Barang Branded Laris Manis

Sabtu, 05 September 2020 - 06:12 WIB
loading...
Barang Branded Laris...
Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Bagi kalangan tertentu, membeli dan memiliki produk mode mewah adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Mereka tidak peduli mengeluarkan kocek puluhan hingga ratusan juta rupiah demi sebuah prestise dan kepuasan pribadi.

Benua Eropa dan Amerika menjadi rumah bagi luxury fashion brands. Sebut saja sederet brand, seperti Louis Vuitton (LV), Chanel, Hermes, Dior, Balenciaga, Gucci, Prada, dan Fendi, seakan sudah menjadi tolok ukur kemewahan masyarakat dunia. (Baca: Rela Siapkan Dana Besar untuk Koleksi Tas Mahal)

Satu item tas ransel LV seri New Age Traveler saja, misalnya, bisa dibanderol Rp765 juta. Adapun untuk seri urban satchel berbentuk persegi yang terbuat dari material bekas seperti bungkus rokok, botol minuman, dan bungkus obat ini bisa mencapai Rp2 miliar.

Tidak kalah dengan LV, label premium Hermes dengan ciri khas material kulit buaya seri Matte Crocodile Birkin dibanderol seharga Rp1,5 miliar hingga Rp26 miliar untuk Birkin yang dibuat langsung oleh desainer asal Jepang, Tanaka.

Di samping itu, masih banyak lagi brand premium dengan nilai jual fantastis, seperti brand Lana Marks dengan seri tas Cleopatra dibanderol Rp3,5 miliar, Leiber Pregious seri Rose dihargai Rp1,2 miliar, dan Marc Jacobs Carolyn Crocodile handbag berharga Rp421 juta, serta tas Fendi untuk seri Selleria bisa mencapai Rp533 juta.

Meski ditawarkan dengan harga selangit, para pencinta brand high end ini kebanyakan berasal dari Benua Asia. Bahkan, industri produk mode mewah di Asia mengalami perkembangan paling pesat.

Indonesia pun memiliki ekosistem produk mode mewah yang solid. Hal ini bisa dilihat dari kebanyakan konsumen yang mulai bergeser. Jika dahulu sebanyak 30% orang Indonesia senang berburu barang bermerek preloved (bekas), kini penjualan barang baru bisa naik 4 hingga 6 kali lipat.

Seperti dilansir dari Reebonz, situs belanja online terbesar di Asia, khusus untuk segmen produk fashion prestisius, item mode seperti sepatu menjadi pencarian belanja terfavorit para fashionista, yaitu sebesar 87%, lalu tas branded 56%, dan jam tangan 39%. (Baca: Usai Diperika Dewan Pengawas KPK, Firli Bahuri Memilih Bungkam)

Permintaan akan barang baru dari merek prestisius (blue chip brands) selalu tinggi dari tahun ke tahun, khususnya di market e-commerce. Tahun lalu saja total transaksi barang branded naik sekitar 37% dibandingkan periode sebelumnya, sedangkan total pembelanjaan tahun lalu bisa mencapai 50%.

Senior Marketing Manager Reebonz Indonesia Bernard Widjaja menjelaskan, segmentasi produk mode mewah di Asia, termasuk Indonesia, telah berevolusi dan tidak lagi hanya diminati segelintir kalangan. Di pasar Asia, salah satu blue chip brands yang masih menjadi primadona adalah Chanel. Namun, kini banyak juga konsumen yang mulai melirik produk-produk mewah dari label cult seperti Givenchy, Burberry, Valentino Garavani, Balenciaga, Saint Laurent, dan Tory Burch.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1672 seconds (0.1#10.140)