Fitch Pangkas Prospek Peringkat Kredit China Jadi Negatif
loading...
A
A
A
"Revisi prospek tersebut mencerminkan peningkatan risiko terhadap prospek keuangan publik China karena negara tersebut menghadapi ketidakpastian prospek ekonomi di tengah transisi dari pertumbuhan yang bergantung pada properti ke apa yang pemerintah pandang sebagai model pertumbuhan yang lebih berkelanjutan," jelas Fitch.
"Defisit fiskal yang besar dan meningkatnya utang pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah mengikis penyangga fiskal dari perspektif pemeringkatan," katanya. "Risiko kewajiban kontinjensi juga mungkin meningkat, karena pertumbuhan nominal yang lebih rendah memperburuk tantangan dalam mengelola leverage perekonomian yang tinggi."
China berencana untuk menerapkan defisit anggaran sebesar 3% dari output perekonomian, turun dari revisi tahun lalu sebesar 3,8%. China juga berencana menerbitkan obligasi negara khusus jangka ultra panjang senilai 1 triliun yuan atau sekitar USD138,30 miliar, yang tidak termasuk dalam anggaran.
Kuota penerbitan obligasi khusus untuk pemerintah daerah ditetapkan sebesar 3,9 triliun yuan, naik dibandingkan 3,8 triliun yuan pada tahun 2023. Rasio utang China terhadap PDB tercatat naik ke rekor baru sebesar 287,8% pada tahun 2023, atau 13,5 poin persentase lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Di bagian lain, Kementerian Keuangan China setelah pengumuman tersebut menyatakan pihaknya menyesali keputusan pemeringkatan oleh Fitch. China juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan menyelesaikan risiko dari utang pemerintah daerah.
"Dalam jangka panjang, mempertahankan ukuran defisit yang moderat dan memanfaatkan dana utang yang berharga akan bermanfaat untuk meningkatkan permintaan domestik, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan pada akhirnya menjaga kredit negara yang baik," kata Kementerian keuangan China dalam sebuah pernyataan.
"Defisit fiskal yang besar dan meningkatnya utang pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah mengikis penyangga fiskal dari perspektif pemeringkatan," katanya. "Risiko kewajiban kontinjensi juga mungkin meningkat, karena pertumbuhan nominal yang lebih rendah memperburuk tantangan dalam mengelola leverage perekonomian yang tinggi."
China berencana untuk menerapkan defisit anggaran sebesar 3% dari output perekonomian, turun dari revisi tahun lalu sebesar 3,8%. China juga berencana menerbitkan obligasi negara khusus jangka ultra panjang senilai 1 triliun yuan atau sekitar USD138,30 miliar, yang tidak termasuk dalam anggaran.
Kuota penerbitan obligasi khusus untuk pemerintah daerah ditetapkan sebesar 3,9 triliun yuan, naik dibandingkan 3,8 triliun yuan pada tahun 2023. Rasio utang China terhadap PDB tercatat naik ke rekor baru sebesar 287,8% pada tahun 2023, atau 13,5 poin persentase lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Di bagian lain, Kementerian Keuangan China setelah pengumuman tersebut menyatakan pihaknya menyesali keputusan pemeringkatan oleh Fitch. China juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan menyelesaikan risiko dari utang pemerintah daerah.
"Dalam jangka panjang, mempertahankan ukuran defisit yang moderat dan memanfaatkan dana utang yang berharga akan bermanfaat untuk meningkatkan permintaan domestik, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan pada akhirnya menjaga kredit negara yang baik," kata Kementerian keuangan China dalam sebuah pernyataan.
(fjo)