Harga Minyak Dunia Turun ke Level Terendah sejak 2021

Rabu, 11 September 2024 - 11:48 WIB
loading...
Harga Minyak Dunia Turun...
Harga minyak mentah anjlok setelah OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan. Untuk pertama kalinya, Brent diperdagangkan di level terendah sejak Desember 2021. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah anjlok pada perdagangan, Selasa kemarin setelah OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun ini dan tahun depan. Revisi tersebut untuk kedua kalinya secara beruntun yang dilakukan oleh produsen minyak dunia.



Harga patokan global Brent tercatat menyusut 3,7% menjadi USD69,08 per barel. Posisi tersebut menandai untuk pertama kalinya, Brent yang menjadi patokan minyak global diperdagangkan di bawah USD70 sejak Desember 2021.

Sementara itu patokan minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), turun lebih dari 4% ke level USD65,72 per barel. Minyak mentah berjangka WTI mencapai level terendah sejak Mei 2023.



Pada sesi perdagangan hari ini, Rabu (11/9/2024) harga minyak mentah mencoba bangkit dengan mencetak rebound di tengah kekhawatiran tentang Badai Tropis Francine yang bisa mengganggu pasokan minyak. Namun lonjakan harga minyak masih di bawah level USD70/barel.

Minyak mentah berjangka Brent naik 39 sen, atau 0,6% menjadi USD69,58 per barel pada 00.31 GMT, sedangkan minyak mentah berjangka AS menjadi USD66,19 per barel, atau mengalami kenaikan tipis 44 sen yang setara dengan 0,7%.

Kedua patokan turun hampir USD3 pada hari Selasa, dengan Brent mencapai level terendah sejak Desember 2021 dan WTI jatuh ke posisi terbawah sejak Mei 2023.

OPEC mengatakan dalam laporan bulanan pada hari Selasa bahwa permintaan minyak dunia akan meningkat sekitar dua juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, sekitar 80.000 barel per hari lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Patokan minyak Brent telah diperdagangkan di bawah USD70 karena OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaannya. Hingga bulan lalu, OPEC mempertahankan proyeksinya tidak berubah sejak pertama kali dibuat pada Juli 2023.

Importir minyak mentah terbesar di dunia, China menyumbang sebagian besar penurunan peringkat terbaru, dengan OPEC memangkas perkiraannya tentang pertumbuhan permintaan negara itu pada tahun 2024 menjadi 650.000 barel per hari.

"Ke depan, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan tetap didukung dengan baik," kata OPEC.

"Namun, hambatan di sektor real estat dan meningkatnya penetrasi truk LNG dan kendaraan listrik kemungkinan akan membebani permintaan diesel dan bensin ke depan," ungkap laporan itu memperingatkan.

OPEC juga memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan global 2025 menjadi 1,74 juta barel per hari dari yang diproyeksikan sebelumnya 1,78 juta barel per hari.

Menurut laporan tersebut, permintaan minyak mentah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau yang dikenal sebagai OPEC+ diperkirakan mencapai 43,8 juta barel per hari pada kuartal keempat.

Berusaha menopang pasar di tengah pertumbuhan permintaan minyak yang cenderung datar dan ketegangan geopolitik di seluruh dunia, OPEC sudah melakukan serangkaian pemotongan produksi yang dalam sejak akhir 2022 lalu.

Pada bulan Juni seja, OPEC+ memangkas produksi sebesar 130.000 barel per hari menjadi 40,87 juta barel per hari. Bulan lalu, kelompok ini setuju untuk memperpanjang sebagian besar pemotongan produksi hingga 2025, dengan pemotongan sukarela tambahan sebesar 2,2 juta barel per hari berlanjut hingga September tahun ini.

Kelompok itu akan mulai melakukan pengurangan produksi terbaru dari Oktober, akan tetapi pada pekan lalu diputuskan untuk menunda rencana tersebut selama dua bulan karena harga minyak terus merosot.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1118 seconds (0.1#10.140)