Melonggarkan Sanksi Barat Bakal Bikin Rusia Menderita, Kok Bisa?

Senin, 22 Juli 2024 - 07:40 WIB
loading...
Melonggarkan Sanksi...
Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya terus memperketat sanksi Barat terhadap Rusia, namun sebuah studi menyebutkan melonggarkan sanksi akan menjadi cara yang lebih mudah untuk menekan Kremlin. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya terus memperketat sanksi Barat terhadap Rusia, namun sebuah studi menyebutkan melonggarkan sanksi akan menjadi cara yang lebih mudah untuk menekan Kremlin. Seorang ekonom yang menulis buat Brookings, menerangkan hal itu bisa memberikan rasa sakit yang lebih dalam kepada ekonomi Rusia .



Dalam kumpulan ringkasan kebijakan yang dikeluarkan lembaga think tank bulan ini, penulis Sergey Aleksashenko berpendapat, bahwa Barat harus melonggarkan pembatasan arus keluar modal Rusia . Menurutnya, dengan melakukan hal itu dapat menyebabkan rubel (mata uang Rusia) terdepresiasi, serta memacu inflasi di seluruh negeri.

"Alih-alih mempersulit orang Rusia untuk memindahkan uang ke luar negeri, membuatnya lebih mudah untuk menekan nilai rubel, membuat impor lebih mahal, dan menekan neraca bank Rusia," kata mantan wakil gubernur Bank of Russia itu.



Sementara itu sanksi Barat difokuskan untuk mengekang ketergantungan signifikan Rusia pada ekspor minyak, Aleksashenko juga memberikan catatan soal ketergantungan kuat negara itu pada impor. Sekitar 60% barang konsumsi non-makanan berasal dari pasar luar negeri, katanya, dan hal yang sama dapat dikatakan untuk seperempat produk makanan.

Sebagai aturan umum, biaya impor meningkat ketika mata uang diturunkan. Jika sanksi dirancang untuk ini, Rusia harus membayar lebih terhadap kebutuhan barang-barangnya, kata Aleksashenko.

Sebaliknya penurunan mata uang rubel tetap terbatas, mengingat pembatasan arus keluar modal keluar dari Rusia. Ketika Rusia kehilangan akses ke mata uang asing setelah invasi Kremlin ke Ukraina pada tahun 2022 karena sanksi Barat, permintaan domestik membuat mata uang tetap kuat.

Maka untuk membalikkan situasi tersebut, Aleksashenko merekomendasikan agar bank-bank Barat mengizinkan Rusia untuk terlibat dalam pembayaran lintas batas, dan meringankan sebagian sanksi terhadap entitas seperti Bursa Efek St. Petersburg dan National Settlement Depository.

"Jika seratus ribu orang Rusia (atau perusahaan kecil) mentransfer USD10.000 keluar dari Rusia setiap bulan menggunakan saluran yang berbeda, total arus modal keluar dari Rusia akan berjumlah USD12 miliar dalam satu tahun," tambahnya.

"Jumlah ini setara dengan diskon USD6,80 per barel untuk harga ekspor minyak mentah tahunan dari Rusia," sambungnya.

Yang pasti, seruan untuk kelonggaran sanksi bukanlah poin pembicaraan yang khusus. Di antara brief Brookings lainnya, beberapa berpendapat bahwa akan terjadi hal sebaliknya.

Satu catatan menegaskan perlunya embargo penuh terhadap Rusia, yang mencakup segala sesuatu mulai dari perdagangan hingga investasi dan keuangan.

Barat diketahui telah menerapkan lebih banyak pembatasan terhadap Rusia, termasuk paket sanksi yang luas pada bulan Juni. Pembatasan ini menargetkan entitas seperti Bursa Moskow, yang meresponsnya dengan memotong perdagangan dolar dan euro.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2547 seconds (0.1#10.140)