Dedolarisasi Diramal Jadi Bumerang, Pakar: Ide Bagus, tapi Sangat Menakutkan

Rabu, 31 Juli 2024 - 08:50 WIB
loading...
A A A
Sementara itu mata uang lain, seperti yuan China, terikat oleh kontrol modal yang ketat, yang juga membuatnya kurang likuid dan karenanya menjadi kurang menarik daripada dolar. Christian juga mengutarakan, sulit untuk dengan cepat meningkatkan likuiditas mata uang tanpa memicu inflasi yang tinggi.

"Ada banyak orang yang ragu-ragu untuk berdagang dan memegang cadangan, kekayaan serta rekening bank dalam yuan karena itu bukan mata uang yang sepenuhnya bergerak bebas. Jadi ada batasan di dalamnya," tambahnya.

2. Perdagangan Terbatas

Kedua, negara-negara yang mencoba menghapus dolar dapat menghambat impor dan ekspor mereka. Sekali lagi, itu karena dolar adalah mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia – dan tidak menggunakan mata uang itu dapat membatasi ruang lingkup mitra dagang suatu negara. Ungkap Christian, hal itu pada akhirnya juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Rusia dijadikan olehnya sebagai salah satu contohnya. Negara itu membuang dolar setelah ditampar dengan sanksi Barat pada tahun 2022. Tetapi meninggalkan greenback hanya mengisolasi negara itu lebih banyak dari pasar internasional, disampaikan seorang ekonom UC-Berkeley, yang bisa melemahkan ekonominya lebih jauh.

3. Kehilangan Nilai

Dampak ketiga yaitu bank sentral berisiko membuat "investasi buruk" dengan memegang mata uang lain, karena dolar adalah penyimpan nilai yang unggul, kata Christian.

Menurutnya indeks dolar AS, yang menilai bobot greenback terhadap sekelompok mata uang asing telah terapresiasi sekitar 40% sejak jatuh pada tahun 2011. Sementara itu, mata uang seperti yuan telah terdepresiasi terhadap dolar selama satu dekade terakhir.

"Dolar menjadi sangat kuat dalam 20 tahun terakhir. Jadi, Anda melakukan investasi yang buruk," kata Christian tentang bank sentral yang memilih untuk melepaskan cadangan dolar mereka.

Christian juga melihat tidak "terlalu banyak" negara di dunia yang melakukan dedolarisasi dalam skala luas, dengan pengecualian seperti Rusia, di mana ketegangan geopolitik dengan AS telah beralih ke dalam kebijakan ekonomi.

Alasannya karena dolar begitu banyak digunakan di pasar keuangan, sehingga dia memperkirakan akan memakan waktu beberapa dekade bagi dolar untuk digeser jika itu terjadi. Hal ini mirip dengan pandangan yang dipegang oleh pakar mata uang lainnya, yang mengatakan petahana dolar akan memakan waktu lama untuk digulingkan karena reputasinya yang aman.

"Anda memiliki hambatan besar untuk bergerak menuju rezim mata uang internasional yang kurang bergantung pada dolar. Bukan tidak mungkin, tetapi itu akan memakan waktu beberapa dekade untuk dieksekusi atau baru akan datang pada akhir keruntuhan ekonomi dan keuangan global yang sangat besar yang saya tidak melihat akan terjadi," kata Christian.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ramadan 2025, Pertamina...
Ramadan 2025, Pertamina Berbagi Takjil di 145 SPBU se-Indonesia
Deposit Tanah Jarang...
Deposit Tanah Jarang Melimpah, Trump: Rusia Berada di Belahan Bumi Paling Berharga
Rupiah Keok Lawan Dolar...
Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Hari Ini Bertengger di Rp16.501/USD
Bank Jatim Catatkan...
Bank Jatim Catatkan Laba Bersih Rp1,28 Triliun di 2024
Harga Emas Antam Tak...
Harga Emas Antam Tak Terbendung, Hari Ini Naik Lagi ke Rp1.779.000/Gram
800 Ribu Lulusan Perguruan...
800 Ribu Lulusan Perguruan Tinggi Masih Nganggur, Menaker Ungkap Perkaranya
Harga BBM Pertamina...
Harga BBM Pertamina Bakal Diskon? Siap-siap Promo Libur Lebaran 2025
Pasok BBM Saat Mudik...
Pasok BBM Saat Mudik Lebaran, Pertamina Pastikan Kualitasnya
Eksportir Wajib Parkir...
Eksportir Wajib Parkir DHE SDA 100%, Pelaku Industri Keuangan Perkenalkan Mekanismenya
Rekomendasi
Reaksi Ahmad Dhani Judika...
Reaksi Ahmad Dhani Judika Tidak Mau Lagi Nyanyi Lagu Dewa 19: Siapa yang Bisa Buktikan?
Jadwal Imsak dan Buka...
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Jakarta, Ahad 23 Maret 2025/23 Ramadan 1446 H
Sangat Janggal, Toyota...
Sangat Janggal, Toyota Tiba-tiba Bikin Mobil Listrik di China
Berita Terkini
Kuasa Hukum Berikan...
Kuasa Hukum Berikan Klarifikasi Laporan J Trust Bank terhadap Crowde
5 jam yang lalu
Potret Pesona Pantura...
Potret Pesona Pantura dan Pansela, Jalur Non Tol yang Ingin Dihidupkan Kembali
5 jam yang lalu
Pertamina Patra Niaga...
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Salurkan Bantuan Korban Banjir di Bandung
5 jam yang lalu
Danone dan PBNU Kolaborasi...
Danone dan PBNU Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
6 jam yang lalu
Fundamental Kuat, Pefindo...
Fundamental Kuat, Pefindo Pertahankan Peringkat Obligasi Lautan Luas
6 jam yang lalu
Rem Utang Jerman Blong,...
Rem Utang Jerman Blong, Ekonomi Zona Euro dalam Bahaya
6 jam yang lalu
Infografis
Fakta Mengejutkan, Ternyata...
Fakta Mengejutkan, Ternyata Buaya adalah Hewan yang Sangat Setia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved