Takut Terinfeksi Penyebab Maraknya Vaksin Corona Abal-Abal

Senin, 10 Agustus 2020 - 13:16 WIB
loading...
Takut Terinfeksi Penyebab...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti banyaknya merek vaksin Corona yang saat ini beredar luas di masyarakat. Ketua YLKI Tulus Abadi mengungkapkan, ada empat alasan di balik maraknya obat yang diklaim bisa menyembuhkan virus Corona.

"Kalau kita lihat saat ini banyak vaksin Corona yang beredar karena, pertama, itu tekanan psikologis yang dirasakan masyarakat karena takut terinfeksi, sebab belum ada obat atau vaksin," kata Tulus dalam diskusi virtual, Senin (10/8/2020).

Dia melanjutkan lemahnya literasi masyarakat terhadap produk obat, jamu, dan herbal juga mendorong munculnya obat-obat tersebut. Terlebih masyarakat kurang memahami klaim-klaim bahwa obat atau jamu memiliki levelnya masing-masing, yakni menyembuhkan, mengobati, meringankan, membantu meringankan, dan lainnya. ( Baca juga:Siapakah Penerima Pertama Vaksin COVID-19? Dilema Global AS )

"Belum optimalnya penegakan hukum jadi masyarakat banyak yang percaya dengan vaksin Corona yang beredar, padahal belum tentu benar," jelasnya.

Dia menambahkan, agar pemerintah membenahi proses hukum mengenai produk herbal yang tidak mengantongi izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pasalnya, hukum saat ini hanya vonis ringan yang tidak memberi jera bagi pelakunya, akibatnya kasus berulang dan pelakunya masih sama.

"Jalan keluar yang saya rekomendasikan memperbarui politik manajemen penanganan wabah. Tak bisa atasi pandemi jangan mimpi ekonomi akan membaik. Mendorong peningkatan literasi masyrakat," tandasnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ada Diskon Listrik 50%...
Ada Diskon Listrik 50% Tahun Depan, YLKI: Pasti Daya Beli Bakal Meningkat
Jangan Buru-buru Viralkan...
Jangan Buru-buru Viralkan Keluhan di Medsos, Konsumen Bisa Lakukan Ini
Berkaitan dengan PAD,...
Berkaitan dengan PAD, Parkir Pinggir Jalan Harus Dikelola Pemda
Harga BBM Non Subsidi...
Harga BBM Non Subsidi Naik Turun, YLKI: Kewenangan Badan Usaha
Tolak Tarif Dinamis...
Tolak Tarif Dinamis LRT Jabodebek, YLKI: Mana Ada Angkutan Massal Headwaynya 1 Jam
Operasikan Hanya 8 Trainset,...
Operasikan Hanya 8 Trainset, YLKI Minta LRT Jabodebek Kembali Terapkan Tarif Promo
Lembaga Pembela Konsumen...
Lembaga Pembela Konsumen Buka Suara soal Toko Online yang Tumbangkan Pedagang Pasar
YLKI Beberkan Keluhan...
YLKI Beberkan Keluhan soal Dunia Cicilan Kendaraan
10 Sektor Paling Banyak...
10 Sektor Paling Banyak Dikeluhkan Konsumen di 2022, dari Pinjol hingga Minyak Goreng
Rekomendasi
8 Negara Pemilik Mineral...
8 Negara Pemilik Mineral Tanah Langka Terbesar di Dunia, Harta Karun yang Diincar AS
Bareskrim Ungkap Direktur...
Bareskrim Ungkap Direktur Persiba Balikpapan Berkaitan dengan Bandar Narkoba Hendra Sabarudin
Sosok Terduga Pelaku...
Sosok Terduga Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak dalam Toren Tambora
Berita Terkini
Resmi Jadi Bank Emas,...
Resmi Jadi Bank Emas, Pegadaian Salurkan PMK Emas ke PT Lotus Lingga Pratama
1 jam yang lalu
PBJT Jasa Kesenian dan...
PBJT Jasa Kesenian dan Hiburan, Berikut Objek Pajak dan Besaran Tarifnya
1 jam yang lalu
Inilah 5 Aplikasi Kripto...
Inilah 5 Aplikasi Kripto Terlengkap di Indonesia
2 jam yang lalu
Harga Emas Antam Terperosok...
Harga Emas Antam Terperosok Rp14.000 per Gram, Berikut Rinciannya
2 jam yang lalu
Vietnam Bakal Bangun...
Vietnam Bakal Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia, Rosan: Mereka Sangat Serius
4 jam yang lalu
Pengangguran di Singapura...
Pengangguran di Singapura Bakal Dapat Gaji Rp74 Juta per Bulan, Termasuk Korban PHK
5 jam yang lalu
Infografis
Eropa Sangat Takut Radikalisasi...
Eropa Sangat Takut Radikalisasi Berkembang di Suriah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved