10 Negara dengan Tingkat Kemiskinan Paling Ekstrem di Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penelitian terbaru Bank Dunia tentang kemiskinan , menemukan bahwa sekitar 8% populasi global ternyata hidup dalam kemiskinan ekstrem. Dalam data yang diperbarui pada Oktober 2023, itu menunjukkan berarti ada sekitar 700 juta orang di dunia bertahan hidup dengan penghasilan kurang dari USD2,15 per hari atau setara Rp33.776 (Kurs Rp15.710 per USD).
Menurut laporan Kemiskinan dan Kemakmuran Bersama lainnya yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada tahun 2022, hampir seperempat populasi global hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan USD3,65 dan berada pada negara- negara berpenghasilan menengah ke bawah .
Selain itu hampir setengah dari populasi global, tepatnya 47% tercatat hidup di bawah garis kemiskinan, yang berada pada negara-negara berpenghasilan menengah ke atas dengan penghasilan USD6,85.
Meskipun skala kemiskinan ekstrem secara global masih luas, namun jumlah orang yang sangat miskin telah menurun secara signifikan selama tiga dekade terakhir. Seperti dilaporkan oleh Bank Dunia, 2 miliar orang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 1990, dan dari tahun 1990 hingga 2019, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 700 juta.
Sementara itu ketika angka kemiskinan menurun secara global, tingkat kemiskinan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir di beberapa bagian dunia lain.
Misalnya di Amerika Serikat, tingkat Ukuran Kemiskinan Tambahan (SPM), ukuran kemiskinan yang melibatkan pendapatan tunai dan tunjangan pemerintah pada 2022 mencapai 12,4% seperti yang dilaporkan oleh Biro Sensus AS. Dibandingkan dengan tahun 2021, angka tersebut meningkat sebesar 4,6% akibat efek Pandemi Covid-19.
Selain Covid-19, ada beberapa penyebab yang membuat kemiskinan di suatu negara meningkat. Salah satunya adalah perang. Perang dan konflik antar negara selalu datang dengan biaya besar bagi kehidupan warga sipil yang mengungsi dan mereka dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang sangat miskin.
Tingkat Kemiskinan per 2021: 56,8%
Sejarah tragis konflik dan ketidakstabilan telah membuat ekonomi Sierra Leone berantakan. Tingkat kemiskinan di Sierra Leone dengan nama resmi Republik Sierra Leone, adalah sebuah negara di Afrika Barat, tepatnya di pesisir Samudra Atlantik mencapai 56,80%, menurut Data Bank Dunia.
Perang Saudara Sierra Leone (1991–2002) berdampak pada pembangunan infrastruktur serta menimbulkan pengungsi, menghambat pertumbuhan ekonomi sehingga membuat Sierra Leone masih bergulat mencoba pulih. Meski Sierra Leone kaya akan sumber daya mineral, namun kasus korupsi membuat negara ini tidak mendapat manfaat darinya.
Tingkat kemiskinan: 58,50%
Tingginya angka kemiskinan di Haiti, terutama disebabkan oleh banyaknya bencana alam yang sering terjadi. Termasuk gempa bumi besar yang dihadapinya pada tahun 2010. Alasan lain adalah tingkat melek huruf yang rendah dan penindasan politik.
Namun bencana alam diklasifikasikan sebagai alasan utama yang membuat negara tersebut masih bergulat dengan masalah ekonomi. Sering terjadinya bencana yang merusak, menghambat pembangunan infrastruktur serta mengganggu sektor pertanian.
Tantangan lain yang dihadapi oleh Haiti adalah deforestasi, yang menghambat pembangunan berkelanjutan di negara ini. Sebelumnya Program Pangan Dunia (WFP) mengajukan permohonan kepada donor internasional agar membantu rakyat di Haiti menghindari kelaparan pada 2023 lalu.
Menurut WFP, kelaparan mencapai rekor tertinggi di Haiti, dengan hampir 5 juta orang atau satu dari dua orang di sana menghadapi rawan pangan yang akut. Jumlah ini lebih banyak dari krisis kelaparan besar lain, termasuk di Somalia atau Afghanistan.
Tingkat kemiskinan: 58,90%
Eswatini, negara berpenghasilan menengah ke bawah di Afrika Selatan menghadapi tantangan ekonomi karena tingkat ketimpangan pendapatan yang tinggi dan lonjakan angka pengangguran. Kontrol monarki atas sektor-sektor utama membatasi peluang bagi perusahaan swasta. Negara ini juga memiliki masalah besar dengan HIV dan TB, yang menambah beban pada sumber daya perawatan kesehatan.
Tingkat kemiskinan: 59,30%
Tingkat kemiskinan Guatemala yang tinggi sebesar 59,30% menciptakan banyak masalah bagi penduduknya seperti kekurangan gizi. Perubahan iklim semakin menekan masalah ini yang mempengaruhi sektor pertanian dan berdampak pada ketahanan pangan. Saat ini lebih dari sepertiga populasi di Guatemala menghadapi kerawanan pangan.
Tingkat kemiskinan: 63,90%
Kemiskinan di Republik Demokratik Kongo berasal dari sejarah panjang konflik politik dan korupsi. Hal ini menyebabkan negara tersebut menghadapi krisis pangan serta tingkat pendidikan yang rendah. Konflik antara kelompok-kelompok bersenjata telah menyebabkan lebih dari 6,1 juta orang mengungsi di Kongo.
Terletak di Afrika timur, Burundi adalah negara pegunungan dengan populasi lebih dari 13,4 juta orang. Meskipun negara ini memiliki tingkat pengangguran hanya 1%, namun negara ini menempati urutan ke-5 dalam daftar dengan tingkat kemiskinan mencapai 64,90%.
Situasi kemanusiaan di Burundi sangat parah, terutama karena pandemi COVID-19, inflasi, dan efek perang Rusia-Ukraina ikut dirasakan Burundi dengan kekurangan bahan bakar. Saat semua digabungkan, negara ini mengalami lonjakan harga makanan pokok dan barang-barang, mengakibatkan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Tingkat kemiskinan: 68,80%
Republik Afrika Tengah adalah negara dengan tingkat kemiskinan 68,80%. Menurut IPC, sekitar 33% atau 2 juta orang di negara ini menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi antara September 2023 dan Maret 2024. Selain itu, konflik perang saudara di Republik Afrika Tengah telah membuat banyak orang mengungsi dan terjebak di negara yang terkurung daratan tersebut.
Tingkat kemiskinan: 70,70%
Madagaskar adalah pulau terbesar keempat di dunia, dengan populasi lebih dari 30 juta orang dan tingkat kemiskinan 70,70%. Menurut laporan UNICEF, sekitar 2,3 juta orang di Madagaskar membutuhkan bantuan kemanusiaan pada tahun 2024 karena kekeringan berkepanjangan, banjir yang berulang, topan, dan epidemi.
Tingkat kemiskinan: 76,80%
Negara Afrika Tengah lainnya, Guinea berada di urutan kedua dalam daftar negara dengan tingkat kemiskinan paling ekstrem di angka 76,80%. Meskipun merupakan negara penghasil minyak, ekonomi Guinea masih tertekan dan diproyeksikan mengalami resesi selama tiga tahun ke depan, menurut IMF.
Tingkat kemiskinan: 82,30%
Sudan Selatan adalah negara yang terkurung daratan di Afrika Tengah bagian timur dengan tingkat kemiskinan 82,30%. Setelah berada dalam konflik selama enam tahun, Sudan Selatan telah menjadi salah satu negara paling rawan pangan di dunia, di samping menjadi negara dengan tingkat kemiskinan tertinggi.
Sejak dimulainya konflik pada tahun 2013, Sudan Selatan telah menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan perkiraan 2/3 dari populasi negara itu, atau 9,4 juta orang mengandalkan bantuan kemanusiaan pada tahun 2023.
