Pemerintah Diminta Cari Alternatif Penerimaan Cukai Selain Rokok

Jum'at, 23 Maret 2018 - 18:09 WIB
Pemerintah Diminta Cari Alternatif Penerimaan Cukai Selain Rokok
Pemerintah Diminta Cari Alternatif Penerimaan Cukai Selain Rokok
A A A
JAKARTA - Pengamat Perpajakan dari Center Indonesia for Taxation Analysis (CITA) meminta pemerintah untuk mencari alternatif lain dalam menggenjot penerimaan cukai, selain dari hasil tembakau atau rokok. Pasalnya, ketergantungan terhadap cukai hasil tembakau (CHT) dinilai telah memberikan tekanan terhadap industri hasi tembakau (IHT) di dalam negeri.

(Baca Juga: Sumbang Penerimaan Negara, Industri Hasil Tembakau Dianaktirikan
Dia mengatakan, sejatinya target penerimaan cukai yang ditetapkan pemerintah selama ini selalu tidak tercapai. Baru tahun lalu penerimaan dari sisi bea cukai mencapai target yaitu sekitar 100,11% atau sebesar Rp189,35 triliun dari target Rp189,14 triliun.

"Penerimaan cukai dalam jangka panjang memang fluktuatif. Sebenarnya dulu penerimaan cukai selalu tercapai, tapi 3-4 tahun agak berat. Bahkan baru tahun lalu tercapai di atas 100%, itu pun karena Oktober menaikkan tarif. Tapi sebelumnya sudah mulai stagnan," katanya dalam acara Weekly Forum bertajuk "Peranan Tembakau dalam Pembangunan Nasional di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Jadi dia menegaskan cukai rokok dan hasil tembakau tidak bisa lagi jadi andalan penerimaan negara, sehingga harus ada alternatif. Pria yang akrab disapa Pras ini menuturkan, penerimaan negara dari pajak memang jauh lebih tinggi dibandingkan penerimaan dari bea dan cukai. Namun, jika dilihat efektifitasnya maka menggenjot penerimaan cukai jauh lebih efektif dibanding pajak.

"Sumber penerimaan negara, ada pajak, bea cukai, PNBP. Kontribusi cukai dalam kepabeanan dan cukai itu dominan. Sekitar 11% dari total penerimaan negara. Kalau pajak kan tinggi, 75%. Tapi ada bedanya? Jumlah WP itu ada 30 juta. Jadi ngawasin 30 juta dapat Rp1.150 triliun. Cukai ini tidak banyak, apalagi tembakau itu hanya berapa pabrikan besar, paling lima. Itu sudah bisa dapat Rp180 triliunan. Jadi efektif. Ngawasinnya nggak banyak, pendapatannya tinggi," imbuh dia.

Sementara jika dibandingkan penerimaan cukai dari komoditas lain seperti alkohol dan lain-lain masih sangat kecil. Sehingga, memang diakui rokok selama ini menjadi komoditas utama dan selalu jadi andalan dalam menggenjot penerimaan cukai.

"Sekarang penerimaan cukai di 2017 sudah Rp153 triliun. Kontribusi CHT terhadap penerimaan cukai itu 96%. Jadi yang lain itu hampir enggak ada, alkohol, etil alkohol hampir enggak ada. Kinerja penerimaan CHT realisasinya cukup tinggi walaupun 2016 tumbuh negatif," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1467 seconds (0.1#10.140)