Menelusuri Jejak 'Kota Hantu' Buatan China di Dekat Indonesia Senilai Rp1.627 T
loading...
A
A
A
Kantor berita Reuters melaporkan pada awal bulan ini bahwa raksasa asuransi Ping An telah diperintahkan oleh pihak berwenang Cina untuk mengambil alih saham perusahaan, yang kemudian dibantah oleh Ping An.
Syarul, wakil presiden regional, menghindari pertanyaan tentang masalah Country Garden, tetapi mengatakan bahwa ia tetap berharap untuk Forest City, dengan mengutip "dukungan yang baik" dari Malaysia dan China, dan zona ekonomi yang direncanakan.
"Kami tidak bisa mundur atau berpindah dari apa yang telah kami rencanakan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa 20 miliar ringgit atau USD4,3 miliar telah dihabiskan untuk proyek tersebut sejauh ini.
Dia menambahkan bahwa rincian zona-zona tersebut belum ditetapkan. Namun, ia menyarankan bahwa para pemilik kota akan lebih tertarik pada bidang-bidang seperti perbankan dan teknologi daripada real estat.
Seorang pemilik toko wanita Tionghoa yang mengidentifikasi dirinya sebagai Qiqi, berusia 30-an mengatakan bahwa ia telah tinggal di Forest City selama enam tahun dan ingin tetap tinggal meskipun ada masalah.
"Mengapa kami tetap bertahan? Kami percaya bahwa jika rencana kawasan ekonomi khusus diimplementasikan, ini akan menjadi kabar baik bagi kami. "Kami berharap setelah zona ekonomi khusus dikembangkan, ini akan menjadi situasi yang sama seperti Hong Kong dan Shenzhen. Itu akan menjadi sangat baik."
Awalnya, Forest City, digadang-gadang menjadi salah satu lokasi hunian terbaik di dunia. Namun, nasib berkata lain dan kondisinya justru mengkhawatirkan.
Setelah hanya beberapa orang pindah, pengembang mencoba mengubahnya menjadi pusat wisata, tetapi sia-sia. Kota itu masih tetap sepi warga ataupun pengunjung. Kini, pembangunan besar-besaran kota dijadikan sebagai lokasi syuting sejumlah acara realitas dan dokumenter.
Kota kosong itu tepat di seberang perbatasan barat dengan Singapura, digunakan untuk sebuah episode di musim kedua acara realitas Netflix "The Mole". Stasiun TV Korea Selatan, KBS, juga memfilmkan satu episode serial realitas perjalanan "Battle Trip," di kota tersebut. Sementara ProSieben TV Jerman membuat film dokumenter pendek tentang Forest City.
Diumumkan pada 2006, proyek perumahan mewah ini dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas seperti apartemen, taman air, dan hotel. Namun, delapan tahun setelah pembangunan dimulai, hanya beberapa ribu orang yang tinggal di sana. Proyek tersebut telah berubah menjadi kota hantu, dan menjadi beban besar bagi Country Garden.
Syarul, wakil presiden regional, menghindari pertanyaan tentang masalah Country Garden, tetapi mengatakan bahwa ia tetap berharap untuk Forest City, dengan mengutip "dukungan yang baik" dari Malaysia dan China, dan zona ekonomi yang direncanakan.
"Kami tidak bisa mundur atau berpindah dari apa yang telah kami rencanakan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa 20 miliar ringgit atau USD4,3 miliar telah dihabiskan untuk proyek tersebut sejauh ini.
Dia menambahkan bahwa rincian zona-zona tersebut belum ditetapkan. Namun, ia menyarankan bahwa para pemilik kota akan lebih tertarik pada bidang-bidang seperti perbankan dan teknologi daripada real estat.
Seorang pemilik toko wanita Tionghoa yang mengidentifikasi dirinya sebagai Qiqi, berusia 30-an mengatakan bahwa ia telah tinggal di Forest City selama enam tahun dan ingin tetap tinggal meskipun ada masalah.
"Mengapa kami tetap bertahan? Kami percaya bahwa jika rencana kawasan ekonomi khusus diimplementasikan, ini akan menjadi kabar baik bagi kami. "Kami berharap setelah zona ekonomi khusus dikembangkan, ini akan menjadi situasi yang sama seperti Hong Kong dan Shenzhen. Itu akan menjadi sangat baik."
Awalnya, Forest City, digadang-gadang menjadi salah satu lokasi hunian terbaik di dunia. Namun, nasib berkata lain dan kondisinya justru mengkhawatirkan.
Setelah hanya beberapa orang pindah, pengembang mencoba mengubahnya menjadi pusat wisata, tetapi sia-sia. Kota itu masih tetap sepi warga ataupun pengunjung. Kini, pembangunan besar-besaran kota dijadikan sebagai lokasi syuting sejumlah acara realitas dan dokumenter.
Kota kosong itu tepat di seberang perbatasan barat dengan Singapura, digunakan untuk sebuah episode di musim kedua acara realitas Netflix "The Mole". Stasiun TV Korea Selatan, KBS, juga memfilmkan satu episode serial realitas perjalanan "Battle Trip," di kota tersebut. Sementara ProSieben TV Jerman membuat film dokumenter pendek tentang Forest City.
Diumumkan pada 2006, proyek perumahan mewah ini dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas seperti apartemen, taman air, dan hotel. Namun, delapan tahun setelah pembangunan dimulai, hanya beberapa ribu orang yang tinggal di sana. Proyek tersebut telah berubah menjadi kota hantu, dan menjadi beban besar bagi Country Garden.