Menurut laporan Kemiskinan dan Kemakmuran Bersama lainnya yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada tahun 2022, hampir seperempat populasi global hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan USD3,65 dan berada pada negara- negara berpenghasilan menengah ke bawah .
Selain itu hampir setengah dari populasi global, tepatnya 47% tercatat hidup di bawah garis kemiskinan, yang berada pada negara-negara berpenghasilan menengah ke atas dengan penghasilan USD6,85.
Meskipun skala kemiskinan ekstrem secara global masih luas, namun jumlah orang yang sangat miskin telah menurun secara signifikan selama tiga dekade terakhir. Seperti dilaporkan oleh Bank Dunia, 2 miliar orang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 1990, dan dari tahun 1990 hingga 2019, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 700 juta.
Sementara itu ketika angka kemiskinan menurun secara global, tingkat kemiskinan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir di beberapa bagian dunia lain.
Misalnya di Amerika Serikat, tingkat Ukuran Kemiskinan Tambahan (SPM), ukuran kemiskinan yang melibatkan pendapatan tunai dan tunjangan pemerintah pada 2022 mencapai 12,4% seperti yang dilaporkan oleh Biro Sensus AS. Dibandingkan dengan tahun 2021, angka tersebut meningkat sebesar 4,6% akibat efek Pandemi Covid-19.
Selain Covid-19, ada beberapa penyebab yang membuat kemiskinan di suatu negara meningkat. Salah satunya adalah perang. Perang dan konflik antar negara selalu datang dengan biaya besar bagi kehidupan warga sipil yang mengungsi dan mereka dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang sangat miskin.
Berikut 10 negara dengan tingkat kemiskinan paling ekstrem di dunia, berdasarkan data dari Bank Dunia.
10. Sierra Leone
Tingkat Kemiskinan per 2021: 56,8%
Sejarah tragis konflik dan ketidakstabilan telah membuat ekonomi Sierra Leone berantakan. Tingkat kemiskinan di Sierra Leone dengan nama resmi Republik Sierra Leone, adalah sebuah negara di Afrika Barat, tepatnya di pesisir Samudra Atlantik mencapai 56,80%, menurut Data Bank Dunia.
Perang Saudara Sierra Leone (1991–2002) berdampak pada pembangunan infrastruktur serta menimbulkan pengungsi, menghambat pertumbuhan ekonomi sehingga membuat Sierra Leone masih bergulat mencoba pulih. Meski Sierra Leone kaya akan sumber daya mineral, namun kasus korupsi membuat negara ini tidak mendapat manfaat darinya.
9. Haiti
Tingkat kemiskinan: 58,50%
Tingginya angka kemiskinan di Haiti, terutama disebabkan oleh banyaknya bencana alam yang sering terjadi. Termasuk gempa bumi besar yang dihadapinya pada tahun 2010. Alasan lain adalah tingkat melek huruf yang rendah dan penindasan politik.
Namun bencana alam diklasifikasikan sebagai alasan utama yang membuat negara tersebut masih bergulat dengan masalah ekonomi. Sering terjadinya bencana yang merusak, menghambat pembangunan infrastruktur serta mengganggu sektor pertanian.
Tantangan lain yang dihadapi oleh Haiti adalah deforestasi, yang menghambat pembangunan berkelanjutan di negara ini. Sebelumnya Program Pangan Dunia (WFP) mengajukan permohonan kepada donor internasional agar membantu rakyat di Haiti menghindari kelaparan pada 2023 lalu.
Menurut WFP, kelaparan mencapai rekor tertinggi di Haiti, dengan hampir 5 juta orang atau satu dari dua orang di sana menghadapi rawan pangan yang akut. Jumlah ini lebih banyak dari krisis kelaparan besar lain, termasuk di Somalia atau Afghanistan.
