HIMKI Ungkap Potensi Banten dalam Memperkuat Industri Mebel Nasional
loading...
A
A
A
SERANG - Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia ( HIMKI ) menggelar acara focus group discussion (FGD). Kegiatan ini dalam rangkaian pengukuhan pengurus DPD HIMKI Banten di Hotel Ledian, Serang, Selasa (19/12/2023). Fahmi Ramadhana dipercaya menjadi ketua HIMKI Banten.
Pada FGD tersebut, para stakeholder di industri mebel dan kerajinan mengungkapkan beragam potensi Banten dalam mendukung pertumbuhan industri nasional ini yang berbasis bambu, kayu, batu fosil dan daun pandan. ”Pada acara ini kami hadir lengkap dengan para pengurus lainnya yang membidangi berbagai bidang seperti bidang UMKM, pemasaran dan sebagainya,” kata Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur.
HIMKI merencanakan Banten menjadi salah satu daerah yang berkontribusi besar di sektor mebel dan kerajinan. Hal ini karena didukung kesediaan bahan baku yang melimpah dan tersebar di seluruh wilayah Banten.
Apalagi Banten juga merupakan wilayah yang sedang berkembang sangat pesat dengan kawasan perumahan yang bertebaran di mana-mana sebagai penopang wilayah Ibu Kota. ”Kota-kota Satelit yang ada di Banten akan mengalahkan Jakarta dalam 10 tahun ke depan,” lanjut Sobur memprediksi.
Sobur melanjutkan, belajar dari keberhasilan China, ternyata negara Tirai Bambu ini lebih mengutamakan pasar dalam negeri. Produk mebel China dikonsumsi sekitar 75% pasar dalam negeri. ”Dengan demikian, jika kita mau ekonominya kuat dan maju, maka kita harus kuat dulu di dalam negerinya,” tandasnya.
Untuk memperkuat dan menguasai pasar dalam negeri, HIMKI akan bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Mereka juga minta pemerintah bisa menahan impor mebel dan kerajinan agar produk lokal bisa eksis di pasar dalam negeri.
Banten, lanjut Sobur, tercatat dalam sejarah memiliki posisi yang strategis yang menjadikannya sebagai salah satu pusat peradaban penting di Indonesia. Cerminan posisi geostrategis Banten saat ini merepresentasikan keunggulannya atas akses yang mudah terhadap sumber daya, infrastruktur pasar, dan juga pelayanan.
Banten merupakan wilayah penyangga Ibu Kota yang merupakan jantung pemerintahan dan perekonomian nasional. Hal ini menjadikan berbagai pelayanan dan urusan yang terkait dengan investasi yang berhubungan dengan Jakarta akan menjadi efektif dan efisien dalam penyelenggaraannya.
Ketua HIMKI Banten Fahmi Ramadhana menargetkan bisa meningkatkan ekspor mebel dan kerajinan di Banten serta ikut serta dalam kontestasi pasar dunia. Ke depan HIMKI ini akan berupaya bagaimana agar usaha mebel dan kerajinan di Banten bisa dilirik dunia. Bersama HIMKI pusat, kita tengah menggarap pasar lokal yang pasarnya terus meningkat hampir Rp16 triliun per tahun,” kata pengusaha muda sukses dan founder FH Grup itu.
Dengan potensi alam yang melimpah ruah, HIMKI Banten lebih fokus untuk mengembangan usaha mebel dan kerajinan yang berbasis pada bambu, kayu, batu fosil dan daun pandan. Masing-masing pengurus daerah, nantinya memiliki tugas memberikan binaan kepada pengrajin, melakukan pelatihan, hingga studi banding dengan daerah atau provinsi yang lain.
Jenis bambu yang beraneka ragam membuat kerajinan di Banten menjadi lebih variatif mulai dari kerajinan tangan sampai ke tahap industri. Di samping itu kayu juga merupakan bahan baku yang menghasilkan beragam kerajinan dengan daya jual yang tinggi.
Limbah kayu dimanfaatkan menjadi bahan baku kerajinan seperti patung, beragam cenderamata, dan dekorasi rumah. Tidak kalah dengan yang disebutkan di atas, batu fosil juga mempunyai daya jual yang cukup tinggi.
Batu fosil disulap menjadi karya yang luar biasa oleh para pengrajin yang kreatif dan inovatif. Tidak hanya kerajinan tangan, batu fosil dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan rumah, seperti kursi, meja dan bahkan bathtub bisa dibuat dari batu fosil.
