nasional," pungkasnya.
"Belum lama kita disuguhi fakta menyedihkan, yaitu pasar konvensional, seperti Pasar Tanah Abang, tergerus oleh pasar digital," ungkap Wapres dalam sambutannya pada Ijtima' Sanawi (Annual Meeting) Dewan Pengawas Syariah XIX 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Wapres pun mengatakan bahwa disrupsi menjadi tantangan ekonomi global saat ini. Kemajuan teknologi digital dan inovasi merupakan faktor pendorong utama. Pelaku ekonomi yang tidak menyesuaikan diri akan terkena dampaknya.
Padahal, kata Wapres, hampir semua pelaku di pasar konvensional adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Oleh karenanya, mesti segera dilakukan langkah penyadaran kepada para pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk menyiapkan diri dan terus adaptif dengan dinamika zaman, termasuk menghadapi tantangan disrupsi," kata dia.
Lebih lanjut, Wapres mengatakan tantangan disrupsi ini juga menerjang sektor ekonomi dan keuangan syariah. Oleh sebab itu, para pelaku di sektor ini juga harus sigap untuk memitigasi dan mengantisipasinya.
"Kita patut bersyukur, sektor unggulan ekonomi dan keuangan syariah justru mencatatkan berbagai capaian positif dalam beberapa tahun terakhir," kata Wapres.
Wapres pun mengatakan keunikan, sifat inklusif dan universalitas ekonomi syariah mampu menawarkan alternatif pilihan dalam menjalankan ekonomi. Meskipun, capaian positif tersebut sesungguhnya masih belum memadai dibandingkan potensi dan kekuatan ekonomi syariah nasional.
"Untuk itu, perlu penyesuaian diri terhadap tantangan disrupsi tersebut, sembari terus mengejar tantangan lainnya, yaitu minimnya literasi. Literasi merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi salah satu kunci untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah nasional," pungkasnya.
(nng)