Gula Pelat Merah Masuk Pasar, Harga Gula Tak Akan Lagi Pahit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) untuk masuk ke pasar ritel dengan produk kemasan gula satu kilogram (kg) dianggap tidak akan merenggut usaha pihak swasta.
Direktur Utama Holding PTPN III Muhammad Abdul Ghani menyebut, upaya pihaknya secara langsung masuk ke pasar ritel tidak bertujuan mengendalikan bisnis gula di pasar Idonesia. Dia menyebut, upaya itu bagian dari pihaknya untuk meastikan harga gula di sekitar pabrik gula (PG) sesuai dengan target perusahaan.
"Tentu bukan hanya PTPN, di Sumsel itu banyak PG swasta yang juga memproduksi. Kita berbagi tugas. Dalam hal ini kita tidak bermaksud untuk mengendalikan seluruh Indonesia. Dan itu bukan wilayah kita. Paling tidak kita memastikan harga gula di sekitar PG milik kita, bisa kita kontrol," kata Ghani dalam konferensi pers, Rabu (4/8/2020).
Sementara itu, Direktur Pemasaran Holding PTPN III Dwi Sutoro mengatakan, meski PTPN memiliki produk siap konsumsi, namun sebagian produksi gulanya juga tetap dijual kepada pengusaha swasta melalui pelelangan. ( Baca juga:BPS: Turunnya Harga Pangan hingga Rokok Picu Deflasi Juli 2020 )
Dwi menyebut pihaknya tetap memberikan kesempatan bagi sejumlah pebisnis swasta untuk mengambil stok gula yang sudah diproduksi. Bahkan, dirinya menegaskan bahwa sebagai badan usaha milik negara (BUMN) pihaknya tidak ingin menguasai semua ritel lokal.
"Lelang tetap ada, karena kita bukan bertujuan untuk bersaing semuanya. Industri-industri lain yang membeli gula kita untuk ritel mereka tetap ada. Sebagai BUMN kita tidak ingin menguasai semua ritel, tidak. Kita hanya ingin menambah jalur untuk berpartisipasi dalam menjaga harga, tapi tidak mematikan industri-industri lain," tutup Dwi.
Sebelumnya, Dwi mengatakan distribusi gula akan dilakukan melalui kemitraaan dengan 65 koperasi dan tujuh pelaku UMKM yang tersebar di enam anak perusahaan di seluruh Indonesia. Jumlah itu kemungkinan besar akan bertambah terus ke depannya.
“Kami berkomitmen untuk menggandeng lebih banyak lagi koperasi dan UMKM di masa depan”, ujar Dwi.
Untuk menjaga agar stok gula dapat dijual dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500 per kg di level distributor seperti yang sudah ditetapkan pemerintah, PTPN Grup akan menjual kepada distributor, koperasi, maupun mitra bisnis UMKM di bawah harga tersebut. Tentu saja agar koperasi dan pelaku UMKM mendapat keuntungan yang layak.
Dia berharap koperasi dan pelaku UMKM ini bisa berperan aktif untuk memasok kebutuhan gula ritel di tengah masyarakat yang pada akhirnya bisa berdampak positif bagi usaha mereka. Dengan demikian, misi dan peran PTPN Holding sebagai perusahaan BUMN dalam menjaga ketersediaan pangan (food security) dan meningkatkan kesejahteraan bisa terwujud.
Direktur Utama Holding PTPN III Muhammad Abdul Ghani menyebut, upaya pihaknya secara langsung masuk ke pasar ritel tidak bertujuan mengendalikan bisnis gula di pasar Idonesia. Dia menyebut, upaya itu bagian dari pihaknya untuk meastikan harga gula di sekitar pabrik gula (PG) sesuai dengan target perusahaan.
"Tentu bukan hanya PTPN, di Sumsel itu banyak PG swasta yang juga memproduksi. Kita berbagi tugas. Dalam hal ini kita tidak bermaksud untuk mengendalikan seluruh Indonesia. Dan itu bukan wilayah kita. Paling tidak kita memastikan harga gula di sekitar PG milik kita, bisa kita kontrol," kata Ghani dalam konferensi pers, Rabu (4/8/2020).
Sementara itu, Direktur Pemasaran Holding PTPN III Dwi Sutoro mengatakan, meski PTPN memiliki produk siap konsumsi, namun sebagian produksi gulanya juga tetap dijual kepada pengusaha swasta melalui pelelangan. ( Baca juga:BPS: Turunnya Harga Pangan hingga Rokok Picu Deflasi Juli 2020 )
Dwi menyebut pihaknya tetap memberikan kesempatan bagi sejumlah pebisnis swasta untuk mengambil stok gula yang sudah diproduksi. Bahkan, dirinya menegaskan bahwa sebagai badan usaha milik negara (BUMN) pihaknya tidak ingin menguasai semua ritel lokal.
"Lelang tetap ada, karena kita bukan bertujuan untuk bersaing semuanya. Industri-industri lain yang membeli gula kita untuk ritel mereka tetap ada. Sebagai BUMN kita tidak ingin menguasai semua ritel, tidak. Kita hanya ingin menambah jalur untuk berpartisipasi dalam menjaga harga, tapi tidak mematikan industri-industri lain," tutup Dwi.
Sebelumnya, Dwi mengatakan distribusi gula akan dilakukan melalui kemitraaan dengan 65 koperasi dan tujuh pelaku UMKM yang tersebar di enam anak perusahaan di seluruh Indonesia. Jumlah itu kemungkinan besar akan bertambah terus ke depannya.
“Kami berkomitmen untuk menggandeng lebih banyak lagi koperasi dan UMKM di masa depan”, ujar Dwi.
Untuk menjaga agar stok gula dapat dijual dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500 per kg di level distributor seperti yang sudah ditetapkan pemerintah, PTPN Grup akan menjual kepada distributor, koperasi, maupun mitra bisnis UMKM di bawah harga tersebut. Tentu saja agar koperasi dan pelaku UMKM mendapat keuntungan yang layak.
Dia berharap koperasi dan pelaku UMKM ini bisa berperan aktif untuk memasok kebutuhan gula ritel di tengah masyarakat yang pada akhirnya bisa berdampak positif bagi usaha mereka. Dengan demikian, misi dan peran PTPN Holding sebagai perusahaan BUMN dalam menjaga ketersediaan pangan (food security) dan meningkatkan kesejahteraan bisa terwujud.
(uka)