Tak Hanya Kenalkan Tuna Indonesia, Aruna Ramaikan SENA 2024 di Boston
loading...
A
A
A
Selain itu, kapal untuk nelayan tuna Aruna juga telah memiliki sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) Fisheries. Hal ini kemudian menjadi salah satu keunggulan dari tuna Aruna. Sebagai informasi, MSC sertifikasi sendiri merupakan sertifikat bergengsi untuk sustainable fisheries, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk di pasar.
“Kami melihat bahwa sampai saat ini, Indonesia mendominasi produksi ikan tuna secara global dengan pangsa produksi sebesar 15%. Keunggulan negara kita terletak pada posisi geografisnya yang terletak di Samudera Hindia dan Pasifik, yang tentu kaya akan stok tuna," ujar Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty.
"Hal ini didukung kebijakan pemerintah yang memberikan insentif bagi nelayan dan industri pengolahan. Dengan 180 supply hub dari 31 provinsi di Indonesia dan teknologi traceability yang dimiliki Aruna, kami optimis mampu menangkap dan memproduksi tuna secara berkelanjutan dan menghasilkan berbagai produk tuna yang dapat diekspor ke pasar internasional,” sambungnya.
Tak hanya hadir mengikuti pameran saja, mini talkshow juga diikuti oleh Aruna bersama KKP, AP2HI, dan mitra bisnis lainnya. Adapun, salah satu topik pembahasannya ialah “Social Aspect in Small-Scale Fisheries”.
Penekanan talkshow tersebut fokus pada bagaimana perikanan skala kecil tidak hanya berdampak bagi ekonomi, tetapi juga signifikan secara sosial, berkontribusi pada mata pencaharian, ketahanan pangan, warisan budaya, dan kohesi masyarakat di komunitas pesisir.
Diikuti juga dengan pemaparan tentang dinamika sosial yang beragam, serta interaksi pemangku kepentingan yang turut mempromosikan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan memberdayakan nelayan dan komunitas pesisir.
Harapannya, melalui pameran SENA 2024 ini, peluang akses pasar tuna tidak hanya terbuka di Amerika, tetapi juga di pasar Eropa, Jepang, dan Timur Tengah. Selain itu, produk perikanan Indonesia pun diharapkan tetap menjadi pemain utama di industri tuna global.
“Kami melihat bahwa sampai saat ini, Indonesia mendominasi produksi ikan tuna secara global dengan pangsa produksi sebesar 15%. Keunggulan negara kita terletak pada posisi geografisnya yang terletak di Samudera Hindia dan Pasifik, yang tentu kaya akan stok tuna," ujar Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty.
"Hal ini didukung kebijakan pemerintah yang memberikan insentif bagi nelayan dan industri pengolahan. Dengan 180 supply hub dari 31 provinsi di Indonesia dan teknologi traceability yang dimiliki Aruna, kami optimis mampu menangkap dan memproduksi tuna secara berkelanjutan dan menghasilkan berbagai produk tuna yang dapat diekspor ke pasar internasional,” sambungnya.
Tak hanya hadir mengikuti pameran saja, mini talkshow juga diikuti oleh Aruna bersama KKP, AP2HI, dan mitra bisnis lainnya. Adapun, salah satu topik pembahasannya ialah “Social Aspect in Small-Scale Fisheries”.
Penekanan talkshow tersebut fokus pada bagaimana perikanan skala kecil tidak hanya berdampak bagi ekonomi, tetapi juga signifikan secara sosial, berkontribusi pada mata pencaharian, ketahanan pangan, warisan budaya, dan kohesi masyarakat di komunitas pesisir.
Diikuti juga dengan pemaparan tentang dinamika sosial yang beragam, serta interaksi pemangku kepentingan yang turut mempromosikan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan memberdayakan nelayan dan komunitas pesisir.
Harapannya, melalui pameran SENA 2024 ini, peluang akses pasar tuna tidak hanya terbuka di Amerika, tetapi juga di pasar Eropa, Jepang, dan Timur Tengah. Selain itu, produk perikanan Indonesia pun diharapkan tetap menjadi pemain utama di industri tuna global.
(akr)