Pertumbuhan Ekonomi 8% Masih Berat di Tahun 2025, Ekonom Ungkap Penyebabnya

Minggu, 19 Januari 2025 - 19:47 WIB
loading...
A A A
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kelas menengah di Indonesia pada tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 sebanyak 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Sedangkan pada tahun 2024 jumlahnya hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13% dari total penduduk.

Bhima memproyeksikan, pada tahun 2025 pada kuartal I bahkan tidak sampai di angka 5%, alias hanya bisa tumbuh 4,7 - 4,95%. Menurutnya ada 10 kebijakan pemerintah yang akan berpengaruh langsung terhadap daya beli masyarakat tahun 2025. Seperti penerapan PPN 12%, wacana kenaikan iuran BPJS Kesehatan, Tapera, Dana Pensiun Wajib, Asuransi Kendaraan Wajib, Opsen Kendaraan Wajib, Wacana Subsidi KRL diganti NIK, Kenaikan UKT Mahasiswa, Cukai MBDK, hingga kenaikan UMP hanya sebesar 6,5%.

"Begitu konsumsi rumah tangga melemah, bahkan tumbuh di angka 5%, ekonomi domestik tidak mampu lagi menjaga pertumbuhan ekonomi. Akibatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2025 akan berkisar di angka 4,7 – 4,95%," kata Bhima.

Direktur Celios Bhima menilai adanya penambahan komponen iuran wajib maupun kenaikan tarif pajak yang berlaku mulai tahun 2025 tidak sepadan dengan kenaikan Upah Minimum yang ditetapkan sebesar hanya 6,5% secara nasional.

"Fenomena makan tabungan akan berlanjut selain karena kebijakan perpajakan, juga karena rendahnya kenaikan UMP 6,5%," tambahnya

Menurutnya, sebagai upaya untuk memulihkan kelas menengah pada tahun 2025 bisa dimulai dari melindungi daya beli. Caranya dengan membatalkan tarif-tarif dan pungutan baru yang siap berlaku mulai tahun depan.



"Fiskal jadi tantangan terberat ekonomi Indonesia di 2025. Semua tergantung pemerintah, apakah mau jaga daya beli, ekonomi tumbuh diatas 5% atau mengorbankan daya beli demi pelaksanaan program pemerintah," tutupnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
THR Kripto, Rayakan...
THR Kripto, Rayakan Lebaran dengan Cara Baru
453 Kapal PTK Kawal...
453 Kapal PTK Kawal Kelancaran Angkutan BBM dan LPG Ramadan-Idulfitri
Emas Antam Terus Merayap...
Emas Antam Terus Merayap Naik, Harga Hari Ini Rp1.765.000 per Gram
India Menancapkan Tonggak...
India Menancapkan Tonggak Sejarah Baru Produksi Batu Bara, Tembus 1 Miliar Ton
Gerakan Pangan Murah,...
Gerakan Pangan Murah, Kepala Bapanas: Kadin Luar Biasa Gabungkan Hulu dan Hilir
Danone dan PBNU Kolaborasi...
Danone dan PBNU Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Ramadan 2025, Pertamina...
Ramadan 2025, Pertamina Berbagi Takjil di 145 SPBU se-Indonesia
Deposit Tanah Jarang...
Deposit Tanah Jarang Melimpah, Trump: Rusia Berada di Belahan Bumi Paling Berharga
Rupiah Keok Lawan Dolar...
Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Hari Ini Bertengger di Rp16.501/USD
Rekomendasi
6 Guru dan Tenaga Medis...
6 Guru dan Tenaga Medis Korban Kekerasan KKB di Yahukimo Masih Dirawat Intensif
Waspada, Periode Mudik...
Waspada, Periode Mudik pada 25-31 Maret 2025 Dilanda Hujan Angin Kencang
Cloudflare Kenalkan...
Cloudflare Kenalkan AI Labyrinth untuk Cegah Pencurian Data
Berita Terkini
Harta Karun Senilai...
Harta Karun Senilai Rp9.000 Triliun Ditemukan di Dasar Danau Ini, Bisa Ubah Masa Depan Dunia
28 menit yang lalu
Stok Beras Bulog Capai...
Stok Beras Bulog Capai 2,2 Juta Ton, Aman hingga Lebaran
2 jam yang lalu
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
2 jam yang lalu
THR Kripto, Rayakan...
THR Kripto, Rayakan Lebaran dengan Cara Baru
10 jam yang lalu
Pupuk Hayati Dinosaurus...
Pupuk Hayati Dinosaurus Diklaim Mampu Genjot Hasil Panen 30%
11 jam yang lalu
PLN EPI-EML Kolaborasi...
PLN EPI-EML Kolaborasi Pasokan Gas di Sistem Kelistrikan Madura
11 jam yang lalu
Infografis
6 Alasan Ribuan Narapidana...
6 Alasan Ribuan Narapidana Masuk Islam di Penjara AS Setiap Tahun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved