Jusuf Kalla Blak-blakan 90% Nikel Indonesia Dikuasai China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan saat ini 90% nikel di Indonesia dikuasai China. Hal itu lantaran Indonesia belum memiliki teknologi sendiri untuk melakukan hilirisasi.
JK menilai, penguasaan teknologi dan dukungan politik lewat penerbitan regulasi menjadi modal utama Indonesia untuk bisa menguasai teknologi. Sebab, hanya lewat penguasaan teknologi Indonesia mampu menjadi negara maju.
"Kita bicara banyak hal, kita bicara kembali nikel, 90% nikel ini dikuasai oleh China, karena kita menganggap teknologi dari mereka, kita selalu harga diri rendah seakan-akan tidak bisa menguasai teknologi," ujar JK dalam acara Economix: Global Economic Challenges di Universitas Indonesia, Senin (27/11/2023).
Menurut JK program hilirisasi untuk Komoditas di Indonesia mampu memantik pertumbuhan ekonomi. Namun sayangnya program hilirisasi pada akhirnya tetap dikuasai pengusaha asing, karena di dalam negeri teknologi belum dikuasai.
"Kita bisa menguasai teknologi itu, smelter, listrik, semua bisa kita kuasai dengan tenaga-tenaga anda, insinyur-insinyur muda, jadi kemajuan itu bisa apabila kita punya pengaruh politik dan penguasaan teknologi," kata JK.
Menurutnya Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Tapi sayangnya, saat ini kekayaan alam itu banyak yang masih dijual dalam bentuk mentah karena belum mampu untuk diolah.
Akhirnya tidak ada nilai tambah, seperti penyerapan tenaga kerja yang lebih luas atau pendapatan negara yang lebih besar dari pemanfaatan sumber daya alam alam yang dimiliki Indonesia.
"Sekaya apapun negeri ini, selama tidak menguasai teknologi, maka kita akan dijajah oleh negara yang mempunyai teknologi dan kemampuan modal, dan percaya diri, tanpa itu tidak akan terjadi," lanjutnya.
Dia menilai perubahan sistem ekonomi dunia saat ini sudah banyak dipengaruhi teknologi mulai sistem perdagangan hingga transaksi, semuanya dipermudah dengan penggunaan teknologi.
"Jadi apabila Indonesia ingin punya pengaruh besar dalam dunia ini, maka teknologi harus dikuasai dengan baik. Anda tidak akan maju tanpa penguasaan teknologi dan juga untuk mempraktekan teknologi," pungkasnya.
JK menilai, penguasaan teknologi dan dukungan politik lewat penerbitan regulasi menjadi modal utama Indonesia untuk bisa menguasai teknologi. Sebab, hanya lewat penguasaan teknologi Indonesia mampu menjadi negara maju.
"Kita bicara banyak hal, kita bicara kembali nikel, 90% nikel ini dikuasai oleh China, karena kita menganggap teknologi dari mereka, kita selalu harga diri rendah seakan-akan tidak bisa menguasai teknologi," ujar JK dalam acara Economix: Global Economic Challenges di Universitas Indonesia, Senin (27/11/2023).
Menurut JK program hilirisasi untuk Komoditas di Indonesia mampu memantik pertumbuhan ekonomi. Namun sayangnya program hilirisasi pada akhirnya tetap dikuasai pengusaha asing, karena di dalam negeri teknologi belum dikuasai.
"Kita bisa menguasai teknologi itu, smelter, listrik, semua bisa kita kuasai dengan tenaga-tenaga anda, insinyur-insinyur muda, jadi kemajuan itu bisa apabila kita punya pengaruh politik dan penguasaan teknologi," kata JK.
Menurutnya Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Tapi sayangnya, saat ini kekayaan alam itu banyak yang masih dijual dalam bentuk mentah karena belum mampu untuk diolah.
Akhirnya tidak ada nilai tambah, seperti penyerapan tenaga kerja yang lebih luas atau pendapatan negara yang lebih besar dari pemanfaatan sumber daya alam alam yang dimiliki Indonesia.
"Sekaya apapun negeri ini, selama tidak menguasai teknologi, maka kita akan dijajah oleh negara yang mempunyai teknologi dan kemampuan modal, dan percaya diri, tanpa itu tidak akan terjadi," lanjutnya.
Dia menilai perubahan sistem ekonomi dunia saat ini sudah banyak dipengaruhi teknologi mulai sistem perdagangan hingga transaksi, semuanya dipermudah dengan penggunaan teknologi.
"Jadi apabila Indonesia ingin punya pengaruh besar dalam dunia ini, maka teknologi harus dikuasai dengan baik. Anda tidak akan maju tanpa penguasaan teknologi dan juga untuk mempraktekan teknologi," pungkasnya.
(nng)