Harga Beras Melambung, Pemuda Perindo Ingatkan Soal Gizi Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif DPP Pemuda Perindo Iqnal Shalat Sukma Wibowo mengingatkan persoalan gizi anak di tengah kenaikan harga beras . Pemuda Perindo mendesak Pemerintah segera menstabilkan harga beras.
"Dampak ketika beras naik itu bisa meningkatkan stunting, karena gizi kurang, dari sisi sosial tingkat kejahatan bakal bertambah, ketika muncul fenomena beras jelek," ujar Iqnal di Kantor DPP Perindo, Selasa (24/10/2023).
Iqnal menjelaskan tingginya harga beras bakal memicu dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Secara aspek ekonomi tingkat kemiskinan bakal bertambah. Kondisi demikian berpotensi menimbulkan dampak kejahatan akibat biaya hidup yang semakin tinggi.
Dia juga merespons pengoplosan beras plastik di Sumatera Barat baru-baru ini. Hal itu menimbulkan dampak buruk jika dikonsumsi masyarakat. Tidak hanya itu, tingginya harga beras mendorong tingkat inflasi. Hal itu terjadi ketika kenaikan harga beras tidak diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan perkapita masayrakat.
Menurutnya berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras masih menunjukan tren kenaikan setiap bulan sejak Agustus. Baik beras premium maupun beras medium trennya terus mengalami kenaikan.
Pada Agustus rata-rata harga beras Premium di Indonesia Rp13.730 per kg, naik pada September menjadi Rp14.470 per kg, sedangkan pada Oktober harga beras Premium mencapai Rp14.930 per kg.
Kondisi serupa juga terjadi untuk harga beras medium kurun waktu tiga bulan kebelakang. Pada Agustus lalu harga beras medium Rp12.070 per kg, naik pada Bulan September menjadi Rp12.840 per kg, dan pada Bulan Oktober ini harganya Rp13.210 per kg.
"Dampak ketika beras naik itu bisa meningkatkan stunting, karena gizi kurang, dari sisi sosial tingkat kejahatan bakal bertambah, ketika muncul fenomena beras jelek," ujar Iqnal di Kantor DPP Perindo, Selasa (24/10/2023).
Iqnal menjelaskan tingginya harga beras bakal memicu dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Secara aspek ekonomi tingkat kemiskinan bakal bertambah. Kondisi demikian berpotensi menimbulkan dampak kejahatan akibat biaya hidup yang semakin tinggi.
Dia juga merespons pengoplosan beras plastik di Sumatera Barat baru-baru ini. Hal itu menimbulkan dampak buruk jika dikonsumsi masyarakat. Tidak hanya itu, tingginya harga beras mendorong tingkat inflasi. Hal itu terjadi ketika kenaikan harga beras tidak diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan perkapita masayrakat.
Menurutnya berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras masih menunjukan tren kenaikan setiap bulan sejak Agustus. Baik beras premium maupun beras medium trennya terus mengalami kenaikan.
Pada Agustus rata-rata harga beras Premium di Indonesia Rp13.730 per kg, naik pada September menjadi Rp14.470 per kg, sedangkan pada Oktober harga beras Premium mencapai Rp14.930 per kg.
Kondisi serupa juga terjadi untuk harga beras medium kurun waktu tiga bulan kebelakang. Pada Agustus lalu harga beras medium Rp12.070 per kg, naik pada Bulan September menjadi Rp12.840 per kg, dan pada Bulan Oktober ini harganya Rp13.210 per kg.
(nng)