Menjawab Tantangan Pertambangan Berkelanjutan dari Sumatera Selatan

Rabu, 15 November 2023 - 20:47 WIB
loading...
A A A
Tak jauh berbeda dengan Nasib Eva, Mayar Rizki anggota SIBA Batik Kujur merasa bersyukur bisa menjadi mitra binaan PTBA. Delapan tahun silam, Mayar sehari-hari berprofesi sebagai guru honorer dengan gaji tak seberapa. “Pada 2017 suami saya meminta saya berhenti saja,”katanya. Untuk membantu perekonomian keluarganya, Mayar mencoba peruntungan dengan menjual manisan, tetapi gagal. Berbagai usaha dilakoninya hingga dia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan merajut yang diselenggarakan PTBA. “Dari situlah kemudian saya sering ikut pelatihan, termasuk pelatihan membatik,” kenangnya.

Perjalanan Mayar cukup mulus, karena PTBA memberikan dukungan total. Selain pelatihan, berbagai pameran pun dia ikuti. Tak hanya di dalam negeri, tetapi hingga mancanegara. Mulai dari Paris, Malaysia, hingga Australia. “Alhamdulillah dengan dukungan PTBA, usaha batik saya bisa membantu keluarga, membantu masyarakat,” katanya. Dengan merekrut 9 orang pekerja, kini omzet Mayar menembus Rp50 juta per bulan.

Selain Mayar, ada 35 perajin yang tergabung di SIBA Batik Kujur yang berlokasi di Dusun Tanjung itu. Para pengrajin juga dibekali kemampuan pemasaran digital. Kini, produk Batik Kujur dijual di beberapa platform marketplace, Pasar Digital (PaDi), dan Rumah BUMN Muara Enim. Dengan semangat One Vilage One Product, PTBA terus menyebarkan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.

Di sektor pendidikan, PTBA tak henti memberikan beasiswa hingga jenjang Universitas. Melalui program Beasiswa Pendidikan Siswa Bukit Asam (Bidiksiba), banyak anak-anak mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan terbaik. Tangis Tuti Rahmi pecah saat menceritakan perjalanannya mendapatkan beasiswa jenjang S1 di Universitas Sriwijaya. Tinggal di rumah kayu yang hampir roboh di Kelurahan Air Lintang, Muara Enim, Rahmi hampir putus asa untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan ayah yang tak memiliki pekerjaan tetap dan ibu yang bekerja sebagai buruh cuci, impiannya untuk melanjutkan jenjang Sarjana dikuburnya dalam-dalam. “Dari mana biayanya,” ungkap perempuan kelahiran 1995 itu.

Nasib baik menghampirinya, saat guru SMK-nya menawarkan untuk mengikuti seleksi beasiswa yang diselenggarakan PTBA. Bermodalkan semangat, akhirnya dia mencoba untuk mengikuti seleksi. Dari 19 orang yang diterima, namanya masuk dalam daftar. “Saya berterima kasih kepada PT BA dibiayai kuliah penuh tanpa keluar uang sepeser pun,” katanya. Kini, rahmi bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bisa membangun rumah permanen untuk orang tuanya. “Saya tak henti mengucapkan terima kasih kepada PTBA,” katanya.

Pakar Lingkungan dan Ekonomi Sirkular Alexander Sonny Keraf menilai, PTBA sudah menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan. Hal itu terbukti dari perencanaan kegiatan penambangan dilakukan secara detail hingga pascatambang. “Poin penting dari pertambangan berkelanjutan itu adalah memberikan nilai tambah, benefit atau manfaat bagi masyarakat,” tegasnya kepada SINDOnews. PT BA dinilai sudah menerapkan kaidah penambangan yang baik. Dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, teknologi yang rendah emisi, dan energi terbarukan. Pengelolaan air tambang juga dilakukan sesuai dengan ketentuan.



Mantan Menteri Lingkungan Hidup itu mengungkapkan, konsep green mining harus memperhatikan masalah sosial. “Artinya, tidak hanya semata ekologi, tetapi juga dampak sosial,”sebutnya. Sonny melanjutkan, kehadiran perusahaan tambang harus bisa mengangkat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya. “Jadi faktor ekonomi, sosial, lingkungan berkembang bersama,” katanya.

Sonny menilai, sebagai korporasi, PTBA tak hanya mengejar profit, tetapi juga menghadirkan benefit. Hal ini terlihat dari terciptanya ekonomi sirkular di area pertambangan yang dikelola. PT BA dinilai memberikan benefit atau manfaat di tiga aspek. Pertama. benefit ekonomi dalam arti profit agar usaha yang dilakukan bisa berkelanjutan. Kedua benefit lingkungan, dimana perusahaan memperhatikan kondisi masyarakat, termasuk iklim dan lingkungan, dan ketiga benefit sosial yang memberikan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. “PT BA harus selalu menjadi yang terdepan untuk ikut mensejaterakan, meningkatkan kondisi ekonomi sosial masyarakat di sekitarnya, juga di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Senada dengan Sonny, Ketua Bidang Kajian Strategis Pertambangan Perhimpunan Ahli Pertambngan Indonesia (Perhapi) Muhammad Toha menilai, pengelolaan klingkungan, pembedayaan masyarakat, termasuk lingkungan kerja yang sehat merupakan suatu kesatuan dalam kegiatan penambangan. Pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat bukan sebagai beban tetapi investasi. “Dalam good mining practice, community development menjadi suatu yang tidak terpisahkan,” urainya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1177 seconds (0.1#10.140)