Hamas-Iran Bikin Pertumbuhan ekonomi Israel Melambat

Selasa, 20 Agustus 2024 - 16:44 WIB
loading...
Hamas-Iran Bikin Pertumbuhan...
Hamas dan Iran membuat pertumbuhan ekonomi Israel melemah.Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Perekonomian ekonomi israel melambat pada kuartal kedua tahun ini. Perang dengan kelompok Hamas membuat Israel gagal mempertahankan pemulihan.

Perang selama berbulan-bulan dengan kelompok Hamas memberikan dampak buruk pada ekspor dan investasi.

Produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 1,2% secara tahunan pada periode April hingga Juni dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Dan turun 1,4% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, menurut angka awal yang diterbitkan oleh Biro Statistik Pusat Israel pada Minggu.



Melansir dari times of Isreal, angka tersebut berada di bawah ekspektasi para ekonom yang berkisar antara 2,3% hingga 5%. Sementara itu, secara per kapita, jika disesuaikan dengan pertumbuhan penduduk, PDB mengalami kontraksi sebesar 0,4% pada kuartal kedua.

“Produk domestik bruto per kapita menyusut dibandingkan kuartal sebelumnya dan dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, angka yang jelas menunjukkan kerusakan signifikan akibat perang yang sedang berlangsung terhadap perekonomian,” kata kepala ekonom pasar Bank Mizrahi Tefahot Ronen Menachem.

Selama kuartal kedua, produksi bisnis turun 1,9% karena ekspor barang dan jasa turun 8,3%, menurut data biro statistik. Investasi pada aset tetap hanya meningkat sebesar 1,1%.

“Pertumbuhan PDB mengecewakan pada kuartal kedua karena kontraksi ekspor (barang dan jasa) dan lemahnya investasi,” kata Jonathan Katz, kepala ekonom di Leader Capital Markets.

Bersamaan dengan pertempuran di Gaza, sekutu Hamas yang didukung Iran, Hizbullah, melancarkan serangan roket setiap hari ke Israel utara selama 10 bulan terakhir. Baku tembak dengan pasukan Israel dan memicu kekhawatiran bahwa serangan kelompok tersebut dapat meningkat menjadi perang besar-besaran.

Puluhan ribu penduduk di dekat perbatasan Israel-Lebanon telah mengungsi akibat kekerasan tersebut, dan situasi keamanan telah mengganggu aktivitas tenaga kerja dan bisnis di komunitas selatan dan utara.

Data pertumbuhan yang lemah ini terjadi setelah Fitch menurunkan peringkat kredit Israel dari A+ ke A pada minggu lalu, yang mengatakan pihaknya memperkirakan perang akan berlangsung hingga tahun 2025.



Lembaga pemeringkat tersebut memperingatkan bahwa peningkatan ke berbagai bidang dapat mengakibatkan kerusakan yang signifikan, tambahan belanja militer, kehancuran infrastruktur dan kerusakan yang lebih berkelanjutan terhadap aktivitas ekonomi dan investasi.

Fitch merupakan lembaga kredit global ketiga yang menurunkan peringkat kredit Israel tahun ini, setelah S&P and Moody’s.
(fch)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1609 seconds (0.1#10.140)