Menolak Investasi China, India Pastikan Tak Akan Ubah Sikap
loading...
A
A
A
NEW DELHI - India menegaskan tidak akan mengubah sikapnya terhadap investasi asing langsung (FDI) dari China. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan, Piyush Goyal setelah sebelumnya rilis Survei Ekonomi tahunan negara itu, mengajurkan untuk menarik investasi dari perusahaan China dan meningkatkan ekspor India.
"Untuk meningkatkan manufaktur India dan memasukkan India ke dalam rantai pasokan global, tidak dapat dihindari bahwa India memasukkan dirinya ke dalam rantai pasokan China," kata survei tersebut.
Ia menambahkan, bahwa New Delhi harus membuat pilihan apakah akan melakukannya "hanya dengan mengandalkan impor atau sebagian melalui investasi China ."
Laporan tahunan yang menilai keadaan ekonomi India dan menetapkan arahan bagi pembuatan kebijakan, menaruh fokus pada FDI dari China. Ditambah serta bagaimana upaya meningkatkan ekspor India ke AS dengan cara yang mirip dengan bagaimana ekonomi Asia Timur, termasuk Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia, telah melakukannya di masa lalu.
"Ketika AS dan Eropa mengalihkan sumber langsung mereka dari China, lebih efektif untuk membuat perusahaan China berinvestasi di India dan kemudian mengekspor produk tersebut ke pasar ini daripada mengimpor dari China," catat laporan itu.
Sementara itu Goyal mengklarifikasi bahwa survei itu bukan dokumen yang "mengikat". Lalu Ia juga menekankan, bahwa tidak akan ada perubahan dalam kebijakan India saat ini untuk menarik investasi China, seperti dilaporkan kantor berita PTI.
Kebijakan tersebut diperbarui pada tahun 2020 setelah hubungan antara kedua kekuatan Asia itu merosot menyusul bentrokan mematikan di perbatasan Ladakh, yang disengketakan dimana membentang melalui wilayah Himalaya.
Setelah bentrokan di Lembah Galwan, India melarang lebih dari 200 aplikasi seluler China seperti TikTok, WeChat, dan browser UC Alibaba.
"Untuk meningkatkan manufaktur India dan memasukkan India ke dalam rantai pasokan global, tidak dapat dihindari bahwa India memasukkan dirinya ke dalam rantai pasokan China," kata survei tersebut.
Ia menambahkan, bahwa New Delhi harus membuat pilihan apakah akan melakukannya "hanya dengan mengandalkan impor atau sebagian melalui investasi China ."
Laporan tahunan yang menilai keadaan ekonomi India dan menetapkan arahan bagi pembuatan kebijakan, menaruh fokus pada FDI dari China. Ditambah serta bagaimana upaya meningkatkan ekspor India ke AS dengan cara yang mirip dengan bagaimana ekonomi Asia Timur, termasuk Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia, telah melakukannya di masa lalu.
"Ketika AS dan Eropa mengalihkan sumber langsung mereka dari China, lebih efektif untuk membuat perusahaan China berinvestasi di India dan kemudian mengekspor produk tersebut ke pasar ini daripada mengimpor dari China," catat laporan itu.
Sementara itu Goyal mengklarifikasi bahwa survei itu bukan dokumen yang "mengikat". Lalu Ia juga menekankan, bahwa tidak akan ada perubahan dalam kebijakan India saat ini untuk menarik investasi China, seperti dilaporkan kantor berita PTI.
Kebijakan tersebut diperbarui pada tahun 2020 setelah hubungan antara kedua kekuatan Asia itu merosot menyusul bentrokan mematikan di perbatasan Ladakh, yang disengketakan dimana membentang melalui wilayah Himalaya.
Setelah bentrokan di Lembah Galwan, India melarang lebih dari 200 aplikasi seluler China seperti TikTok, WeChat, dan browser UC Alibaba.