Puluhan Perusahaan China Digebuk Sanksi AS, Beijing Mengancam Lancarkan Aksi Balasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beijing mengancam akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan terhadap Amerika Serikat (AS) atas sanksi pemerintahan Biden pekan lalu terhadap puluhan perusahaan China terkait dugaan dukungan terhadap invasi Rusia ke Ukraina .
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan, Beijing "dengan tegas menentang" masuknya Amerika Serikat terhadap entitas dan perusahaan China dalam daftar pengawasan ekspor.
"Tindakan AS adalah contoh khas sanksi sepihak dan kepanjangan tangan yurisdiksi yang merusak tatanan dan aturan perdagangan internasional. Menghambat pertukaran ekonomi dan perdagangan internasional yang normal dan memengaruhi keamanan dan stabilitas rantai industri dan pasokan global," kata juru bicara itu.
"China mendesak AS untuk segera menghentikan praktiknya yang salah dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk dengan tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China," sambungnya.
Sebagai informasi, pemerintahan Biden pada hari Jumat mengumumkan bahwa mereka menambahkan 123 entitas, termasuk 42 perusahaan di China, ke dalam daftar pengawasan ekspornya untuk pengiriman barang-barang asal AS dan bermerek ke Rusia.
Pejabat Biro Industri dan Keamanan AS menggambarkan, entitas tersebut sebagai perusahaan cangkang dan transhippers yang mendapatkan untung dengan membantu perang Rusia melawan Ukraina, yang dimulai 24 Februari 2022.
"Faktanya bahwa hampir setengah dari entitas ini berlokasi pada negara-negara di luar Rusia, sebagai pengingat yang jelas: tidak masalah apakah Anda berada di Republik Rakyat Tiongkok atau Türkiye – jika Anda mengirim item Daftar Prioritas Tinggi Umum (atau berbagai item lainnya) ke Rusia, Anda berisiko masuk ke Daftar Entitas BIS," ucap Asisten Menteri Perdagangan untuk Penegakan Ekspor, Matthew Axelrod dalam sebuah pernyataan resmi.
Apa yang disampaikan Departemen Perdagangan pada hari Jumat bertepatan dengan Departemen Keuangan dan Negara AS yang menjatuhkan sanksi kepada hampir 400 orang dan entitas di Rusia dan negara-negara lain, termasuk China.
Sebelumnya pemerintahan Biden pada Februari juga menambahkan 93 entitas, termasuk delapan di antaranya berada di China, ke daftar entitas ekspor. Sejak invasi Rusia, sudah ada lebih dari 1.056 entitas masuk ke Daftar Hitam Entitas sebagai tanggapan atas perang Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan, Beijing "dengan tegas menentang" masuknya Amerika Serikat terhadap entitas dan perusahaan China dalam daftar pengawasan ekspor.
"Tindakan AS adalah contoh khas sanksi sepihak dan kepanjangan tangan yurisdiksi yang merusak tatanan dan aturan perdagangan internasional. Menghambat pertukaran ekonomi dan perdagangan internasional yang normal dan memengaruhi keamanan dan stabilitas rantai industri dan pasokan global," kata juru bicara itu.
"China mendesak AS untuk segera menghentikan praktiknya yang salah dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk dengan tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China," sambungnya.
Sebagai informasi, pemerintahan Biden pada hari Jumat mengumumkan bahwa mereka menambahkan 123 entitas, termasuk 42 perusahaan di China, ke dalam daftar pengawasan ekspornya untuk pengiriman barang-barang asal AS dan bermerek ke Rusia.
Pejabat Biro Industri dan Keamanan AS menggambarkan, entitas tersebut sebagai perusahaan cangkang dan transhippers yang mendapatkan untung dengan membantu perang Rusia melawan Ukraina, yang dimulai 24 Februari 2022.
"Faktanya bahwa hampir setengah dari entitas ini berlokasi pada negara-negara di luar Rusia, sebagai pengingat yang jelas: tidak masalah apakah Anda berada di Republik Rakyat Tiongkok atau Türkiye – jika Anda mengirim item Daftar Prioritas Tinggi Umum (atau berbagai item lainnya) ke Rusia, Anda berisiko masuk ke Daftar Entitas BIS," ucap Asisten Menteri Perdagangan untuk Penegakan Ekspor, Matthew Axelrod dalam sebuah pernyataan resmi.
Apa yang disampaikan Departemen Perdagangan pada hari Jumat bertepatan dengan Departemen Keuangan dan Negara AS yang menjatuhkan sanksi kepada hampir 400 orang dan entitas di Rusia dan negara-negara lain, termasuk China.
Sebelumnya pemerintahan Biden pada Februari juga menambahkan 93 entitas, termasuk delapan di antaranya berada di China, ke daftar entitas ekspor. Sejak invasi Rusia, sudah ada lebih dari 1.056 entitas masuk ke Daftar Hitam Entitas sebagai tanggapan atas perang Ukraina.
(akr)