Resesi Bukan Kiamat, Ekonomi Masyarakat Harus Terus Menggeliat
loading...
A
A
A
Dia menilai, program pemulihan ekonomi tidak berjalan dengan optimal seperti misalnya berbagai stimulus, keringanan kredit perbankan dan bantuan sosial. Program tersebut tidak jalan optimal karena penyerapannya cukup lambat disamping masih banyak masyrakat yang takut keluar rumah karena bsia terpapar virus corona. Sebab itu, kuncinya lebih baik pemerintah fokus menganani penyebaran virus. (Baca juga: Gubernur Anies Bikin Bank DKI Borong Penghargaan)
"Kalau bisa ditangani Covid-19 ini, saya meyakini ekonomi Indonesia bisa pulih. Tahun depan saya yakin bisa pulih asalkan penanganan covid berjalan dengan baik," tandas dia.
Pengamat Ekonomi Piter Abdullah memandang, resesi itu hanya stempel untuk kondisi dimana terjadi pertumbuhan negatif selama dua triwulan berturut turut. "kuartal dua sudah negatif, sekarang kita di kuartal tiga yang diperkirakan akan negatif juga. Jadi nanti di Oktober kita akan diberi stempel resmi resesi. Tapi resesinya sendiri sudah Kita jalani sejak kemarin," jelasnya.
Menurut dia, sebenarnya resesi sudah Indonesia jalani sebelumnya. Namun diberi stempel resmi nanti di bulan Oktober ketika sudah ada angka resmi dari BPS.
Dia menilai resesi itu sekarang sebuah kenormalan baru bukan sebuah isu besar. Karena semua negara mengalami resesi dan penyebabnya sama yaitu wabah Covid-19. (Lihat videonya: Seorang Pemuda jadi Korban Penembakan di Jakarta Utara)
Pelaku pasar di pasar modal memahami itu dan mereka juga paham bahwa ketika wabah nanti berlalu resesi juga akan usai. Bahkan ekonomi akan mendapatkan momentum untuk rebound. "Justru sekarang banyak peluang di pasar modal. Time to buy, itu sebabnya pasar modal sekarang sudah bergerak naik duluan," kata dia. (Kunthi Fahmar Sandy/Ferdy Ranting/Suparjo Ramlan)
"Kalau bisa ditangani Covid-19 ini, saya meyakini ekonomi Indonesia bisa pulih. Tahun depan saya yakin bisa pulih asalkan penanganan covid berjalan dengan baik," tandas dia.
Pengamat Ekonomi Piter Abdullah memandang, resesi itu hanya stempel untuk kondisi dimana terjadi pertumbuhan negatif selama dua triwulan berturut turut. "kuartal dua sudah negatif, sekarang kita di kuartal tiga yang diperkirakan akan negatif juga. Jadi nanti di Oktober kita akan diberi stempel resmi resesi. Tapi resesinya sendiri sudah Kita jalani sejak kemarin," jelasnya.
Menurut dia, sebenarnya resesi sudah Indonesia jalani sebelumnya. Namun diberi stempel resmi nanti di bulan Oktober ketika sudah ada angka resmi dari BPS.
Dia menilai resesi itu sekarang sebuah kenormalan baru bukan sebuah isu besar. Karena semua negara mengalami resesi dan penyebabnya sama yaitu wabah Covid-19. (Lihat videonya: Seorang Pemuda jadi Korban Penembakan di Jakarta Utara)
Pelaku pasar di pasar modal memahami itu dan mereka juga paham bahwa ketika wabah nanti berlalu resesi juga akan usai. Bahkan ekonomi akan mendapatkan momentum untuk rebound. "Justru sekarang banyak peluang di pasar modal. Time to buy, itu sebabnya pasar modal sekarang sudah bergerak naik duluan," kata dia. (Kunthi Fahmar Sandy/Ferdy Ranting/Suparjo Ramlan)
(ysw)