Rentetan Kejadian Ini Bikin Produksi Sawit Menyusut di Semester I Tahun 2020

Rabu, 12 Agustus 2020 - 21:07 WIB
loading...
Rentetan Kejadian Ini Bikin Produksi Sawit Menyusut di Semester I Tahun 2020
Produksi crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO) pada Januari-Juni 2020 sebesar 23,5 juta ton. Angka ini lebih rendah dari produksi semester I/2019 yang sebesar 25,8 juta ton. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO) pada Januari-Juni 2020 sebesar 23,5 juta ton. Angka ini lebih rendah dari produksi semester I/2019 yang sebesar 25,8 juta ton.

(Baca Juga: Ekspor Minyak Sawit Terkontraksi 11%, Kecuali ke Tiga Negara Ini )

Sementara konsumsi dalam negeri sebesar 8,6 juta ton atau 2,9 % lebih tinggi. Volume ekspor sebesar 15,5 juta ton atau 11,7% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 17,5 juta ton. Namun nilai ekspornya 6,4% lebih tinggi menjadi senilai USD10 miliar.

"Kalau kita lihat sampai Juni 2020 mengalami kontraksi sekitar 9% pada semester I/2020," ujar Ketua Umum Gapki Joko Supriyono pada paparan kinerja industri sawit 2020 secara virtual, Rabu (12/8/2020).

(Baca Juga: Kemendag Akan Bentuk Tim Kampanye Positif Sawit Indonesia )

Joko melanjutkan, dibandingkan dengan bulan Mei 2020, produksi CPO pada bulan Juni sebesar 4,1 juta ton atau naik 13,5%. Sementara konsumsi dalam negeri turun 3,5% menjadi 1,3 juta ton dan ekspor naik signifikan 13,9% menjadi 2,8 juta ton.

"Produksi bulan Juni lebih tinggi dari bulan Mei diduga selain karena carry over produksi bulan Mei yang terkendala karena Lebaran juga sebagian provinsi telah masuk ke periode tren produksi naik," ungkapnya.

(Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Saatnya Industri Sawit Jadi Panglima )

Menurut Joko, penurunan produksi sawit ini bukan hanya dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19. Hingga saat ini, industri perkebunan kelapa sawit masih berjalan normal secara operasional walaupun tetap ada pembatasan selama pandemi Covid-19.

Dia menilai, penurunan produksi ini lebih disebabkan penurunan harga sawit yang terjadi di 2018 dan kekeringan sepanjang tahun 2019. "Faktor utamanya bukan karena Covid-19. Tahun lalu terjadi kekeringan beberapa bulan. Ini juga rentetan kejadian di tahun 2018 dimana harga rendah sekali," jelasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1474 seconds (0.1#10.140)