Pasokan Gas Rusia via Ukraina Berakhir, Apa Dampaknya bagi Eropa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasokan gas melalui jaringan pipa era Soviet yang melintasi Ukraina dihentikan menandai berakhirnya dominasi Rusia selama beberapa dekade pasokan di pasar energi Eropa, demikian laporan Reuters. Meskipun hampir tiga tahun perang, pasokan gas terus berlanjut tetapi Ukraina menghentikan transit pada 1 Januari pukul 7:00 GMT.
Namun, penghentian ini diperkirakan tidak akan berdampak pada harga konsumen di Uni Eropa, tidak seperti pada tahun 2022, ketika pengurangan pasokan gas Rusia menyebabkan lonjakan harga, memperburuk krisis biaya hidup dan merusak daya saing Uni Eropa.
Pembeli gas Rusia yang tersisa di Uni Eropa melalui Ukraina, seperti Slovakia dan Austria telah mengatur pasokan alternatif. Hongaria akan terus menerima gas Rusia melalui TurkStream, yang mengalir melalui dua jaringan pipa di bawah Laut Hitam.
Terputusnya pasokan gas juga mempengaruhi wilayah Transnistria yang diduduki Rusia di Moldova telah memutus aliran listrik dan air panas ke rumah-rumah tangga karena ketergantungan pada rute transit gas yang sama. Komisi Eropa menyatakan bahwa Uni Eropa telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pemutusan tersebut.
"Infrastruktur gas Eropa cukup fleksibel untuk menyediakan gas yang berasal dari non-Rusia. Hal ini telah diperkuat dengan kapasitas impor LNG baru yang signifikan sejak 2022," ujar Juru Bicara Komisi Eropa.
Ukraina, yang memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian transit, menekankan bahwa Eropa telah membuat keputusan strategis untuk beralih dari gas Rusia.
"Kami menghentikan transit gas Rusia. Ini adalah peristiwa bersejarah. Rusia kehilangan pasarnya; Rusia akan mengalami kerugian finansial," kata Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko.
Kerugian bagi Kedua Belah Pihak
Ukraina akan kehilangan sekitar USD800 juta per tahun dalam biaya transit sementara Gazprom akan kehilangan sekitar USD5 miliar dalam penjualan gas.
Namun, penghentian ini diperkirakan tidak akan berdampak pada harga konsumen di Uni Eropa, tidak seperti pada tahun 2022, ketika pengurangan pasokan gas Rusia menyebabkan lonjakan harga, memperburuk krisis biaya hidup dan merusak daya saing Uni Eropa.
Pembeli gas Rusia yang tersisa di Uni Eropa melalui Ukraina, seperti Slovakia dan Austria telah mengatur pasokan alternatif. Hongaria akan terus menerima gas Rusia melalui TurkStream, yang mengalir melalui dua jaringan pipa di bawah Laut Hitam.
Terputusnya pasokan gas juga mempengaruhi wilayah Transnistria yang diduduki Rusia di Moldova telah memutus aliran listrik dan air panas ke rumah-rumah tangga karena ketergantungan pada rute transit gas yang sama. Komisi Eropa menyatakan bahwa Uni Eropa telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pemutusan tersebut.
"Infrastruktur gas Eropa cukup fleksibel untuk menyediakan gas yang berasal dari non-Rusia. Hal ini telah diperkuat dengan kapasitas impor LNG baru yang signifikan sejak 2022," ujar Juru Bicara Komisi Eropa.
Ukraina, yang memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian transit, menekankan bahwa Eropa telah membuat keputusan strategis untuk beralih dari gas Rusia.
"Kami menghentikan transit gas Rusia. Ini adalah peristiwa bersejarah. Rusia kehilangan pasarnya; Rusia akan mengalami kerugian finansial," kata Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko.
Kerugian bagi Kedua Belah Pihak
Ukraina akan kehilangan sekitar USD800 juta per tahun dalam biaya transit sementara Gazprom akan kehilangan sekitar USD5 miliar dalam penjualan gas.