Ekonom: Perekonomian Masih Berat, Butuh Strategi Berbeda

Selasa, 08 September 2020 - 23:01 WIB
loading...
Ekonom: Perekonomian Masih Berat, Butuh Strategi Berbeda
Perekonomian nasional dinilai masih berat kendati sudah mulai ada tanda-tanda perbaikan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Chief Economist BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan, meski saat ini beberapa indikator makroekonomi mulai menunjukkan sinyal sedikit membaik, namun sesungguhnya kinerja perekonomian Indonesia masih jauh dari level pra-pandemi.

"Hal ini antara lain bisa kita lihat dari beberapa indikator. Seperti penjualan mobil, motor, semen, ritel, dan lain-lain yang levelnya masih rendah," ujar Damhuri di Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Namun dia juga melihat secara perlahan mulai terjadi kenaikan sejak bulan Juni 2020. Kondisi ini tentu tidak terlepas dari upaya pemerintah yang berupaya untuk menggerakkan kembali roda perekonomian melalui sejumlah kebijakan. "Namun aktivitas ekonomi masih di bawah pra-pandemi. Maka masih dibutuhkan upaya ekstra agar aktivitas ekonomi bisa lebih cepat membaiknya," ujarnya.

(Baca Juga: Realisasi Anggaran PEN Capai 65,5%, Kemensos Peran Penting Pemulihan Ekonomi Nasional)

Sementara, Department Head Industry & Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menilai kinerja pemerintah di saat ini masih perlu ditingkatkan. Hal ini bila dilihat dari serapan anggaran yang memang di bawah ekspektasi karena serapan anggaran relatif rendah.

Terlebih menurutnya kasus positif Covid-19 harian masih terus meningkat. Karena itu wajar jika diperlukan upaya dan strategi khusus agar masyarakat menjalankan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari hari. "Bisa dengan pengerahan tentara dan polisi besar-besaran ke lapangan demi mendisiplinkan masyarakat," cetusnya.

Lebih lanjut dia melihat hal yang terpenting perlu dilakukan adalah menghubungkan titik titik (connecting the dots) kekuatan yang ada. Semua itu demi kebijakan yang lebih efektif dalam menangani Covid-19 dan juga dalam menjalankan program pemulihan ekonomi.

"Artinya ada fungsi komunikasi dan koordinasi yang harus diperkuat. Termasuk antara kementerian lembaga di pusat dan juga di daerah," ujarnya.

(Baca Juga: UMKM Jadi Tumpuan Menggerakkan Ekonomi)

Selanjutnya Tim Satgas Covid-19 juga harus menerapkan strategi de-bottlenecking atau memecah kebuntuan dari saluran saluran yang terhambat. Sehingga lebih efektif saat melaksanakan dan mengeksekusi program pemulihan ekonomi nasional.

"Jadi harus diidentifikasi saluran mana yang macet. Dijelaskan posisinya, kenapa, dan dicarikan solusinya. Misalnya yang jelas adalah serapan anggaran yang masih rendah. Maka perlu dicari penyebab dan kemudian solusi yang cepat dan praktis," ujar Dendi.

Sementara itu Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin menilai pemerintah pusat telah melakukan upaya yang terbaik atau sudah all out. Namun menurutnya pihak yang jauh dari optimal adalah pemerintah daerah. Terutama dalam melakukan kontrol atas penyebaran corona.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1713 seconds (0.1#10.140)