Dampak Perang Hamas vs Israel, Menteri Iran: Harga Minyak Akan Capai USD100 per Barel

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 17:40 WIB
loading...
A A A
Meskipun ada sanksi dari AS, ekspor minyak mentah Iran telah tumbuh secara signifikan tahun ini, mengimbangi pemotongan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari (bpd) yang dilakukan oleh Riyadh dan Moskow. Iran telah membantah terlibat dalam serangan Hamas tersebut terhadap Israel.

Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen pada hari Rabu lalu mengatakan dia belum mengumumkan apakah Amerika akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran jika muncul bukti bahwa negara tersebut terlibat dalam serangan itu.

Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran Javad Owji pada hari Jumat mengatakan harga minyak akan mencapai USD100 per barel. Pernyataan itu didasarkan pada perkembangan terkini di Timur Tengah.

Sanksi AS yang lebih ketat terhadap Teheran akan mengancam pasokan minyak mentah dan menaikkan harga energi baik secara global maupun domestik. Situasi itu sangat ingin dihindari oleh Presiden Joe Biden menjelang pemilu tahun 2024.

Namun analis RBC Capital Markets, Helima Croft, mengatakan “kemungkinan akan sulit” bagi pemerintahan Biden untuk melanjutkan “rezim sanksi permisif” yang memungkinkan produksi minyak Iran mendekati tingkat sebelum tahun 2018. Namun, analis lain memperkirakan AS tidak akan mengambil risiko gangguan pasokan.

“Mengingat tujuan kebijakan tidak menargetkan aliran minyak Rusia bahkan pada puncak konflik Rusia-Ukraina, kami memperkirakan ekspor minyak Iran juga tidak akan dibatasi,” kata analis Macquarie.

Analis FGE mengatakan bahwa AS tidak mungkin memperketat sanksi tanpa persetujuan Arab Saudi untuk mengganti minyak Iran yang hilang, dan mereka menambahkan bahwa mereka tidak melihat hal itu terjadi.

Lalu bagaimana reaksi OPEC? Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz mengatakan kepada CNBC minggu ini--dalam komentar pertamanya sejak dimulainya perang--OPEC dan OPEC+ telah melalui banyak tantangan sebelumnya dan para anggotanya “terhubung” dan “kohesi mereka tidak boleh ditantang”.

Juru bicara kementerian perminyakan Irak pada 12 Oktober mengatakan bahwa OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, tidak bereaksi secara spontan terhadap tantangan pasar.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1988 seconds (0.1#10.140)