Bankir Top: Barat Tak Akan Pernah Mengembalikan Aset Rusia Rp4.766 T yang Dibekukan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pihak Barat diramalkan tidak akan pernah mengembalikan aset Rusia yang telah dibekukan sebagai bagian dari sanksi Barat atas perang Ukraina . Prediksi tersebut disampaikan oleh CEO VTB Bank, Andrey Kostin seperti dikutip oleh Reuters.
Amerika Serikat atau AS dan sekutunya telah melumpuhkan aset milik bank sentral Rusia senilai sekitar USD300 miliar atau setara dengan Rp4.766 triliun (kurs Rp15.889 per USD).
Sementara itu beberapa dana yang tersimpan pada lembaga kliring yang berbasis di Brussels, Euroclear, diketahui telah menghasilkan bunga mencapai miliaran dolar dari aset tak bergerak Rusia, yang sudah diputuskan Uni Eropa bakal digunakan untuk membiayai Kiev.
"Di Barat, kata mereka, mari kita bayar untuk rekonstruksi Ukraina dari cadangan (aset Rusia). Dan mereka akan menyusun RUU sedemikian rupa sehingga, bahkan cadangan tidak akan cukup," kata Kostin, CEO pemberi pinjaman terbesar kedua Rusia, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Presiden baru Dewan Eropa, Antonio Costa mengatakan pada akhir pekan kemarin, bahwa Uni Eropa akan terus memberikan bantuan ekonomi dan militer ke Ukraina untuk beberpa tahun ke depan, dengan menggunakan bunga yang diperoleh dari aset Rusia yang dibekukan.
"Mulai bulan depan, kami berencana memberikan, selama setahun penuh, setiap bulan, bantuan €1,5 miliar (USD1,58 miliar). Uang ini berasal dari hasil aset Rusia yang dibekukan dan juga dapat digunakan untuk tujuan militer," kata Costa selama kunjungan ke Kiev pada hari pertama menjalankan mandatnya.
Awal tahun ini, Uni Eropa memutuskan untuk memberi Ukraina sebagian bunga yang dihasilkan dari aset Rusia. Pada bulan Juli, Komisi Eropa mengumumkan akan mengalokasikan 1,5 miliar euro ke Kiev, terutama dipakai untuk senjata, sebagai tahap pertama bantuan. Tahap kedua, diperkirakan berjumlah 1,9 miliar euro, yang dilaporkan dapat dicairkan musim semi mendatang.
Pada bulan Oktober, Parlemen Eropa juga menyetujui pinjaman hingga 35 miliar euro ke Ukraina yang akan dilunasi dengan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan. Pinjaman itu adalah bagian dari paket yang disepakati G7 pada bulan Juni untuk memberi Kiev dukungan keuangan hingga USD50 miliar.
Diterangkan juga bahwa ada sekitar 210 miliar euro aset milik bank sentral Rusia yang disimpan di Uni Eropa. Sedangkan AS belum mempublikasikan jumlah dana yang dimilikinya. Namun menurut perhitungan Reuters, pada awal tahun 2022, Rusia memiliki aset dolar AS senilai USD67 miliar.
Rusia sendiri sudah berulang kali menuduh Barat telah 'mencuri' uangnya. Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov memperingatkan, pada bulan Oktober bahwa Moskow memberikan respons terhadap penggunaan pendapatan yang dihasilkan oleh cadangan bank sentral yang dibekukan.
Pada bulan lalu, dia mengatakan, Rusia akan menggunakan pendapatan dari aset yang dibekukan dari investor Barat. Sementara itu menteri keuangan tidak menguraikan secara rinci berapa jumlah aset Barat yang saat ini dipegang di Rusia. Tapi perhitungan sebelumnya oleh RIA Novosti menempatkan angka tersebut kira-kira sama dengan ukuran dana Rusia yang dibekukan di luar negeri.
Amerika Serikat atau AS dan sekutunya telah melumpuhkan aset milik bank sentral Rusia senilai sekitar USD300 miliar atau setara dengan Rp4.766 triliun (kurs Rp15.889 per USD).
Sementara itu beberapa dana yang tersimpan pada lembaga kliring yang berbasis di Brussels, Euroclear, diketahui telah menghasilkan bunga mencapai miliaran dolar dari aset tak bergerak Rusia, yang sudah diputuskan Uni Eropa bakal digunakan untuk membiayai Kiev.
"Di Barat, kata mereka, mari kita bayar untuk rekonstruksi Ukraina dari cadangan (aset Rusia). Dan mereka akan menyusun RUU sedemikian rupa sehingga, bahkan cadangan tidak akan cukup," kata Kostin, CEO pemberi pinjaman terbesar kedua Rusia, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Presiden baru Dewan Eropa, Antonio Costa mengatakan pada akhir pekan kemarin, bahwa Uni Eropa akan terus memberikan bantuan ekonomi dan militer ke Ukraina untuk beberpa tahun ke depan, dengan menggunakan bunga yang diperoleh dari aset Rusia yang dibekukan.
"Mulai bulan depan, kami berencana memberikan, selama setahun penuh, setiap bulan, bantuan €1,5 miliar (USD1,58 miliar). Uang ini berasal dari hasil aset Rusia yang dibekukan dan juga dapat digunakan untuk tujuan militer," kata Costa selama kunjungan ke Kiev pada hari pertama menjalankan mandatnya.
Awal tahun ini, Uni Eropa memutuskan untuk memberi Ukraina sebagian bunga yang dihasilkan dari aset Rusia. Pada bulan Juli, Komisi Eropa mengumumkan akan mengalokasikan 1,5 miliar euro ke Kiev, terutama dipakai untuk senjata, sebagai tahap pertama bantuan. Tahap kedua, diperkirakan berjumlah 1,9 miliar euro, yang dilaporkan dapat dicairkan musim semi mendatang.
Pada bulan Oktober, Parlemen Eropa juga menyetujui pinjaman hingga 35 miliar euro ke Ukraina yang akan dilunasi dengan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan. Pinjaman itu adalah bagian dari paket yang disepakati G7 pada bulan Juni untuk memberi Kiev dukungan keuangan hingga USD50 miliar.
Diterangkan juga bahwa ada sekitar 210 miliar euro aset milik bank sentral Rusia yang disimpan di Uni Eropa. Sedangkan AS belum mempublikasikan jumlah dana yang dimilikinya. Namun menurut perhitungan Reuters, pada awal tahun 2022, Rusia memiliki aset dolar AS senilai USD67 miliar.
Rusia sendiri sudah berulang kali menuduh Barat telah 'mencuri' uangnya. Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov memperingatkan, pada bulan Oktober bahwa Moskow memberikan respons terhadap penggunaan pendapatan yang dihasilkan oleh cadangan bank sentral yang dibekukan.
Pada bulan lalu, dia mengatakan, Rusia akan menggunakan pendapatan dari aset yang dibekukan dari investor Barat. Sementara itu menteri keuangan tidak menguraikan secara rinci berapa jumlah aset Barat yang saat ini dipegang di Rusia. Tapi perhitungan sebelumnya oleh RIA Novosti menempatkan angka tersebut kira-kira sama dengan ukuran dana Rusia yang dibekukan di luar negeri.
(akr)