Ganjar Janji Dorong Perkembangan Ekonomi Kreatif, Ini Manfaatnya Bagi Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo berkomitmen untuk menyajikan empat langkah yang dapat diterapkan guna memperkuat industri ekonomi kreatif (ekraf) dalam negeri.
Langkah pertama adalah memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap karya seniman dengan meningkatkan pendidikan dan kesadaran terkait Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), yang merupakan hal yang sangat penting bagi seniman dan pencipta karya seni. HaKI melindungi hak-hak intelektual mereka atas karya-karya yang telah mereka ciptakan, seperti lagu, lukisan, film, atau tulisan.
Langkah kedua, seperti diungkapkan oleh Ganjar, adalah menyederhanakan proses perizinan yang saat ini seringkali rumit.
Adapun langkah ketiga melibatkan pembuatan program pencarian bakat atau talent scouting untuk anak-anak kreatif yang berpotensi. Ganjar percaya bahwa banyak bakat kreatif yang belum tergali dengan baik dan perlu diikutsertakan dalam program-program yang sesuai.
Langkah keempat, menurut pandangan Ganjar, adalah menjadikan seniman sebagai diplomat atau perwakilan dalam skala internasional. Dengan cara ini, diharapkan industri ekonomi kreatif dalam negeri bisa mendapatkan pengakuan lebih luas di tingkat global.
Ganjar memberikan contoh bagaimana industri ekonomi kreatif Korea Selatan telah berhasil meraih ketenaran di pasar internasional.
“Banyak seniman kita hebat berkelas dunia, kenapa kita tidak memanfaatkan itu. Mereka dipuja di seluruh dunia dan itu pasti akan menjadi brand, tidak hanya untuk dirinya, tapi kalau kita tarik untuk negara, kita bisa berkolaborasi menyampaikan pesan tentang Indonesia keluar,” kata Ganjar.
Ia akan mendorong potensi pengembangan ekraf yang sangat memungkinkan untuk ditingkatkan dengan meningkatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk ekraf. Peningkatan alokasi anggaran dalam APBN bertujuan untuk mendukung pertumbuhan pelaku dan industri ekraf di dalam negeri.
Saat ini, alokasi anggaran untuk sektor pariwisata dan ekraf dalam APBN hanya sekitar 0,16 persen, setara dengan Rp3,6 triliun. Ganjar mengemukakan bahwa kendala utama dalam memperkuat industri ekraf adalah kurangnya dukungan keuangan dari pemerintah, terutama untuk kegiatan seperti penyelenggaraan event berskala nasional yang memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut. Ganjar mengamati bahwa saat ini sudah banyak event nasional yang telah berhasil diselenggarakan dengan baik.
Langkah pertama adalah memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap karya seniman dengan meningkatkan pendidikan dan kesadaran terkait Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), yang merupakan hal yang sangat penting bagi seniman dan pencipta karya seni. HaKI melindungi hak-hak intelektual mereka atas karya-karya yang telah mereka ciptakan, seperti lagu, lukisan, film, atau tulisan.
Langkah kedua, seperti diungkapkan oleh Ganjar, adalah menyederhanakan proses perizinan yang saat ini seringkali rumit.
Adapun langkah ketiga melibatkan pembuatan program pencarian bakat atau talent scouting untuk anak-anak kreatif yang berpotensi. Ganjar percaya bahwa banyak bakat kreatif yang belum tergali dengan baik dan perlu diikutsertakan dalam program-program yang sesuai.
Langkah keempat, menurut pandangan Ganjar, adalah menjadikan seniman sebagai diplomat atau perwakilan dalam skala internasional. Dengan cara ini, diharapkan industri ekonomi kreatif dalam negeri bisa mendapatkan pengakuan lebih luas di tingkat global.
Ganjar memberikan contoh bagaimana industri ekonomi kreatif Korea Selatan telah berhasil meraih ketenaran di pasar internasional.
“Banyak seniman kita hebat berkelas dunia, kenapa kita tidak memanfaatkan itu. Mereka dipuja di seluruh dunia dan itu pasti akan menjadi brand, tidak hanya untuk dirinya, tapi kalau kita tarik untuk negara, kita bisa berkolaborasi menyampaikan pesan tentang Indonesia keluar,” kata Ganjar.
Ia akan mendorong potensi pengembangan ekraf yang sangat memungkinkan untuk ditingkatkan dengan meningkatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk ekraf. Peningkatan alokasi anggaran dalam APBN bertujuan untuk mendukung pertumbuhan pelaku dan industri ekraf di dalam negeri.
Saat ini, alokasi anggaran untuk sektor pariwisata dan ekraf dalam APBN hanya sekitar 0,16 persen, setara dengan Rp3,6 triliun. Ganjar mengemukakan bahwa kendala utama dalam memperkuat industri ekraf adalah kurangnya dukungan keuangan dari pemerintah, terutama untuk kegiatan seperti penyelenggaraan event berskala nasional yang memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut. Ganjar mengamati bahwa saat ini sudah banyak event nasional yang telah berhasil diselenggarakan dengan baik.