Pakai Aset Beku Rusia, Pinjaman Rp769,5 Triliun ke Ukraina Tersendat

Jum'at, 30 Agustus 2024 - 22:46 WIB
loading...
Pakai Aset Beku Rusia,...
Amerika Serikat atau AS disebut berada di balik tersendatnya proses penyelesaian rencana G7 untuk memberikan pinjaman hingga USD50 miliar yang setara Rp769,5 triliun kepada Ukraina. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Amerika Serikat atau AS disebut berada di balik tersendatnya proses penyelesaian rencana G7 untuk memberikan pinjaman hingga USD50 miliar yang setara Rp769,5 triliun (Kurs Rp15.390/USD) kepada Ukraina. Pinjaman itu akan dibayarkan kembali kepada sekutu Barat, dengan bunga dari aset- aset Rusia yang dibekukan di lembaga-lembaga keuangan Barat.



Namun kabar terbaru seperti dilansir Euractiv, rencana memberikan pinjaman ke Ukraina harus tertunda. Diketahui Uni Eropa dan AS bersama-sama membekukan aset Rusia sekitar USD300 miliar pada awal perang Ukraina di 2022.

Sejak saat itu, negara-negara Barat mempertimbangkan untuk menggunakan dana tersebut untuk membantu Ukraina. Gagal menyetujui penyitaan uang secara langsung, G7 akhirnya pada bulan Juni, memutuskan untuk memberi pinjaman USD50 miliar ke Ukraina, untuk kemudian pembayaran utang tersebut lewat bunga dari aset Rusia yang dibekukan.

Dana itu akan berasal dari bunga yang dikumpulkan oleh aset Rusia yang tidak bergerak di Barat, sebuah langkah yang disebut Moskow sebagai tindakan ilegal.

Namun menurut sumber Euractiv, AS telah menghambat proses penyelesaian rencana karena kekhawatiran atas pembayaran, yang tergantung pada seberapa permanen pembekuan aset.

Di bawah aturan Uni Eropa, blok tersebut harus memperbarui sanksi yang menargetkan aset Rusia setiap enam bulan, dan membutuhkan persetujuan bulat dari semua 27 negara anggota untuk melakukannya.

Sumber-sumber diplomatik yang dikutip oleh outlet berita mengklaim bahwa Hongaria, yang saat ini memegang kepresidenan Uni Eropa bergilir selama enam bulan, pada titik tertentu dapat memveto memperpanjang pembekuan.

Washington telah menuntut aset Rusia untuk tetap dibekukan meskipun ada potensi ketidaksepakatan di dalam blok tersebut. Demikian klaim yang berasal dari sumber-sumber Euractiv.

Sehingga Barat dapat memanfaatkan dana yang tidak bergerak selama yang dibutuhkan. Misalnya, sumber mengatakan, AS menyarankan untuk mengalihkan mekanisme sanksi blok UE menjadi 12 bulan atau lebih.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Realisasi Program Makan...
Realisasi Program Makan Bergizi Gratis Capai Rp710,5 Miliar, Jangkau 2 Juta Penerima
Pabrik MinyaKita Tak...
Pabrik MinyaKita Tak Sesuai Takaran Resmi Ditutup, Ini Pemiliknya
Menko Airlangga dan...
Menko Airlangga dan Luhut Samakan Jurus demi Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Ini Hasilnya
8 Miliarder Teknologi...
8 Miliarder Teknologi Babak Belur di 2025 usai Boncos Rp4.333 Triliun
Perkuat Pasokan Energi...
Perkuat Pasokan Energi Primer Pembangkit, PLN EPI Pastikan Keandalan Listrik Selama Ramadan
Rupiah Hari Ini Terkapar...
Rupiah Hari Ini Terkapar ke Rp16.452 per Dolar AS, Berikut Sentimennya
2 Trainset KRL Commuter...
2 Trainset KRL Commuter Baru dari China Sampai di Indonesia, Kapan Dipakai KAI?
Keuntungan Aset Beku...
Keuntungan Aset Beku Rusia Rp16,4 T Mengalir ke Ukraina, Moskow Sentil Inggris
Momentum Positif Pemain...
Momentum Positif Pemain di Industri Asuransi saat Literasi Masyarakat Meningkat
Rekomendasi
Suparman Reborn 4: Anting...
Suparman Reborn 4: Anting Aneu Dicuri oleh Duo Maling, Suparman Segera Bertindak
3 Foto Bahagia Bobon...
3 Foto Bahagia Bobon Santoso dan Cheryl Ruan, Saling Unfollow usai Suami Mualaf
Kondisi Genetik Langka,...
Kondisi Genetik Langka, Gadis Ini Tak Merasakan Sakit Bahkan usai Ditabrak Mobil
Berita Terkini
Sri Mulyani Memohon...
Sri Mulyani Memohon Penurunan Penerimaan Pajak Tak Didramatisir
10 menit yang lalu
THR PNS Cair 17 Maret...
THR PNS Cair 17 Maret 2025 , Pemerintah Siapkan Anggaran Rp49,9 Triliun
31 menit yang lalu
Realisasi Program Makan...
Realisasi Program Makan Bergizi Gratis Capai Rp710,5 Miliar, Jangkau 2 Juta Penerima
1 jam yang lalu
Pabrik MinyaKita Tak...
Pabrik MinyaKita Tak Sesuai Takaran Resmi Ditutup, Ini Pemiliknya
1 jam yang lalu
TBS Energi Tumbuh Positif...
TBS Energi Tumbuh Positif di Tengah Transformasi Bisnis Berkelanjutan
1 jam yang lalu
Berapa THR yang Diterima...
Berapa THR yang Diterima PPPK 2025? Cek Kisaran Tanggal Pencairannya
2 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Rusia Bisa...
3 Alasan Rusia Bisa Ubah Prancis Menjadi Chernobyl Raksasa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved