Sanksi Barat Bikin Aset Rp693 Triliun Milik Perusahaan Rusia Tertahan di Luar Negeri
loading...
A
A
A
Selanjutnya China, salah satu mitra ekonomi terbesar Rusia, saat ini sebagian besar banknya menolak untuk menerima pembayaran dari Rusia. Hal ini dilaporkan oleh salah satu media Rusia.
Sejauh ini Moskow masih memiliki segelintir sekutu yang bersedia berdagang dan berbisnis dengan mereka. Negara ini juga mengejar metode pembayaran alternatif, seperti kripto, untuk menjaga bisnis tetap mengalir.
Namun para ahli mengatakan bahwa meningkatnya isolasi Rusia dari pasar global dapat memiliki konsekuensi besar pada masa depan ekonominya. Rusia sepertinya bakal masuk ke dalam jurang resesi yang parah pada tahun depan, ungkap seorang ekonom UC Berkeley kepada Business Insider. Hal ini merujuk pada perdagangan energi Moskow yang melemah dan memudarnya akses ke dolar AS.
"Dalam sebagian besar kasus, bisnis menghadapi penundaan yang signifikan dalam melakukan pembayaran. Sekarang rata-rata sekitar 10-16 hari," sambungnua.
Potavin mengatakan, Bank of Russia "saat ini mendorong penggunaan mata uang kripto" untuk menghindari sanksi Barat dan memfasilitasi transfer mata uang ke luar negeri.
Masalah pembayaran menjadi salah satu agenda utama saat Putin baru-baru ini bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Meskipun Rusia telah membuat proposal untuk mengembangkan metode pembayaran alternatif, hal ini akan membutuhkan waktu untuk dapat berjalan.
Sejauh ini Moskow masih memiliki segelintir sekutu yang bersedia berdagang dan berbisnis dengan mereka. Negara ini juga mengejar metode pembayaran alternatif, seperti kripto, untuk menjaga bisnis tetap mengalir.
Namun para ahli mengatakan bahwa meningkatnya isolasi Rusia dari pasar global dapat memiliki konsekuensi besar pada masa depan ekonominya. Rusia sepertinya bakal masuk ke dalam jurang resesi yang parah pada tahun depan, ungkap seorang ekonom UC Berkeley kepada Business Insider. Hal ini merujuk pada perdagangan energi Moskow yang melemah dan memudarnya akses ke dolar AS.
Masalah Pembayaran
"Masalah pembayaran lintas batas pada tahun 2024 telah menjadi tantangan utama bagi bisnis Rusia," kata Alexander Potavin, analis dari Finam di Moskow seperti dikutip dari Bloomberg."Dalam sebagian besar kasus, bisnis menghadapi penundaan yang signifikan dalam melakukan pembayaran. Sekarang rata-rata sekitar 10-16 hari," sambungnua.
Potavin mengatakan, Bank of Russia "saat ini mendorong penggunaan mata uang kripto" untuk menghindari sanksi Barat dan memfasilitasi transfer mata uang ke luar negeri.
Masalah pembayaran menjadi salah satu agenda utama saat Putin baru-baru ini bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Meskipun Rusia telah membuat proposal untuk mengembangkan metode pembayaran alternatif, hal ini akan membutuhkan waktu untuk dapat berjalan.
(akr)