”Kami berharap pemerintah dapat membantu pelaku usaha mebel dan kerajinan dalam pengembangan dan pengolahan produksi, akses permodalan dan pemasaran. Selama ini sebagian produk kami seperti tas dari pandan, batu alam, mebel kayu dan kerajinan bambu sudah diekspor ke Belanda, Jepang, dan Jerman,” terangnya.
Pada FGD tersebut, para stakeholder di industri mebel dan kerajinan mengungkapkan beragam potensi Banten dalam mendukung pertumbuhan industri nasional ini yang berbasis bambu, kayu, batu fosil dan daun pandan. ”Pada acara ini kami hadir lengkap dengan para pengurus lainnya yang membidangi berbagai bidang seperti bidang UMKM, pemasaran dan sebagainya,” kata Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur.
HIMKI merencanakan Banten menjadi salah satu daerah yang berkontribusi besar di sektor mebel dan kerajinan. Hal ini karena didukung kesediaan bahan baku yang melimpah dan tersebar di seluruh wilayah Banten.
Apalagi Banten juga merupakan wilayah yang sedang berkembang sangat pesat dengan kawasan perumahan yang bertebaran di mana-mana sebagai penopang wilayah Ibu Kota. ”Kota-kota Satelit yang ada di Banten akan mengalahkan Jakarta dalam 10 tahun ke depan,” lanjut Sobur memprediksi.
Sobur melanjutkan, belajar dari keberhasilan China, ternyata negara Tirai Bambu ini lebih mengutamakan pasar dalam negeri. Produk mebel China dikonsumsi sekitar 75% pasar dalam negeri. ”Dengan demikian, jika kita mau ekonominya kuat dan maju, maka kita harus kuat dulu di dalam negerinya,” tandasnya.
Untuk memperkuat dan menguasai pasar dalam negeri, HIMKI akan bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Mereka juga minta pemerintah bisa menahan impor mebel dan kerajinan agar produk lokal bisa eksis di pasar dalam negeri.
Banten, lanjut Sobur, tercatat dalam sejarah memiliki posisi yang strategis yang menjadikannya sebagai salah satu pusat peradaban penting di Indonesia. Cerminan posisi geostrategis Banten saat ini merepresentasikan keunggulannya atas akses yang mudah terhadap sumber daya, infrastruktur pasar, dan juga pelayanan.
Banten merupakan wilayah penyangga Ibu Kota yang merupakan jantung pemerintahan dan perekonomian nasional. Hal ini menjadikan berbagai pelayanan dan urusan yang terkait dengan investasi yang berhubungan dengan Jakarta akan menjadi efektif dan efisien dalam penyelenggaraannya.
Ketua HIMKI Banten Fahmi Ramadhana menargetkan bisa meningkatkan ekspor mebel dan kerajinan di Banten serta ikut serta dalam kontestasi pasar dunia. Ke depan HIMKI ini akan berupaya bagaimana agar usaha mebel dan kerajinan di Banten bisa dilirik dunia. Bersama HIMKI pusat, kita tengah menggarap pasar lokal yang pasarnya terus meningkat hampir Rp16 triliun per tahun,” kata pengusaha muda sukses dan founder FH Grup itu.
Dengan potensi alam yang melimpah ruah, HIMKI Banten lebih fokus untuk mengembangan usaha mebel dan kerajinan yang berbasis pada bambu, kayu, batu fosil dan daun pandan. Masing-masing pengurus daerah, nantinya memiliki tugas memberikan binaan kepada pengrajin, melakukan pelatihan, hingga studi banding dengan daerah atau provinsi yang lain.
Jenis bambu yang beraneka ragam membuat kerajinan di Banten menjadi lebih variatif mulai dari kerajinan tangan sampai ke tahap industri. Di samping itu kayu juga merupakan bahan baku yang menghasilkan beragam kerajinan dengan daya jual yang tinggi.
Limbah kayu dimanfaatkan menjadi bahan baku kerajinan seperti patung, beragam cenderamata, dan dekorasi rumah. Tidak kalah dengan yang disebutkan di atas, batu fosil juga mempunyai daya jual yang cukup tinggi.
Batu fosil disulap menjadi karya yang luar biasa oleh para pengrajin yang kreatif dan inovatif. Tidak hanya kerajinan tangan, batu fosil dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan rumah, seperti kursi, meja dan bahkan bathtub bisa dibuat dari batu fosil.
”Kami berharap pemerintah dapat membantu pelaku usaha mebel dan kerajinan dalam pengembangan dan pengolahan produksi, akses permodalan dan pemasaran. Selama ini sebagian produk kami seperti tas dari pandan, batu alam, mebel kayu dan kerajinan bambu sudah diekspor ke Belanda, Jepang, dan Jerman,” terangnya.
(poe)