Wall Street Pekan Depan Diprediksi Bergejolak, Investor Cari Saham Defensif

Minggu, 22 Oktober 2023 - 09:01 WIB
loading...
A A A
Sektor-sektor defensif indeks telah terpukul tahun ini, dengan sektor utilitas turun sekitar 18%, kebutuhan pokok konsumen turun hampir 9% dan layanan kesehatan turun sekitar 6%, sebagian karena imbal hasil obligasi Treasury yang lebih tinggi telah mengurangi daya tariknya.



"Aset-aset safe-haven tidak berkinerja seperti yang diharapkan sebagai respons terhadap data pertumbuhan yang bertentangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik," tulis analis di UBS Global Wealth Management. Investor masih memiliki beberapa lindung nilai portofolio. Harga emas telah melonjak 8% sejak konflik antara Israel dan pejuang Palestina, Hamas, pecah bulan ini.

Dalam mata uang, franc Swiss, aset safe haven yang sudah lama ada, mendekati level tertinggi terhadap euro sejak 2015. Sedangkan dolar AS naik 5% dalam tiga bulan terakhir.

Beberapa investor beralih ke obligasi Treasury jangka pendek atau dana pasar uang, yang memberikan imbal hasil lebih menarik sejak suku bunga mulai naik awal tahun lalu. Pasar uang AS telah melihat arus masuk sebesar USD640 miliar tahun ini, menurut data LSEG.

Untuk menahan volatilitas pasar obligasi, analis UBS mengatakan mereka lebih memilih jangka waktu lima tahun dibandingkan jangka waktu 10 tahun untuk memperoleh imbal hasil dan untuk memitigasi risiko bahwa imbal hasil dengan tenor 10 tahun terus meningkat.

Mereka juga merekomendasikan lindung nilai terhadap meluasnya konflik di Timur Tengah dengan mengambil posisi berjangka panjang pada minyak mentah Brent. "Ketidakpastian geopolitik, kenaikan imbal hasil obligasi dan risiko kerugian lebih besar pada saham berarti investor menghadapi ketidakpastian baru," tulis UBS.
(fjo)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5263 seconds (0.1#10.140)