BPDPKS: Penyaluran Anggaran Peremajaan Sawit Rakyat Capai Rp8,51 Triliun

Selasa, 05 Desember 2023 - 22:51 WIB
loading...
BPDPKS: Penyaluran Anggaran...
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat penyaluran anggaran untuk peremajaan sawit rakyat (PSR) capai Rp8,51 triliun. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat penyaluran anggaran untuk peremajaan sawit rakyat (PSR) capai Rp8,51 triliun. Jumlah tersebut dialokasikan hingga 31 Oktober 2023. Nominal anggaran itu diperuntuhkan bagi 134.770 pekebun dengan luasan lahan sebesar 306.486 hektar (ha).



PSR dipandang sebagai program yang bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani pekebunan. BPDPKS merupakan lembaga non eselon di bidang pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan.

Melalui BPDPKS, dana dari pelaku usaha perkebunan dikumpulkan dan akan digunakan sebagai pendukung program pengembangan kelapa sawit. Keberadaan badan ini dinilai membantu para petani kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitasnya.

Tak hanya itu, BPDPKS juga melakukan pembayaran pembelian minyak kelapa sawit (CPO) , pembayaran biaya Pengolahan CPO menjadi biodiesel, dan pembayaran biaya transportasi dari biodiesel. Hal ini berdasarkan persetujuan Komite Pengarah BPDPKS dan Dasar Harga Indeks Pasar Solar dari Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.



Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat ME Manurung mengatakan, dengan program seperti itu, petani kelapa sawit ikut diuntungkan karena harga tandan buah segar terdongkrak.

Dia mencatat, pada 2022 total produksi CPO mencapai sekitar 47 juta ton. Dengan adanya B35, CPO yang terserap sebesar 13,15 juta ton. Dengan serapan seperti ini, Gulat memastikan akan berlaku hukum ekonomi suplai dan permintaan.

“Jika semakin sedikit CPO yang tersedia di pasar global, maka akan naiklah harga CPO dan harga tandan buah segar kami akan terdongkrak. Indonesia merupakan produsen CPO terbesar, dan saat bersamaan Indonesia sebenarnya juga konsumen CPO terbesar juga di dunia. Jadi, kuncinya adalah serapan biodiesel domestik,” ujar dia, Selasa (5/12/2023).

Sejak diberlakukannya kebijakan biodiesel, khususnya dari B20 ke B30 lalu B30 ke B35, Gulat mengklaim, harga tandan buah segar petani lebih terjaga. Apabila, sebelumnya harga tandan buah segar hanya Rp1.200 - Rp1.400 per kilogram, tetapi sejak B30 dan B35 harganya telah mencapai rerata Rp2.200 - Rp2.800 per kilogram.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2368 seconds (0.1#10.140)