50% Warga Rempang Bersedia Digeser, Bahlil Atur Kapan Konstruksi Pabrik Kaca dan Panel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan jumlah warga Rempang yang setuju untuk digeser ke Tanjung Banun karena terdampak pembangunan Rempang Eco City di Pulau Rempang, Kepulauan Riau sudah mencapai 50% lebih.
"Yang sudah mendaftar itu sudah mencapai hampir 500, 400 lebih, hampir 500 dari 900 KK (kepala keluarga), jadi sudah 50% lebih yang bersedia Untuk digeser secara sukarela," kata Bahlil di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Adapun jumlah warga yang sudah bergeser dari Rempang ke hunian sementara sudah mencapai 50 lebih KK. "Yang sudah pindah (ke hunian sementara) 50 lebih sampai 60 rumah sudah pindah," ungkapnya.
Saat ditanya target penyelesaian lahan, Bahlil mengaku tidak memiliki target, namun menurutnya jika bisa selesai lebih cepat, maka akan semakin baik. "Lebih cepat lebih baik tapi harus dengan cara yang baik," ucap Bahlil.
"Kita komunikasi sama rakyat itu kan harus baik, butuh waktu kita bicara baik-baik, kalau mereka belum mau, itu karena belum ada penjelasan yang mungkin mereka mengerti," sambungnya.
Terkait dengan rencana pembangunan konstruksi pabrik kaca dan panel surya dari Xinyi Group, Bahlil mengaku masih menyusun strategi kapan pembangunan konstruksi pabrik tersebut akan dimulai.
"Lagi saya (atur) terus strateginya, apa kita selesai dulu baru mereka bisa membangun konstruksi, atau paralel. Saya lagi atur strateginya," pungkasnya.
"Yang sudah mendaftar itu sudah mencapai hampir 500, 400 lebih, hampir 500 dari 900 KK (kepala keluarga), jadi sudah 50% lebih yang bersedia Untuk digeser secara sukarela," kata Bahlil di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Adapun jumlah warga yang sudah bergeser dari Rempang ke hunian sementara sudah mencapai 50 lebih KK. "Yang sudah pindah (ke hunian sementara) 50 lebih sampai 60 rumah sudah pindah," ungkapnya.
Saat ditanya target penyelesaian lahan, Bahlil mengaku tidak memiliki target, namun menurutnya jika bisa selesai lebih cepat, maka akan semakin baik. "Lebih cepat lebih baik tapi harus dengan cara yang baik," ucap Bahlil.
"Kita komunikasi sama rakyat itu kan harus baik, butuh waktu kita bicara baik-baik, kalau mereka belum mau, itu karena belum ada penjelasan yang mungkin mereka mengerti," sambungnya.
Terkait dengan rencana pembangunan konstruksi pabrik kaca dan panel surya dari Xinyi Group, Bahlil mengaku masih menyusun strategi kapan pembangunan konstruksi pabrik tersebut akan dimulai.
"Lagi saya (atur) terus strateginya, apa kita selesai dulu baru mereka bisa membangun konstruksi, atau paralel. Saya lagi atur strateginya," pungkasnya.
(akr)