8. Eswatini
Tingkat kemiskinan: 58,90%
Eswatini, negara berpenghasilan menengah ke bawah di Afrika Selatan menghadapi tantangan ekonomi karena tingkat ketimpangan pendapatan yang tinggi dan lonjakan angka pengangguran. Kontrol monarki atas sektor-sektor utama membatasi peluang bagi perusahaan swasta. Negara ini juga memiliki masalah besar dengan HIV dan TB, yang menambah beban pada sumber daya perawatan kesehatan.
7. Guatemala
Tingkat kemiskinan: 59,30%
Tingkat kemiskinan Guatemala yang tinggi sebesar 59,30% menciptakan banyak masalah bagi penduduknya seperti kekurangan gizi. Perubahan iklim semakin menekan masalah ini yang mempengaruhi sektor pertanian dan berdampak pada ketahanan pangan. Saat ini lebih dari sepertiga populasi di Guatemala menghadapi kerawanan pangan.
6. Kongo
Tingkat kemiskinan: 63,90%
Kemiskinan di Republik Demokratik Kongo berasal dari sejarah panjang konflik politik dan korupsi. Hal ini menyebabkan negara tersebut menghadapi krisis pangan serta tingkat pendidikan yang rendah. Konflik antara kelompok-kelompok bersenjata telah menyebabkan lebih dari 6,1 juta orang mengungsi di Kongo.
5. Burundi
Tingkat kemiskinan: 64,90%Terletak di Afrika timur, Burundi adalah negara pegunungan dengan populasi lebih dari 13,4 juta orang. Meskipun negara ini memiliki tingkat pengangguran hanya 1%, namun negara ini menempati urutan ke-5 dalam daftar dengan tingkat kemiskinan mencapai 64,90%.
Situasi kemanusiaan di Burundi sangat parah, terutama karena pandemi COVID-19, inflasi, dan efek perang Rusia-Ukraina ikut dirasakan Burundi dengan kekurangan bahan bakar. Saat semua digabungkan, negara ini mengalami lonjakan harga makanan pokok dan barang-barang, mengakibatkan tingkat kemiskinan yang tinggi.
4. Republik Afrika Tengah
Tingkat kemiskinan: 68,80%
Republik Afrika Tengah adalah negara dengan tingkat kemiskinan 68,80%. Menurut IPC, sekitar 33% atau 2 juta orang di negara ini menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi antara September 2023 dan Maret 2024. Selain itu, konflik perang saudara di Republik Afrika Tengah telah membuat banyak orang mengungsi dan terjebak di negara yang terkurung daratan tersebut.
3. Madagaskar
Tingkat kemiskinan: 70,70%
Madagaskar adalah pulau terbesar keempat di dunia, dengan populasi lebih dari 30 juta orang dan tingkat kemiskinan 70,70%. Menurut laporan UNICEF, sekitar 2,3 juta orang di Madagaskar membutuhkan bantuan kemanusiaan pada tahun 2024 karena kekeringan berkepanjangan, banjir yang berulang, topan, dan epidemi.
2. Guinea
Tingkat kemiskinan: 76,80%
Negara Afrika Tengah lainnya, Guinea berada di urutan kedua dalam daftar negara dengan tingkat kemiskinan paling ekstrem di angka 76,80%. Meskipun merupakan negara penghasil minyak, ekonomi Guinea masih tertekan dan diproyeksikan mengalami resesi selama tiga tahun ke depan, menurut IMF.
1. Sudan Selatan
Tingkat kemiskinan: 82,30%
Sudan Selatan adalah negara yang terkurung daratan di Afrika Tengah bagian timur dengan tingkat kemiskinan 82,30%. Setelah berada dalam konflik selama enam tahun, Sudan Selatan telah menjadi salah satu negara paling rawan pangan di dunia, di samping menjadi negara dengan tingkat kemiskinan tertinggi.
Sejak dimulainya konflik pada tahun 2013, Sudan Selatan telah menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan perkiraan 2/3 dari populasi negara itu, atau 9,4 juta orang mengandalkan bantuan kemanusiaan pada tahun 2023.
(akr)