Perbandingan PDB Israel dan Palestina Pasca Operasi Badai Alqsa, Bikin Ekonomi Mundur 19 Tahun

Kamis, 23 November 2023 - 11:01 WIB
loading...
A A A
"Pada 3 November, diperkirakan total ada 35.000 unit rumah telah dihancurkan dan sekitar 220.000 unit rusak sebagian," bebernya.

Laporan itu mengatakan, setidaknya 45% unit rumah Gaza telah hancur atau rusak. Jika ini terus berlanjut, ditakutkan mayoritas warga Gaza tidak akan memiliki rumah.

Al Dardari menambahkan, bahwa bahkan jika pertempuran berakhir sekarang akan ada proses jangka panjang besar-besaran, "dengan semua konsekuensi kemanusiaan, pembangunan ekonomi dan keamanannya."

Sambung Al Dardari menerangkan, wilayah Palestina telah menjadi ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah, "karena semua pertumbuhan dan perkembangan itu akan mundur antara 11, 16, atau bahkan 19 tahun jika pertempuran berlanjut. ... Kita akan kembali ke tahun 2002."

Ekonomi Israel

Di sisi lain ekonomi Israel tumbuh solid pada kuartal ketiga tahun 2023, meskipun sedikit menyusut dari perkiraan sebelumnya berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik. Namun menjelang akhir tahun ekonomi diramalkan melemah imbas perang Israel dengan pejuang Hamas, Palestina.

Produk domestik bruto (PDB) Israel tumbuh 2,8% secara tahunan pada periode Juli-September, dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Namun dalam jajak pendapat analis Reuters, diprediksi sebelumnya bakal ekspansi 3,8%. Namun pada basis per kapita, PDB tumbuh 0,9%.

Ekonomi tumbuh 3,3% pada kuartal kedua, dibandingkan dengan 3,1% pada proyeksi sebelumnya. Ekonomi Israel diperkirakan akan berkontraksi pada kuartal keempat karena perang, dan diterjemahkan ke tingkat pertumbuhan 2,3% untuk tahun 2023, menurut Bank of Israel.

Sedangkan S&P Global Ratings minggu ini memperkirakan kontraksi 5% selama tiga bulan terakhir tahun 2023. Meskipun ekonomi melemah yang kemungkinan akan menjadi pukulan terhadap belanja konsumen dan investasi, bank sentral telah memberikan sinyal tidak akan menurunkan suku bunga selama perang.

Mengutip pandangan tersebut, bahwa premi risiko Israel tetap tinggi dan penurunan suku bunga dari 4,75% saat ini dapat semakin melemahkan shekel dan memicu kembali inflasi. Pembuat kebijakan telah membiarkan biaya pinjaman jangka pendek tidak berubah dari tiga keputusan terakhir setelah pengetatan agresif yang membawa suku bunga acuan dari 0,1% pada April 2022 menjadi 4,75% pada Mei 2023.

Pada hari Rabu, biro statistik mengatakan level inflasi tahunan Israel turun menjadi 3,7% pada Oktober dari 3,8% pada September. Lalu bank sentral menekankan, tekadnya untuk mengembalikan suku bunga ke target 1-3%. Keputusan suku bunga Bank of Israel berikutnya bakal diumumkan pada 27 November, mendatang.

Pada kuartal ketiga, pengeluaran swasta - lebih dari setengah kegiatan ekonomi - tumbuh 1,8%, sementara ekspor naik 8,8%, investasi meningkat 1,2% dan pengeluaran pemerintah naik 5,9%. Sedangkan laju impor turun 0,9%.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1735 seconds (0.1#10.140)