Mengulik di Balik Ancaman Trump Tarif 100%, Mata Uang BRICS, dan Dedolarisasi

Senin, 17 Februari 2025 - 08:02 WIB
loading...
A A A
Upaya menjauh dari dolar AS semakin gencar, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Washington menggunakan akses ke sistem keuangan berbasis dolar untuk memastikan kepatuhan global terhadap program sanksi, bahkan jika pemerintah masih ingin berbisnis dengan Rusia.

Hal itu menyebabkan lebih banyak transaksi dalam denominasi renminbi China atau rupee India untuk memfasilitasi perdagangan.

Suku bunga AS yang lebih tinggi memperburuk keadaan. Pedagang berbondong-bondong ke dolar untuk mengambil keuntungan dari imbal hasil yang lebih baik di AS, memperkuat dolar dan memberi tekanan pada ekonomi yang mengandalkan impor dalam denominasi dolar.

Namun jika bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengurangi tekanan pada mata uang nasional mereka, maka berisiko dapat meredam pertumbuhan ekonomi.



Pada tahun 2023, Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva menyerukan, mata uang BRICS untuk menggantikan dolar. "Mengapa kita tidak bisa melakukan perdagangan berdasarkan mata uang kita sendiri?" kata Lula saat berkunjung ke China.

Namun sebagian besar ekonom menolak gagasan mata uang apa pun, apalagi mata uang BRICS, menggantikan dolar dalam waktu dekat. Salah satu masalahnya adalah bahwa sebagian besar negara hanya akan menerima dolar untuk perdagangan; sementara yuan mungkin berguna untuk perdagangan dengan China, tidak ada negara lain yang tertarik padanya.

Mata uang BRICS "sangat konyol," kata ekonom Jim O'Neill, yang menciptakan istilah "BRIC" pada tahun 2001, yang diucapkan tak lama setelah komentar Lula. "Mereka akan membuat bank sentral BRICS? Bagaimana Anda melakukannya?"

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
21 Ribu Karyawan Intel...
21 Ribu Karyawan Intel Bakal Kena PHK, Apa Masalahnya?
IHSG Hari Ini Berakhir...
IHSG Hari Ini Berakhir Perkasa di Level 6.678, Nilai Transaksi Tembus Rp10,05 T
China Desak AS Cabut...
China Desak AS Cabut Kebijakan Tarif Sepihak, Bantah Sudah Bicara dengan Trump
Tarik Ulur Kenaikan...
Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Begini Kabar Terbarunya
Ini Sosok Mantan Presiden...
Ini Sosok Mantan Presiden AS yang Mengilhami Trump Kobarkan Perang Tarif
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
Suku Bunga Acuan Ditahan...
Suku Bunga Acuan Ditahan 5,75 Persen, Begini Penjelasan Lengkap BI
Batasi Impor Baja Murah...
Batasi Impor Baja Murah dari China, India Kenakan Tarif 12%
Dolar AS Ambruk ke Level...
Dolar AS Ambruk ke Level Terendah 3 Tahun Gegara Tarif Trump
Rekomendasi
2 Bandar Narkoba Kabur,...
2 Bandar Narkoba Kabur, Polres Pamekasan Janjikan Hadiah Rp10 Juta bagi Informan
Survei, Kinerja 6 Bulan...
Survei, Kinerja 6 Bulan Prabowo-Gibran Masih Cukup Tinggi
Dahsyatnya Weekend Siap...
Dahsyatnya Weekend Siap Mengguncang Alun-Alun Cibodas Bareng Trio Macan Hingga Idol Korea WHIB
Berita Terkini
Uji Publik Program Perintis...
Uji Publik Program Perintis Berdaya demi Memperkuat Kemandirian Ekonomi
29 menit yang lalu
Harta 50 Miliarder Korea...
Harta 50 Miliarder Korea Melorot Jadi Rp1.646 T Gegara Darurat Militer dan Tarif AS
2 jam yang lalu
BULOG Jatim Serap Hasil...
BULOG Jatim Serap Hasil Panen Hingga 300 Ribu Ton Setara Beras
2 jam yang lalu
Menteri Keuangan AS...
Menteri Keuangan AS Bertemu Menko Airlangga Mendorong Proses Negosiasi Tarif
3 jam yang lalu
Perang Dagang dan Penurunan...
Perang Dagang dan Penurunan Pendapatan Minyak Bikin Menkeu Rusia Was-was
4 jam yang lalu
Ingin Punya Rumah Terganjal...
Ingin Punya Rumah Terganjal SLIK, Menteri Ara Ajak Pengembang, Bank, dan OJK, Diskusi
4 jam yang lalu
Infografis
Smartphone dan Komputer...
Smartphone dan Komputer akan Bebas dari Tarif Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved